Tears. Part 1

18 4 0
                                    

Kita tak pernah bertemu dengan orang yang salah. Hanya saja ada yang menjadi teman, ada juga yang menjadi pelajaran.
-Senjaka.ig

Semenjak kejadian di pernikahan Alvin. Sora lebih senang berada di rooftop untuk menenangkan dirinya. Memandang langit membuat dirinya tenang dan segar kembali. Sora sangat menyukai langit. Kecuali, saat sedang mendung ditambah dengan kilatan petir.

Sudah 60 menit Sora berada di rooftop. Akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke kelas.

Diperjalanan menuju kelas, para siswa-siswi dikoridor kelas IPA maupun IPS sedang berbisik-bisik saat menatap Sora. Dengan wajahnya yang datar Sora menuju salah satu siswi.

"Ada apa sih?". Tanya Sora yang membuat siswi itu gelagapan. "Gue bilang ada apa?". Suara Sora naik beberapa oktaf. Tak lama Anisa menghampiri Sora.

"Woi Ra. Ikut gue!". Titah Anisa.

"Kemana?".

"Ke Mesir, mau lihat perkembangan mummy. Elah pake nanya entar lo juga tahu". Kemudian Sora tersenyum dan merangkul pundak Anisa.

"Dasar pembunuh". Ujar siswi yang ditanya Sora tadi. Tapi Sora tidak mengubrisnya dan melanjutkan perjalanannya. Lama-lama orang dikoridor sana mengatakan hal demikian.

Karena merasa marah, Sora berlari menuju siswi tadi. Setelah melihatnya Sora langsung mencekiknya.

"Apa maksud lo huh?". Siswi tersebut kehabisan nafas. "Kalau punya mulut tuh ngomong. Gue bilang jawab!". Anisa langsung menarik tangan Sora dari leher siswi tersebut.

"Ra jangan gini dong. Udah jangan diladenin". Kemudian Sora menurunkan tangannya dan berjalan mengikuti Anisa.

Ternyata Anisa mambawanya menuju rooftop lagi. Kini mereka sedang tatap menatap.

"Jadi gini tiga hari yang lalu. Gladis menyuruh beberapa orang untuk mencari informasi tentang kehidupan lo. Sepertinya orang suruhan Gladis sudah menemukan Hisya, otomatis Hisya akan bercerita mulai pertama kali bertemu lo dan masalah om Rey meninggal. Secara Hisya menuduh lo sebagai pembunuhnya. Dan Gladis akan menyebarkan gosip jelek tentang lo". Sora mengangguk ngerti.

"Dari mana lo tahu kalau Gladis yang menyebarkan gosip ini?".

"Kak Alvin yang beritahu gue". Ucap Anisa dengan menunjukkan handphone yang berisi pesan dari Alvin.

"Tapi dari mana orang suruhan Gladis tahu kalau ada Hisya yang akan menjadi sumber informasi?".

"Mungkin dari tetangga lo".

"Gini ni yang bikin gue ingin punya rumah di tengah hutan. Biar kagak punya tetangga gue".

"Hahaha ada-ada aja lo. Nah kalau sudah begini. Gue cuma kasih informasi. Untuk bersihin nama lo. Gue yakin lo pasti bisa". Anisa menepuk pundak Sora dua kali lalu meninggalkannya.

"Benci banget ya. Cih hahahahaha". Kemudian Sora menyalakan handphonenya dan mengirim pesan pada Alvin.

[Sora] Kak Alvin. Thanks.
[Alvin] Untuk apa?
[Sora] Informasinya.
[Alvin] Anisa yang beritahu?
[Sora] Iya.
[Alvin] Iya sama-sama. Gue yakin 100% kalau lo tuh sebenarnya orang baik.
[Sora] Iya kak.

"Em... entar aja deh saat jam kosong. Tunggu pembalasan gue". Di akhir kalimat Sora menyalakan rokoknya dan mulai menghisapnya.

***

Sekitar pukul satu siang. Jam pelajaran anak kelas 12 IPA 5 kosong. Dan tepat saat itu Sora sengaja bolos pelajaran agar dapat membalas perbuatan Gladis.

Saat memasuki kelas tersebut. Sora menatap Gladis yang tengah menggosip dengan kedua temannya. Suara Gladis cukup keras hingga ke telinga Sora.

Ternyata Gladis sedang membicarakan dirinya. Sungguh hebat cerita yang ia dapat. Membuat Sora kagum akan apa yang dibicarakan Gladis mengenai dirinya. Sora melipatkan kedua tangannya dan berjalan ke arah Gladis.

TEARS | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang