Setelah mengolok-olok Anisa dan Jean. Anisa berpikir agar dapat mengalihkan pembicaraan. Suaranya pun keluar.
"Ra kenapa bisa lo pingsan di toilet?". Seketika Sora diam dan menunduk.
"Terkadang gue pikir gue itu orangnya kuat, ternyata gue juga bisa lemah". Anisa beralih tempat dan duduk disamping Sora.
"Semua orang juga berpikir demikian. Ceritakan!". Sora mengangguk. Dan menceritakannya pada mereka.
"Hari itu gue lagi kebelet saat istirahat. Gue bilang ke Daniel bilangin ke Anisa mau ke toilet. Nah, pas udah selesai gue dihadang sama penggemarnya Zyan. Mereka malah nyalahin gue gara-gara Zyan absen. Lah kan apa hubungannya dengan gue, emang gue penghalangnya apa? Saat itu mereka guyur gue pake air dari selokan. Gue marah lah, gue hajar semua tu manusia. Tapi ada yang mau mukul dari belakang, pas gue lihat dia udah mukul. Jadilah gue pingsan. Selesai". Mereka hanya diam, tidak mengeluarkan suara. Kalau Sora yang cerita seperti anak kecil yang bercerita tentang pengalamannya. Agak aneh didengar. "Kok diam, Sudahlah jangan dipikir. Jadi gak ini ke orang tua gue?".
"Ayo". Seru mereka.
"Kalian kesini naik apa?".
"Mobilnya Daniel lah Ra". Jawab Jean dengan santainya.
"Karena gue yang ajak kalian keluar, pake mobil gue aja. Lagian Kalian juga tidak tahu tempatnya bukan".
"Seriusan, gak pake mobil gue aja?".
"Iya tenang aja. Gue yang nyetir kok". Jean disana melongo.
"Astaga Ra. Lo tu bisa naik apaan aja sih? Lo naik motor tril Itu aja bikin gue terheran-heran, ini ditambah bisa naik mobil". Cerocos Jean.
"Hehe bentar ya. Bi Ina, bi Ina". Panggil Sora. Dua puluh detik bi Ina sampai disamping Sora. "Sora mau keluar, bilang ke pak Arif suruh siapin mobil!". Pinta Sora dan dijawab anggukan. Bi Ina pergi bertemu pak Arif. "Kalau begitu habiskan dulu itu minuman sama camilannya. Gue mau bersiap dulu". Sora meninggalkan mereka dan menuju kamar.
Setelah semua selesai mereka memasuki mobil Sora. Kali ini Sora yang ambil alih kemudi. Ia lajukan mobilnya keluar dari gerbang halaman rumahnya. Diperjalanan Jean bertanya.
"Ini mobil lo sendiri Ra?".
"Sekarang, dulu ini punya bokap". Semua mengangguk kecuali Anisa. Iyalah Anisa sudah tahu semua tentang Sora. Bahkan dia sudah berapa kali menaiki mobil Sora.
Sora berhenti di toko bunga. Ia ingin membeli seikat bunga warna putih.
"Gue mau beli bunga dulu". Izinnya. Tak lama ia kembali dan meneruskan perjalanannya.
Sesampainya di tempat yang dituju, Jean merasa dirinya penuh dengan tanda tanya. Kenapa? Sora mengajak mereka ke makam orang tuanya. Semua mengekori Sora sampai di salah satu batu nisan. Ia letakkan bunga tadi didepan batu nisannya.
"Siapa ini Ra?". Tanya Jean. Sora jongkok disamping batu nisan itu, dan mengelus-eluskan batu nisannya.
"Ini papa". Daniel dan Jean tersentak kaget. Rasanya mereka merasa bersalah karena minta menemui orang tuanya Sora. "Papa udah pergi. Karena kesalahan gue sendiri".
"Mama lo mana?". Tanya Daniel sekali lagi.
"Mama gue meninggal saat ngelahirin gue". Jelasnya.
"Jadi lo yatim piatu dong". Tambah Jean.
"Entahlah bisa dikatakan begitu. Papa gue nikah lagi sama Viola. Ibu tiri gue. Semenjak papa gue meninggal dia sudah tidak kembali kerumah".
"Em Ra gue turut berduka cita". Suara Jean melemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS | END
Teen FictionSoraya Veroleon. Wanita yang kerap memiliki masa lalu yang buruk. Akankah dimasa lalunya Sora dapat menyelesaikan masalahnya?