Bagian Tiga Belas

860 42 106
                                    

" Hiro...gomenne, selama ini aku selalu menyusahkan dirimu. Tapi aku juga sangat berterima kasih karna kau telah membuat aku senang dan bahagia bisa mengenal dan mencintaimu walau tak bisa menjadi yang terbaik untukmu. Aku pergi hiro.. Semoga bisa bahagia bersama saki... Sayonara..." Emu menatap hiro sendu dengan senyum manisnya sebelum kemudian berbalik pergi tampa menoleh lagi.

" Emu..chotto matte. Kau mau kemana? Jangan pergi Emu! Jangan tinggalkan aku. Emuuuu...."

" Emuuuu...." Hiro terbangun dan lansung terduduk diranjangnya dengan nafas terengah engah dan matanya menatap liar sekeliling ruangan bercat putih yang sudah tak asing baginya, kamar ruang rawat dirumah sakit.

" Kau sudah sadar, hiro..." suara lembut namun tegas membuatnya menoleh. Ayahnya duduk disisi kiri tempat tidurnya menatapnya dengan tatapan sedih dan juga kecewa...entahlah!

" Tou-san...kenapa...akuu..."

" Kau tidak ingat? Kau pingsan dekat ruang UGD dan tak sadarkan diri selama tiga hari. Bagaimana perasaanmu? "

" Aku baik baik saja! Emu wa..? " tiba tiba dia ingat perkataan dokter Taiga saat keluar dari ruang operasi.

" Emu Hojou...pendarahannya sukar dihentikan. Waktu kematian pukul 19.30..."

" Emu ? Benarkah Emu telah tiada Tou-san?"

" Kau sudah tau, kenapa bertanya lagi! " sinis suara ayahnya. Seakan ayahnya memang sudah tau kalau dialah penyebab kematian Emu.

" Emu sudah dimakamkan tiga hari yang lalu..." kata ayahnya datar.

" Tidak mungkin? " Hiro menggelengkan kepalanya.

" Emuuuu..." Hiro begitu terpukul. Ia merasa sangat bersalah.

" Aku...aku... membunuhnya...aku membunuh Emu, Tou-san! " katanya panik.

" Ya, kau memang telah membunuh calon menantuku dan calon cucu yang sangat aku harapkan. Aku kewa padamu Hiro! Padahal kau sangat tau kalau Emu sangat rentan dan lemah, kenapa kau malah menambah penderitaannya? Hingga akhirnya kau juga menjadi penyebab kematiannya? Kenapa Hiro? " dokter Haima sangat marah saat ini, ia kesal dan juga sedih.

" Tou-san tidak menyangka anak tousan bisa sekejam ini demi membela cinta masalalunya. Tousan...benar benar kecewa padamu Hiro!! "

" Gomenne Tou-san, aku tidak sengaja. Keadaan Saki yang terluka membuat aku gelap mata saat itu. Aku..."

" Iya, demi menbela Saki kau rela memukul Emu hingga membuat rahimnya robek parah! Sementara Saki hanya terluka sedikit waktu itu. Kau tau Hiro.... Emu mengalami pendarahan hebat yang tak henti hentinya hingga menjelang ajalnya. Kau..bahkan tidak menolongnya padahal kaulah yang bisa mengoperasinya saat itu. Tapi kau memilih menemani Saki! Kau memang pembunuh yang kejam! Kau telah membunuh orang yang begitu tulus mencintamu dan juga calon anakmu!! Seharusnya bukan pada Tou-san kau minta maaf, tapi pada Emu!! Tapi semua itu sudah tidak berguna, Emu...telah pergi untuk selamanya dengan membawa semua penderitaannya. Kau puas sekarang Hiro!! Silakan nikmati dan bela Saki sepuas hatimu! Tou-san sudahTIDAK PEDULI LAGI!! " setelah mengucapkan perasaan hatinya dokter Haima meninggalkan hiro yang terdiam mencerna ucapan ayahnya yang sangat menusuk hatinya itu.  Dipintu dokter Haima berpapasan dengan Saki yang akan menjenguk Hiro.

Aishiteru (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang