Bagian Tujuh

897 48 16
                                    

Emu terdiam. Ia masih tidak percaya kalau ini yang terjadi. Saat pingsan pasca pendarahan dua minggu yang
lalu ia telah diberitau Kiriya dan Parad tentang kehamilannya yang tidak biasa itu. Pelan dielusnya perutnya yang masih rata itu.
" Dia...tumbuh disini? Benarkah itu? " pikirnya galau.

" Haruskah aku jujur pada Hiro? "

" Emu...kau melamun lagi! " Parad duduk disisinya.

" Masih tidak mau memberi tau kami? "

" Aaku...takut Parad? Aku..aku takut kalau dia tidak akan menerima anak ini! " Emu menggigit kuku jarinya sebagai tanda kalau dia sedang kebingungan. Badannya terlihat gemetar.

" Dia siapa Emu? Apakah benar dia adalah anak Hiro? "

Emu diam, mendengar nama Hiro hatinya sakit sekali. Ia tau Parad hanya minta kejelasan darinya. Tapi ia tidak mungkin memberitau Parad. Yang ada Parad dan Kiriya akan membunuh Hiro nantinya dan dia tidak mau itu terjadi.

" Baiklah kau tidak percaya padaku lagi! Aku tidak akan bertanya lagi. Tapi jangan salahkan aku bila nanti Deputi Hinata menanyakan hal ini. Aku tak akan melindungimu lagi. " Parad kesal atas sikap keras kepala Emu. Dan iapun beranjak.

" Parad...jangan..." Emu memegang lengan parad dengan gemetar.

" Tolong...jangan...jangan beritau Deputi Hinata. Dia pasti akan kecewa padaku...aku...aku..hiks..." Emu tak kuasa menahan kesedihannya lagi. Ia memang agak sensitif sejak dia tau kehamilannya ini.

" Dia...dia...meniduriku...dalam keadaan mabuk! Aku...aku tidak tau kalau aku bakal hamil..aku takut Parad...aku takut...! " Emu menutup mukanya bahunya kelihatan berguncang.

" Aku mau mati saja...aku tidak sanggup lagi...hiks..hiks..."

" Stt...diamlah Emu..jangan menangis lagi kasian bayimu..." Parad memeluknya. Mana tega dia melihat sahabat sehatinya menangis seperti ini. Apalagi kala diingatmya nasehat dokter Seiko kemarin tentang resiko kehamilan emu yang sangat rentan itu.

" Aku akan memikirkan caranya nanti sekarang tenang oke! Tarik nafas buang..." Emu menurutinya. Hatinya sedikit merasa lega.

" Arigatou ne Parad sudah mau mengerti aku..." katanya tersenyum

Parad hanya mengangguk. Entah mengapa melihat Emu pura-pura tegar itu hatinya sakit. Sahabatnya yang polos dan baik hati ini diperkosa? Siapa? Parad bersumpah, kalau dia tau siapa orangnya dia akan menyeretnya sampai dia berlutut dihadapan Emu.

ππππππππ

" Hiro...kemarin aku bertemu seorang dokter yang imut dan manis, namanya Emu Hojou. Apa kau mengenalnya? Dia bertugas dirumah sakit ini..."

" Emu...." pikir Hiro. Dadanya berdetak kencang. Sudah berapa lama dia mengabaikan Emu? Sejak Saki hadir dalam hidupnya  dia tidak lagi punya waktu untuk Emu. Benarkah dia tidak mencintai pemuda itu? Emupun jarang terlihat lain olehnya sejak sejak pertemuan terakhir mereka tempo hari.

" Hiro...hei Hiroo..." Saki kesal.

" Aku tanya kau kenal Emu Hojou tidak?! " Saki mengulangi pertanyaannya setengah berteriak.

" Iya ,aku kenal! Jangan berteriak Saki kau membuat telingaku sakit.Dia adalah dokter magang disini! " kesal Hiro.

" Kenapa? Kau mulai jatuh cinta padanya? " lanjutnya ketus.

"Kau cemburu yaa..." Saki menggodanya.

" Cemburu? " pikir Hiro.

" benarkah dia cemburu pada Emu? " tapi perasaan lain menolaknya. Ia masih diambang kebimbangan. Hatinya masih belum siap untuk diberikan pada siapa? Emu atau kembali pada Saki.

Aishiteru (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang