09

394 58 0
                                    

Ketika cinta memanggilmu maka dekatilah dia walau jalannya terjal berliku, jika cinta memelukmu maka dekaplah ia walau pedang di sela-sela sayapnya melukaimu; Quote by-Khalil Gibran
______________________________________

______________________________________

SEMUA siswa sudah tau betul, apa yang seharusnya dilakukan usai bell mata pelajaran terakhir telah berdenting. Mengemasi barang-barang dan keluar dari kelas menuju rumah yang kali itu berubah menjadi surga dunia bagi mereka.

Sisil menjulurkan leher ke atas dari samping pos gerbang sekolah, berusaha mencari sosok Kevlar di antara ratusan siswa yang sedang berjalan meninggalkan halaman sekolah. Enggan pulang ke rumah seperti pemikiran siswa lainnya sebelum dia bisa bertemu Kevlar.

"Ferris!" Sisil melambaikan tangan setelah melihat Ferris, salah satu teman dekat Kevlar. Percakapan Ferris bersama salah seorang temannya menjadi terhenti dan berpaling menatap heran Sisil.

"Lo tau nggak dimana Kevlar? Kenapa lo nggak pulang bareng dia?" Sisil berlari menghampiri laki-laki itu untuk bertanya. "Kevlar di kasih hukuman tambahan sama

Pak Hadi. Dia ada di taman," jawab Ferris setelah melakukan perpisahan dengan teman bicara sebelumnya.

"Di hukum?" tanya Sisil lirih, bayangannya kembali ke hari kemarin saat ia melihat keributan antara Kevlar dan Natha akibat Red.

***

" ♫ Aku yang tak akan melepaskan. Kamu yang mengenggam hatiku. " Karena bosan terlalu lama menetap dalam keheningan, Red memutuskan untuk bernyanyi-mengisi kekosongan.

Kevlar menjatuhkan setumpukkan sampah rumput ke polybag besar dan menoleh begitu mendengar suara nyanyian Red.

" ♫ Kita tak kan mungkin terpisahkan. Biarlah terjadi apapun yang terjadi. " Desiran angin tenang menerbangkan sedikit anak rambutnya. Kevlar terpana, ia tau bukan waktu yang tepat saat terpesona hanya karena melihat seorang gadis sedang menyapu dan bernyanyi.

Kevlar seolah merasa familiar pada lagu itu. ' Lo inget nggak sih sama gue? '

Kevlar mendadak mengingat percakapan mereka berdua saat di toilet tadi siang.

' Lo cewek yang kemarin tumpahin minuman di baju gue. Ya, gue inget banget. '

' Bukan itu. Jauh sebelum kita jadi siswa di sini. '

Tiba-tiba sekilas ingatan di masa lalu masuk memenuhi pikiran Kevlar. Saat itu usianya masih anak-anak, dia menampar pelan pipi gadis cantik yang baru diselamatkannya akibat jatuh tenggelam ke danau.

Tetapi gadis itu tak kunjung membuka mata dan membuat Kevlar gelisah.

Papa Kevlar adalah seorang dokter, dan ia pernah melihat seseorang melakukan tindakan pertolongan pertama dengan memberikan nafas buatan atau CPR di rumah sakit.

Pipi Kevlar bersemu merah saat sedang memikirkan tentang apa yang akan ia lakukan pada gadis itu. Kevlar menggeleng-gelengkan kepala. "Aku tetap harus menolongnya!" gumam Kevlar, meneguhkan pendirian.

Kemudian, ia memperpendek jarak di antara mereka. Kevlar mendekatkan bibir mereka dan memberi nafas buatan untuk gadis itu.

Kevlar sontak meraba bibirnya setelah ingat mengenai kejadian di danau 5 tahun lalu bersama gadis yang juga sama-memiliki nama Redita.

Red menoleh dan tersenyum manis saat Kevlar ketahuan sedang mengamatinya. Kevlar terkejut, jadi gadis 5 tahun lalu dan gadis yang kini di lihatnya adalah orang yang sama.

"Nama kamu siapa?" Kevlar kecil bertanya. Sementara Red yang baru tersadar dari pingsannya menatap heran keberadaan Kevlar. "Na..namaku, Redita. Kamu, siapa?"

Red adalah pemilik ciuman pertama Kevlar. "Gila," gumam Kevlar, baru menyadari kenyataan ini.

Lalu apa artinya semua ini? Kedatangan Red dan segala keterkaitan gadis itu dengan semua masalahnya?

"Kenapa?" Red bertanya, meski sebenarnya sangat suka ditatap lama oleh Kevlar. Kevlar bergegas membuang wajahnya, kemudian menggaruk-garuk tengkuk yang tak gatal-salah tingkah.

Mengetahui bahwa Red adalah pemilik ciuman pertamanya, Kevlar menjadi sedikit canggung untuk berhadapan dengan gadis itu. Tapi kira-kira, apa Red tau jika Kevlar pernah menciumnya?

Kevlar mencoba melirik Red sekali lagi, tapi gadis itu sudah menghilang dari posisi terakhirnya. Kevlar bingung dan memutar kepala.

Tepat setelah itu, ia merasa sebuah air menyemprot wajahnya. "Uppss.." ringis Red, tidak sengaja mengarahkan selang airnya ke wajah Kevlar.

Red ingin menyingkat tugas mereka agar Kevlar bisa cepat pulang, namun sepertinya dia kembali membuat Kevlar marah.

"Maaf.." cicit Red sambil menatap cemas wajah basah Kevlar.

Kevlar mendengus kemudian menyeringai. "Serius Kev, gue nggak sengaja," ulang Red, kali ini dibarengi tanda peace jari tangannya ketika melihat Kevlar berjalan mendekat ke arahnya dengan tampang galak.

Kevlar merebut selang di tangan Red dan membuat Red terkejut atas perbuatannya. "Sorr..eh..eh. Kev basah nih!" Red merentangkan tangan, berusaha menghalangi semprotan air dari Kevlar ke tubuhnya.

"Haha, sukurin lo!" balas Kevlar, girang. Rambut Red basah kuyub dibuatnya dan dia memanyunkan bibir sambil menatap kesal laki-laki itu.

Kevlar ingin memulai perang ternyata. Red berlaga preman dengan melipat lengan seragamnya ke atas, lalu mengambil selang lainnya dan menyemprotkannya ke tubuh Kevlar.

"Hahaha, kena!"

"Sialan, awas ya lo!"

Dan kemudian, perang air dimulai. Kevlar berlari sambil menodongkan selang ke Red yang mencoba lari dari kejarannya. Tak memperdulikan tugas menyiram mereka sebelumnya, baik Kevlar dan Red masing-masing larut dalam permainan yang mereka buat.

Tanpa mereka sadari juga, Sisil tengah berdiri di lorong memperhatikan mereka dengan cemburu. Melihat Kevlar, calon tunangannya lagi-lagi berurusan dengan seorang gadis bernama Red itu. Apalagi kali ini, Kevlar terlihat sangat bahagia.

Tidak peduli seberapa baik Red di awal pertemuan mereka, kini Sisil membencinya. Karena Red telah merebut milik Sisil, yaitu Kevlar.

***

Red dan Kevlar berbaring bersisian di halaman rumput taman sekolah. Lelah setelah bermain kejar-kejaran. Tak terasa waktu pun sudah berlalu dengan begitu cepat, hampir pukul 5 sore dan mereka masih ada di sekolah. Dalam kondisi basah kuyub dan kotor sekaligus.

Jika ibu Hanna ada di rumah, Red pasti sudah kena omel. Tapi sebagai gantinya ada Nabila di rumah, dan gadis itu siap memberi pertanyaan menyudutkan tentang penyebab dari semua kekacauan Red.

"Gadis danau." Kevlar bergumam, memecahkan keheningan antara mereka. Red menoleh, menatap wajah Kevlar dari samping.

Tak pernah terbayangkan oleh dia, bisa berbaring sedekat ini bersama Kevlar. Apalagi dengan menikmati keindahan langit serta wajah tampan Kevlar. "Gadis danau?" Red mengulang perkataan Kevlar dengan wajah tidak mengerti.

Kevlar ikut menoleh ke samping, menatap manik mata coklat madu milik gadis di sebelahnya. Dia mengangguk, "Gue inget. Pertemuan kita di danau."

Mata Red melebar, ia bahkan belum memberikan topi milik Kevlar ke laki-laki itu sebagai media pengingatnya dan sekarang Kevlar sudah mengingat dia secara mendadak.

Ini aneh, Red ingin tau alasan Kevlar bisa mengingatnya. Tapi itu tidak penting sekarang, yang terpenting, Kevlar mengingatnya. Kevlar, INGAT!

Akhirnya, usaha perjuangan cinta Red ada kemajuan. Tak peduli seberapa susah Red melewati segalanya jika nanti itu bisa membuat Red bersatu dengan pemilik cinta pertamanya itu. Karena semua cinta, memiliki kisah panjang penuh rintangan.

Most Wanted Vs Most Gangster (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang