17

327 52 0
                                    

Kadang, kamu memilih tuk terlihat bahagia karena tidak ingin menjelaskan mengapa kamu bersedih pada mereka yang bahkan tak berusaha tuk mengerti; Quote by-katakata.co.id
______________________________________

id______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______________________________________

"HEH, Sisir!" panggil Nabila mendatangi meja Sisil. Sisil melirik gadis itu melalui celah majalah fashion yang sedang dibacanya. Enggan merespon ucapan Nabila, Sisil kembali berkutat pada majalahnya.

Nabila pun terpaksa menarik majalah itu hingga jatuh ke lantai. Berhasil, kini Sisil berganti menatap jengah wajahnya. "Mau lo apa sih? Lo gatau gue lagi sibuk," sahut Sisil.

Nabila tersenyum mengejek, "Sibuk? Heh, kita ini di sekolah. Sibuk tuh baca buku pelajaran, bukannya baca majalah fashion!" timpal Nabila, dingin. Sisil membuang wajah, "Kayak emak-emak ngomel," desisnya. Membuat Nabila mendelik marah.

"Apa lo bilang?" Emosi Nabila tersulut. Namun gadis itu buru-buru menenangkan dirinya, tujuan dia berurusan dengan Sisil bukan untuk menimbulkan masalah.

Nabila menghirup nafas dalam-dalam dan menetralkan raut wajahnya menjadi kembali santai. "Kenapa Red nggak masuk hari ini?" tanya Nabila. Sisil mengangkat wajahnya seraya menyeringai, "Butuh lo?"

Tangan Nabila mencengkeram rok seragam sekolahnya. Andai ada orang lain yang bisa ia tanyai, Nabila tidak akan mau bertanya pada Sisil. "Dia nggak jawab telepon gue. Dan pa-car-nya, Kevlar-dia juga gatau." Nabila sengaja menekan bagian kata pacar dan berhasil mempengaruhi Sisil.

"Terus kenapa lo tanya sama gue, hah?" Nabila tersenyum puas, gadis itu mudah agresif saat dengar nama Kevlar. Dan Nabila senang melihat Sisil tidak nyaman. "Eh bego, lo kan tinggal satu rumah sama Red. Dan cuma lo satu-satunya orang yang tau keberadaan Red. Kalau bukan karena fakta itu, gue juga nggak sudi ngelakuin ini," tukas Nabila, setengah berbisik.

"Dia habis masuk rumah sakit. Lo tau apa yang terjadi sama dia?" Sisil berkata misterius. Nabila memicingkan mata, "Apa maksud lo," gumam Nabila, mengintimidasi.

Sisil menyeringai, "Dia nggak bisa gerakin tangan kanannya. Se-la-ma-nya." Tepat setelah itu, Nabila merasa jatuh ke dasar jurang paling dalam sedunia. "Mungkin sekarang dia nggak bakal bisa sekolah normal seperti kita. Mungkin pindah ke SLB? Hahaha. SLB.... " seloroh Sisil sambil geleng-geleng kepala.

Nabila berbalik mengambil tas sekolahnya, lalu menepuk pundak Roni si ketua kelas. "Ron, hari ini gue ijin. Ada urusan tentang kasih sayang seorang teman. Ini penting banget sampai ngalahin masalah terpenting FBI. Gue udah ijin, awas aja kalau lo tulis gue alpha. Bye, gue cabut!" Nabila menjelaskan tanpa jeda, kemudian berderap pergi keluar kelas tanpa memberi lawan bicaranya kesempatan menjawab.

Roni menggaruk-garuk kepala bingung melihat Nabila. Urusan pertemanan seperti apa sampai membuat gadis itu sangat terburu-buru.

Nabila melajukan mobil miliknya secepat mungkin sampai di rumah Red. Dan sesampainya di sana, Nabila lekas berlari memasuki rumah itu.

Most Wanted Vs Most Gangster (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang