18

334 51 1
                                    

Hanya bisa berusaha kuat, berusaha tegar, untuk tidak menangis ketika Tuhan menghadirkan cinta yang salah; Quote by-katakata.co.id

______________________________________

DI seret kembali ke rumah orang tuanya, kini Natha berakhir menjadi bahan introgasi mama dan papanya. Tanpa berniat menjawab semua pertanyaan dari Andiㅡpapanya, Natha hanya mematung di hadapan Andi dan Dena.

Entah sudah ke berapa kali Andi mendengus marah akibat respon diam putra sulungnya itu. "Jangan buat kesabaran papa habis, sekarang papa tanya lagi. Untuk yang ter-akh-ir kali," tekan Andi, memberi jeda.

"Kenapa kamu nggak pergi ke sekolah?" Natha menaikkan bahu, kemudian mengacuhkan orang tuanya lagi. Andi melongo melihat respon kurang ajar anaknya. Andai Natha bukan darah dagingnya, Andi tidak mungkin mau menyia-nyiakan waktunya untuk anak itu.

"Udah bosen belajar? Mau langsung kawin? Siapa yang mau sama anak bejat kayak kamu, hah!" Andi mulai kalap. Dena mengelus pundak suaminya agar kembali tenang. Lalu menatap wajah Natha cemas.

"Natha, jangan sepe-"

"Kalian bahkan nggak cari Natha saat Natha hilang. Lalu tanya kabar? Boro-boro tanya kabar, tanya Natha selama ini tinggal dimana aja, enggak kan?" Natha menyela ucapan mamanya.

Dena menunduk, air matanya hampir jatuh. "Tau apa kamu hah! Kamu itu introspeksi diri dulu, lihat apa kamu juga tanya kabar mama sama papa! Enggak juga kan?" Natha mendapat serangan telak dari papanya.

"Mama, sama papa. Apa kabar?" tanya Natha, matanya berkaca-kaca. Dena dan Andi tertegun. "Natha selalu ingin ngomong kayak gitu pa! Tapi kalian nggak pernah kasih Natha kesempatan!" lanjut Natha, berjuang menahan agar tidak menangis dan menjadi cengeng.

"Yang kalian lakuin ke Natha cuma marah, marah dan marah. Gilang bilang, semua remaja wajar ngelakuin hal onar. Dan orang tua mereka nggak ada yang sampai seperti kalian! Karena apa? Karena kalian sudah punya Bobby, anak yang selalu buat kalian bahagia tanpa peduli soal keberadaan Natha lagi!"

Buggkk!!

Natha tersungkur ke lantai.

Dena menjerit kaget saat Andi melayangkan pukulan ke wajah anaknya. "Jaga omongan kamu! Kalian berdua sama-sama anak papa." Natha tersenyum kecut, benar-itulah kenyataan terburuknya. Kenapa, dia harus menjadi anak papanya?

Natha bangkit dan melangkah lemas menuju pintu. Hendak pergi meninggalkan rumah orang tuanya lagi. Masalah ini tidak akan pernah selesai, tidak pernah sekalipun, fikir Natha. Hanya bisa menangis dalam hati.

***

Setelah mengirimi Kevlar pesan agar menemuinya di Kafe dekat sekolah, kini Red datang lebih awal dan memilih bangku dekat jendela.

Dia harus menanyakan masa depan hubungan mereka di saat Kevlar sesungguhnya sudah berstatus calon suami Sisil. Lalu setelah masalahnya selesai dengan Kevlar, baru Red akan berbicara dengan Sisil.

"Hah.." Red menghela nafas, jantungnya berdegub kencang dan hatinya tidak tenang ketika memikirkan tentang apa yang akan ia bahas bersama Kevlar nanti. Bisa saja setelah ini, hubungan mereka berakhir. Dan Red mencoba mengantisipasi perasaannya untuk kenyataan terburuk itu.

"Udah lama?" Red tersenyum dan menggeleng saat Kevlar telah datang. Duduk di kursi sebrang dan kini berhadapan dengan posisinya.

Seorang pelayan lalu datang sambil membawa satu mosktail untuk Kevlar dan satu fruit tea untuk Red. "Aku udah pesenin minuman kesukaan kamu duluan. Gak apa-apa kan?" Kevlar mengangguk tidak masalah.

Most Wanted Vs Most Gangster (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang