Lembaran Baru. Part 1

22 4 0
                                    

Seperti salju yang baru saja turun. Bernafaslah seperti pertama kali.
-BTS, 00:00 (Zero O'clock)

Pagi yang biasa di SMA Bintang. Rutinitas setiap pagi di kelas 11 IPS 2 adalah konser mini yang dipimpin oleh Sora. Teman sekelasnya pun jadi ikut-ikutan. Hanya saja Vero dan Anisa yang termasuk golongan waras diantara yang lain. Setelah menyanyikan satu lagu Sora duduk dibangkunya dan mengeluarkan seputung rokok. Sora menghisap rokok itu sambil melihat sekeliling.

Kelas yang sangat rempong. Rasanya senang kalau semua orang senang. Apalagi yang membuat mereka senang ia sendiri. Sora memasang earphone di telinganya. Sora memejamkan mata.

"Woy beresin woy, pak Budi datang". Teriak Vero yang memiliki tugas jaga pintu. Seluruh kelas dengan cepat membereskan bangku-bangku yang tertata rapi didepan kelas untuk konser tadi. Pak Budi datang memasuki kelas.

"Selamat pagi anak-anak". Salam pak Budi.

"Pagi pak". Serentak sekelas menjawab salam.

Pak Budi melihat Sora yang sedang santai duduk sambil merokok dan mendengarkan musik lewat earphone. Pak Budi menelpon seseorang. Untuk beberapa menit orang yang ditelpon pak Budi pun datang.

"SORAYA!!!".

"Astaga pak Bambang. Lah kok pak Bambang bukanya waktunya pak Budi ya".

"Kamu lihat depan ada siapa. Dan saya kesini atas panggilan beliau".

"Eh pak Budi udah datang. Good morning pak".

"Telat good morning, good morningnya. Apa yang kamu pegang Soraya". Tanya pak Budi.

"Rokok pak. Astaga. Eh pak Bambang gak hukum saya karena rokok kan". Pak Bambang melotot pada Sora. " Iya iya saya dihukum, tapi nanti saja pak. Pas pulang ok".

"Kalau nanti pas pulang kamu bersihin lapangan basket. Tenang saja sekarang kan lapangan basket sudah indoor. Gak bakalan panas".

"Iya pak".

"Bagus, pak Budi saya keluar permisi". Pak Bambang keluar kelas.

"Baik anak-anak. Hari ini kita kedatangan murid baru, kamu yang diluar silahkan masuk". Siswa yang sedari tadi berada di luar kelas memasuki kelas. "Perkenalkan diri kamu".

"Perkenalkan nama saya Zyan Milee Adnan. Semoga kita bisa menjadi teman yang akrab". Dia anak baru itu. Ia lumayan tinggi dan ekhem... tampan.

"Anak-anak Zyan ini anaknya pak kepsek. Baiklah Zyan kamu silahkan duduk, tapi maaf bangku yang tersisa hanya di belakang samping kanan Soraya".

"Tidak masalah pak". Zyan melangkagkan kakinya menuju bangku belakang.

Zyan duduk dan menghadap ke Sora.

"Um hai kenalin". Zyan mengulurkan tangannya tapi tidak dihiraukan oleh Sora. Dan pelajaran pun dimulai.

***

Bel istirahat berbunyi. Sora hari ini tidak lagi mood untuk makan di kantin.

"Sa lu bawa bekal gak?".

"Umm sorry Ra. Tadi gue telat bangun gak sempet bikin bekal, kita ke kantin yuk".

"Gue males Sa". Tiba-tiba Zyan datang menuju bangku Sora dan mengulurkan tangannya pada Anisa.

"Kenalin gue Zyan dan lu?". Anisa mengulurkan tangannya dan mereka berdua bersalaman.

"Anisa". Anisa melepaskan tangannya

"Oh salam kenal. Dan lu Sora ya".

"Eh kok kalian kenal?". Anisa menatap mereka bergantian. Sora melirik sebentar ke Zyan dan langsung pergi keluar kelas.

"Zyan sorry ya. Kelakuan tuh anak emang gitu".

"Iya gak apa apa".

"Kalau gitu gue mau nyusul tuh anak, bye".

"Bye". Anisa meninggalkan Zyan dan mengejar Sora.

"Ra lu cepet banget sih kalau lari capek gua".

"Lagian siapa suruh lo lari".

"Cih pedes amat tuh mulut, sudahlah yuk kekantin".

Sesampainya di kantin. Anisa dan Sora duduk dibangku pojok. Entahlah dari dulu Sora suka sekali duduk dibangku pojok.

"Biar gue aja yang pesenin, lu mau apa?".

"Kesambet apa lu?".

"Tahi lu Ra gue baik salah gue--".

"Udah jangan diterusin sana pesenin. Gue mau bakso sama es teh".

"Ok". Anisa pergi meninggalkan Sora. Sora mengambil handphone dari saku roknya. Sekitar sepuluh menit Anisa datang.

"Nih bakso sama es teh lu".

"Thanks".

"Yoi". Dipertengahan makan bakso ada dua cowok yang menghampiri mereka.

"Ada Anaconda lagi makan bakso nih, bagi dong". Cowok itu langsung merebut sendok dari tangan Anisa dan memakan satu bakso yang ada di mangkuknya.

"Dasar lu si kutu kupret main makan aja bakso gue".

"Ya elah pelit amat Anaconda , Je pesen makanan sana".

"Oke bro". Salah satu cowok itu pergi memesan makanan. Dan yang memakan bakso duduk disamping Anisa.

"Anaconda tumben lu ganti temen?".

"Ganti temen gimana?".

"Bukanya lu temenan sama siapa itu hmm... kok mendadak lupa ya. Yang pasti dia itu rambutnya kaya cowok gitu".

"Sora. Lah depan gue kan Sora Kutu Kupret ".

"Eh jadi ini Sora. Udah panjang aja tuh rambut. Perasaan dulu rambut lo hitam deh".

"Di cat kali Kutu Kupret".

Cowok yang memesan makanan pun datang.

"Nih bro makanan lu". Cowok itu duduk disamping Sora.

"Thanks bro, Lagian ya Anaconda kenapa sih lu mau temenan sama anak yang gak jelas kaya dia". Sora diam tidak melanjutkan makannya. Tujuh detik kemudian Sora melanjutkan memakan baksonya.

"Woy Kutu Kupret kalo ngomong dijaga ya. Emm Ra sorry ya. Bay the way ini sepupu gue Ra. Daniel". Sora tidak mengubriskan ucapan Anisa. Tiba-tiba cowok yang tadi memesan makanan mengulurkan tangannya pada Sora.

"Emm kenalin gue Jean temennya Daniel dan Anisa". Sora sama sekali tidak menoleh ke Jean.

"Sora". Jawab Sora singkat.

Zyan datang menuju bangku yang mereka duduki.

"Boleh gabung gak?".

"Boleh dong, sini". Anisa memberi tempat untuk Zyan duduki. Zyan duduk ditempat yang disediakan Anisa. Mereka berlima meneruskan makan. Dikeheningan itu Zyan mengeluarkan suara.

"Ra lu inget gue gak. Kakaknya Zoey". Sora tetap diam.

"Emang dulu kalian pernah bertemu?". Tanya Anisa.

"Pernah dulu". Ucap Zyan yang membuat Sora berdiri dari tempatnya.

"Gak dihabisin makannya?".

Sora meninggalkan mereka tanpa mengeluarkan satu kata pun. Anisa yang melihatnya hanya menghela nafas. Hari ini dia kenapa sih?. Batin Anisa.

"Tuh liat Anaconda temen lu, gak punya akhlak dia. Main pergi aja, kagak pamitan".

"Diam lu Kutu Kupret".

Jangan lupa vote dan comment ya👍

TEARS | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang