Bagian Delapan

881 46 21
                                    

" Bisakah kau ceritakan padaku sudah berapa lama kau mengenal Emu, Hiro? "

" Empat bulan, kenapa? "

" Aku tidak percaya waku yang begitu singkat Emu sudah bisa merebut hatimu..." sinis suara Saki.

" Aku sudah mengatakan padamu kenapa aku bisa jatuh cinta pada Emu! " sarkas Hiro, ia mulai bisa menebak kemana arah pembicaraan Saki.

" Hebat! Kau bahkan lansung belok begitu bersama dia! Sepertinya dia pantas diberi penghargaan karena telah berhasil merebut pacar orang! Dasar pelakor! " Saki kelihatan kesal.

Hiro diam saja, ia malas menanggapi perkataan Saki yang dalam nada bicaranya jelas jelas menyimpan rasa iri dan kecemburuan terhadap Emu. Hiro menghela nafasnya.

" Asumsimu membuatku muak Saki! Iya, aku mencintai Emu dan aku sudah mengakuinya kan? Dan dengan kembalinya kau juga membuat aku sempat bimbang untuk menentukan pilihan dan kini aku tidak akan ragu lagi untuk- "

Kau tak perlu cemburu padaku Nona Saki! " Emu tiba tiba muncul didepan mereka.

" Aku sudah mendengar pembicaraan kalian dan aku mengerti kalau Hiro masih menyimpan cinta kalian meski akhirnya dia lebih memilih aku..."

" Emu...."

" Hiro-san! Aku tau kau memang mencintai aku dan aku akui aku juga mencintaimu. Tapi, aku tidak pantas untuk kau cintai! Aku...aku ini aneh, kotor! Saki Nee-san lebih baik dari pada aku.. Sudah nasibku menerima takdir ini! " Emu memandang hiro sedih.

" Emu?b" Hiro mengguncang bahunya.

"BApa maksudmu? Kenapa kau bicara begitu? "

" Aaaku..aku...mungkin ini adalah terakhir kalinya kita bertemu Hiro-san! Lupakan aku... Sayonara...!! " Emu berlari. Hiro tak kuasa mencegah ia membiarkan Emu pergi dengan kelukaan hati.

" Emu...jangan pergi...Emuuuuu!! " jerit Hiro.

" Hiro...hei, Hiro bangun..." Taiga mengguncang bahunya. Hiro terperanjat dan lansung menegakkan kepalanya.

" Kiranya hanya mimpi " desahnya. Taiga asik memperhatikan nya.

" Jam berapa sekarang? " Taiga senyum senyum.

" Jam delapan tepat! Mimpi Emu ya? " godanya.

" Nani?? Jam delapan? Celaka, aku ada jadwal operasi hari ini! " Hiro bangkit  dari duduknya. Kiranya dia telah tertidur diruang kerjanya.

" Gara gara emu nih, aku telat! " gerutunya.

Taiga tertawa. " Lucu sekali kau Hiro! Kau mimpi apa sampai teriak begitu? Jadwal operasi sudah berakhir enam jam yang lalu, kau tidak ingat? "

" Oh my good! Aku lupa! " Hiro menepuk keningnya. Tiba tiba ia teringat sesuatu dan bergegas bangkit.

" Mau kemana? "

" Aku harus kerumah Emu sekarang! "

" Duh, mentang mentang mimpi Emu, terus lansung ketempat doi! " sindir Taiga. Hiro tidak peduli. Setelah merapikan penampilannya iya pun berlalu dari ruangannya dipandangi Taiga sambil menggelengkan kepala. Ternyata sianak manja itu tidak berubah bila karna masalah cinta.

Hiro melihat suasana kost san Emu yang sepi. Ia mencoba memencet bel yang ada disamping pagar rumah itu. Tak lama muncul Graphite membukakan pintu pagar dengan penampilan yang rapi, sepertinya hendak berangkat kerja.

" Eh, Kagami sensei!  Mau ketemu Emu nih? " tanya Graphite ramah.

"Iya, Emunya ada? "

"Emu dan Takumi belum pulang sejak sore semalam. Sepertinya mereka dinas malam. Tapi kurasa mereka akan pulang pagi ini, sensei mau menunggu? "

Aishiteru (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang