CHAPTER 5

7.5K 626 77
                                    

Masih menunggu -- pemuda bermata elang itu berdiri tepat di depan pintu berwarna coklat yang tidak lain adalah rumah kelinci manis nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih menunggu -- pemuda bermata elang itu berdiri tepat di depan pintu berwarna coklat yang tidak lain adalah rumah kelinci manis nya.

2minggu sudah sejak kejadian pertemuann nya dengan xiao zhan. Yibo bahkan menjaga xiao zhan tanpa rasa lelah sedikit pun. Dan saat pemuda manis itu mulai tersadar.

Xiao zhan mengacuhkan nya. Hingga saat ini belum ada sepatah katapun yang yibo dengar dari pria bergigi kelinci itu. Sakit ? Tentu saja . Tapi bagi yibo, ini adalah anugrah. Karna dengan tuhan mempertemukan mereka saja , itu sudah cukup teramat sangat cukup.

Pemuda bermata elang itu tidak menginginkan hal lain selain simanis xiao zhan dan buah hati mereka.

--

Langit terlihat tidak bersahabat. Malam telah datang dan rintik hujan pun terdengar.

Namun ?

Tidak ada sedikit pun suara langkah kaki bergeser. Ya !! Yibo masih setia berdiri disana - ditengah rintik hujan pada malam hari. Tanpa coat tebal yang menutupi tubuh ramping nya.

Wajah tampan itu meringis sendu -- Ia menangis, karna tetesan air hujan, Yibo bersyukur liqued bening nya tidak akan terlihat oleh orang lain.

Suara pintu terbuka. Dengan cepat wajah tegas nya beralih. Namun wajah itu kembali tertunduk saat mendapati Wang mei lah yang membuka pintu.

Yibo hanya tersenyum kecut -- wanita paruh baya itu berjalan menghampiri Yibo, sebuah payung berwarna biru tergerai, melindungi pemuda bermata elang tersebut dari tetesan hujan

Wang mei berkata "Pergilah" ujar nya lembut "kau bisa kembali esok hari"

Yibo menengadah dengan tatapan tanpa ragu "Xie xie" ujar nya "tapi anda tidak perlu mengkhawatirkan ku, biarkan aku disini" pemuda bermata elang itu tersenyun tipis

Wang mei bisa apa ? Ia memang sangat menyesali kebodohan pemuda tampan itu yang menelantarkan anak kesayangan nya. Tapi biar bagaimanapun wang mei bisa merasakan bahwa yibo benar benar mencintai anak tertua nya itu.

Dengan berat hati wang mei pun kembali manarik payung berwarna biru yang ia bawa. Tentu saja kalau pun wang mei memberikan nya pada yibo, pemuda itu pasti enggan menerima payung pemberian nya tersebut.

--

Hujan masih sama -- namun sudah satu jam Yibo berdiri disana, malam pun semakin dingin. Bibir tipis nya mulai bergetar, kedua tangan nya bersedekap. Karna seperti nya hujan akan semakin lebat dan angin berhembus lebih kencang -- seolah akan datang badai.

Xiao Zhan Is Mine S.2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang