13

344 53 1
                                    

Aku telah berkorban penuh luka. Untuk memilihmu, meski dunia seolah buta ; Quote by-Miftahfarid
_

_____________________________________

______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______________________________________

"RED!! Itu mobil nyokap bokap lo!!! Mereka udah balik!!" Red baru saja akan berbalik masuk ke dalam rumah sebelum Nabila tiba-tiba berteriak menunjuk-nunjuk sesuatu di belakangnya.

Red menoleh dan sontak mengulas senyuman lebar melihat mobil toyota milik bapak Rafa akhirnya kembali. Nabila dan orang tuanya ikut berlari menuju teras, menyambut kedatangan Hanna dan Rafa.

Ingin rasanya Red berlari dan memeluk erat kedua orang tuanya sebagai ungkapan rasa rindunya selama ini. Namun Red mati-matian harus menahan perasaan itu setelah melihat mama dan ayahnya keluar menggunakan pakaian berkabung.

Diikuti satu gadis yang keluar dari bagian kursi tengah, baik itu Red maupun Nabila-keduanya tercengang melihat bahwa gadis yang turun bersama orang tua Red adalah Sisil.

"Sisil."

"Sisil?" Nabila dan Red bergumam keheranan.

Hati Red mencelus ketika mamanya mengenggam erat tangan Sisil dengan antusias sambil membawa gadis itu mendekat ke mereka.

"Ini Sisil, mulai sekarang. Dia akan jadi saudara kamu," kata Hanna. Tanpa sapaan khusus untuk putri kandungnya atau pelukan rindu, Hanna malah mengatakan sebuah hal mengejutkan.

Red menyembunyikan kekecewaannya melalui senyuman. "Sisil, kenapa lo tiba-tiba jadi saudara gue? Haha, lucu." Red menonjok pelan bahu gadis di hadapannya. Dan semakin membuat Sisil menunduk kikuk.

"Oh iya, Sisil kan siswa SMA Ciputra juga. Kalian sudah saling kenal?" Hanna bertanya sambil menatap Red dan Sisil bergantian. Red mengangguk, "Kita sekelas malah."

Hanna menghela nafas lega, "Syukur deh. Dan banyak yang harus mama jelasin ke kamu. Tapi itu bisa nanti aja, yang penting, kalian harus jadi saudara yang akur."

"Oh ya, makasih ya Nabila lalu mba Sindy sama mas Ahmat juga, makasih sudah jagain Red. Kita datengnya nggak bilang-bilang, kenapa kok bisa kebetulan lagi kumpul semua?" Hanna bertanya.

"Itu tante, Red habis ma-hmmpptt...!" Red membungkam mulut comber Nabila. "Nggak ada apa-apa kok ma. Kebetulan aja, ya nggak om? tan?" Red memberi kode mata pada Sindy dan Ahmat sehingga membuat pasangan itu terpaksa mengangguk.

"Yaudah. Kalau gitu, ayo masuk. Mama bantuin Sisil beres-beres barang dulu," kata Hanna, lalu masuk ke dalam rumah bersama Sisil dan melewati Red begitu saja tanpa mengucapkan apa-apa.

Tubuh Red membeku, apa ibu Hanna sama sekali tidak rindu padanya? Red mendongak menatap ayahnya, Rafa dan Ahmat sibuk mengeluarkan beberapa barang bawaan Sisil dari garasi mobil. Apakah bapak Rafa juga akan bersikap demikian?

Most Wanted Vs Most Gangster (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang