Bagian Tiga

1.1K 63 14
                                    

Begitu sampai didepan pagar kostan Emu, Parado dan Kiriya turun sementara Parad membuka pintu pagar membiarkan Hiro masuk dan memarkir mobilnya dan kiriya memperhatikan sekeliling halaman kost Emu yang sepi.

" Ini rumah kost Emu? " pikirnya memperhatikan rumah minimalis tingkat dua itu ternyata tidak buruk juga dan lumayan strategis tempatnya
Diplang kiri pagar terdapat tulisan kost cowok.

" Berapa orang yang tinggal disini bersama dokter magang itu? " tanya Hiro setelah memarkir mobilnya dan bergabung dengan mereka.

" Um, tiga orang termasuk Emu " jawab Parado.

" Kau tidak tinggal disini? " tanya Kiriya.

" Ya tidaklah! Aku kan tinggal dengan kakakku Kuroto, masa kau lupa? Kekasih macam apa kau ini sampai lupa calon ipar sendiri! " gerutu Parado kesal.

" Hehe iya lupa maklum dah tua! " Kiriya cengengesan.

" Huh dasar! Pikun dipelihara! " gerutu Hiro membuat Kiriya meringis mendengar sindiran pedas Hiro.

" Tadaimaa... " teriak Parad menolak pintu rumah yang kebetulan tidak terkunci itu.

" Emu Ni-san... " teriaknya. Tak terdengar sahutan bahkan kawan kawan kost Emu juga tak kelihatan. Ya iyalah namanya juga dokter magang mungkin mereka punya shif siang semua kecuali Emu tentunya. Parad terus masuk diikuti kiriya dan Hiro yang sibuk memperhatikan keadaan rumah itu.

" Duduk dulu sensei, sebentar ku lihat Emu Ni-san dulu..." tampa menunggu jawaban parad lansung menaiki tangga menuju lantai dua tempat dimana kamar Emu berada. Ia mendengar suara batuk didalam sana dari pintu kamarnya yang agak sedikit terbuka. Parad pun memutuskan memasuki kamar itu. Toh dia sudah sering main kermah ini dan menganggap Emu seperti kakaknya sendiri. Disamping Kuroto tentunya.

" Emu Ni-san...daijoubu desu ka? Ni-san sakit? " Parado terkejut melihat keadaan Emu yang terbaring lemah dikasur. Parad menyentuh punggung tangan Emu yang dingin.

" Ni-san kan dokter,kog bisa sakit gini! " katanya kuatir.

" Okaeri...gomenne Pallad! Aku agak sedikit gak enak badan! Dokterkan juga manusia Pallad jadi wajarlah..."

Parado tau , ia melihat sendiri kondisi Emu yang lesu dan pucat itu.

" Maaf  juga telah mengacaukan acara bikin kimbabnya. Strawberry short cakenya udah jadi. Tapi kimbabnya belum, aku gak kuat soalnya! Gomenne pallad! " Emu betul-betul menyesal dengan keadaannya.

" Tak apa, jangan minta maaf terus Emu-ni! Baiknya kau istirahat saja aku yang akan membuatnya nanti bersama Kujo sensei. Oh ya dimana kau taruh cakenya?"

" Dikulkas! Eh ada dokter Kujo juga? "

" Iya, bersama Hiro sensei juga! Mereka yang mau ikutan aku kesini tadi. Katanya tak ada shif malam ini jadi mau numpang makan malam disini, gak papa kan? "

" Benaran? " Emu agak terkejut.

" Wah aku jadi gak enak nih! " katanya mencoba bangkit untuk melihat tamunya. Tapi Parado menahan tubuhnya.

" Sudahlah, biar aku panggil mereka kesini. Kau istirahat saja okey? " tanpa menunggu persetujuan Emu, Parado segera keluar turun kebawah tak lama kemudian kembali lagi bersama Kiriya dan Hiro.

" Gomenne sensei, aku tidak bisa menyambut kedatangan kalian! " sesal Emu.

" Iie...tidak apa apa! " Hiro menatap Emu serius.

" Kau pucat sekali magang! Sakit ya? "

" Daijoubu sensei! Biasalah maag aku kambuh kebiasaan telat makan. " Emu tersenyum. Ia berusaha bangkit untuk bersandar dikepala ranjang tapi karna tidak kuat daan badannya begitu lemas ia hampir terhempas kembali kalau Hiro tidak cepat cepat menahan tubuhnya dan membantu menegakkan bantal dan menyandarkan tubuhnya disana. Sejenak mereka berpandangan dan terpaku pada tatapan masing masing seolah lupa kalau masih ada Kiriya dan Parado disana.

Aishiteru (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang