Cuma cerita norak tentang cewek kelewat polos bernama Redita Hildegard, si buta dari gua cinta yang nggak pernah capek ngejar-ngejar perhatian dari sang most wanted CiputraㅡKevlar Putra Liandra, kapten tim basket yang cakepnya bikin cewek-cewek hist...
Aku selalu berfikir cinta itu artinya ingin selalu bersama seseorang, yang sebenarnya sangat berharga dalam hidupku; Quote by-Itsuki ______________________________________
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
______________________________________
'IZINKAN gue buat jadi kaki lo Red. Gue bakal gendong sebagai pengganti kedua kaki lo. Supaya lo bisa terus jalan di atas dunia. Menjalani kehidupan lo lagi. '
Setelah mengatakan itu pada Red, Natha bergerak memeluknya. Red mencoba melepas pelukan Natha, namun Natha malah semakin mempererat pelukan di antara mereka.
Red menyerah, lagi pula ia memang sangat membutuhkan bahu seseorang untuk menangis sekarang. Karena kesedihannya mengenai Kevlar, karena kenyataan Natha adalah cinta sejatinya, dan karena kenyataan selama ini Red jatuh ke dalam cinta yang salah.
Tangan Red bergerak memeluk leher Natha, dagunya ia sandarkan di bahu laki-laki itu dan kemudian Red menangis lagi. Lebih kencang dari sebelumnya malah.
Anehnya, ia merasa lebih nyaman menangis dalam posisi ini. Meskipun hatinya di rundung rasa duka, ia lega karena nyatanya, ia tidak sendirian. Ada Natha disampingnya dan dia tidak akan meninggalkan Red.
Natha menyelimutkan jaketnya di tubuh Red, karena lelah menangis dan meraung tidak jelas—gadis itu akhirnya tertidur. Lalu kini Natha terpaksa harus mengantar Red pulang menggunakan taxi.
Ia tersenyum tipis melihat wajah damai Red saat terlelap. Natha membelai pipi Red dengan sayang. Rangkaian kejadian antara dirinya dan Red terbentuk menyerupai sebuah film dalam imajinasinya. Mulai saat pertama kali mereka bertemu di lapangan basket sampai kejadian hari ini.
Apapun perasaan Red untuk Natha, Natha akan selalu mencintai Red. Ia sangat bersyukur bisa bertemu dengan sosok ceria seperti Red, dan melihat sosok ceria itu bisa menangis, Natha jadi tahu bahwa Red adalah penyembunyi perasaan yang baik.
"Makasih pak," kata Natha usai memberi bayaran kepada supir taxi sambil menggendong tubuh Red ala bridal style.
Sisil meloncat dari atas kursi pelantaran rumah saat melihat Natha menggedong Red di gerbang. Mereka tertahan oleh perbincangan satpam penjaga rumahnya, dan Sisil menggunakan kesempatan itu untuk mendekat lalu memotret mereka secara diam-diam.
"Bukannya kamu anak yang ngintipin rumahnya non Redita dulu ya!" Natha meneguk ludah. Satpam ini masih mengingat wajahnya ternyata. "Eh, i..iya pak. Maaf ya." Pak Tono memicingkan mata curiga kemudian terfokus pada sosok majikannya di gendongan Natha.
"Lah itu, non Redita kenapa? Habis kamu apa-apain ya!" tuduh Pak Tono. Sisil menguping pembicaraan mereka dari balik semak-semak. "Enggak pak. Jangan suudzon dulu," bela Natha. "Ini Red lagi tidur, jangan berisik," sambungnya kemudian.
"Natha?" Percakapan mereka terinterupsi oleh kedatangan bapak Rafa dari dalam rumah. "Kenapa di sini? Dan Red?" Rafa menunjuk Red di gendongan Natha, "Kenapa bisa sama kamu," lanjutnya, bingung.