Setelah duduk duduk santai. Sora berdiri meninggalkan lapangan dan Daniel. Daniel yang melihat punggung Sora merasa kesal. Udah ditemenin kagak terima kasih. Dasar bad girl. Batin Daniel. Daniel berdiri dan berlari mengikuti Sora.
"Lu ngapain lagi sih? Gue capek liat lu". Geram Sora.
"Nemenin lu sampai dijemput".
"Gue bawa kendaraan". Daniel hanya menganggukan kepala. Mobil kali ya. Pikirnya. Sesampainya mereka diparkiran Daniel tidak melihat satupun mobil yang terparkir.
"Lu naik apaan?". Sora menepuk motor trill yang masih terparkir disana. Ia menaiki motor itu.
"Bentar lu bawa motor".
"Heem".
"Astaga baru pertama kali ini gue ngelihat cewek bad girl kaya lu. Yang ngerokok, pake tindik. Selama ini gue liat cewek tuh kalem, baik. Ini kagak".
"Semua orang itu berbeda. Pemikiran mereka dengan gue juga berbeda. Mereka memilih menjadi cewek yang sangat di idam-idamkan, sedangkan gue cewek yang melakukan apa yang gue mau. Bukan seperti yang mereka mau. Sudahlah gue cabut dulu bye". Sora memasang helm dan segera pergi dari sekolah.
Daniel hanya terpaku. Dia cewek yang sangat beda. Daniel memang terkenal dengan kecerdasannya, sikapnya, dan lain-lain. Terlebih lagi seumur hidupnya saat ini ia tidak pernah jatuh cinta dengan orang lain.
Tapi kenapa hari ini dia merasakan senang dengan sikap cewek yang mencuekinya, kesal dengan keberadaanya, yang menasehatinya bahwa setiap orang tuh beda. Apakah ini yang dinamakan cinta? Ia tidak tahu, mungkin ia belum pernah merasakannya saja. Tapi kenapa dengan cewek bad girl? .
***
Hari jum'at pun tiba. Siswa siswi SMA Bintang menantikan hari ini. Karena menurut mereka semua hari jum'at adalah hari yang paling menyenangkan, karena hari jum'at pelajaran hanya setengah hari dan sisanya akan dilakukan kegiatan ekskul. Bisa dikatakan ekskul itu kegiatan tanpa memikirkan apa-apa.
"Sa gue duluan ya".
"Hati-hati jangan sampe kenapa-kenapa apalagi luka-luka". Sora memberi jempol kepada Anisa.
Sora meninggalkan kelas dan menuju lapangan basket. Saat dilapangan basket ia merasa binggung. Kemana semua orang yang mengikuti kegiatan ekskul basket, kok sepi. Tiba-tiba ada yang menepuk bahu Sora.
"Hei".
"Astaga". Sora menoleh kebelakang. "His pak Bram ngagetin aja".
"Maaf-maaf". Pak Bram adalah guru olahraga di SMA Bintang.
"Pak yang lain mana?".
"Oh yang lain pada saya suruh manggil kaptennya". Sora hanya mangangguk anggukkan kepala. Tidak lama kemudian ada beberapa orang yang mendekati mereka.
Pak Bram meninggalkan Sora dan berbincang kepada salah satu orang tersebut.
"Baiklah anak-anak saya tinggal untuk mengawasi basket putra".
"Lah pak siapa dong yang ngajarin?". Protes Sora.
"Kapten kalian yang akan ngajarin. Maaf kalau bapak tidak bisa mengawasi kalian. Karena basket tidak terlalu diminati para siswi. Bapak senang karena masih ada yang minat mengikuti ekskul basket. Kalian semua semangat ya".
"Iya pak". Jawab kapten basket tersebut. Pak Bram meninggalkan mereka semua.
"Baik kalian dari kelas 11 ya. Bentar cuma tiga doang". Ucap kapten basket.
"Cukup kali Ja jadi setim". Dan disahuti temannya.
"Iya juga. Baiklah kenalkan nama gue Senja kapten basket putri. Dan ini temen gue Sarah. Gue dan dia sama-sama dari kelas 12 Bahasa 3. Dan kalian". Jelas Senja panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS | END
Teen FictionSoraya Veroleon. Wanita yang kerap memiliki masa lalu yang buruk. Akankah dimasa lalunya Sora dapat menyelesaikan masalahnya?