" Semoga berjalan sesuai rencana..." kata Parad yang memperhatikan kesibukan orang disalah satu digedung mewah dijantung kota tokyo yang telah disewa untuk pelaksanaan pesta pernikahan putra tunggal direktur rumah sakit seito universty dokter Hiro Kagami dengan pilihan hatinya Saki Momose. Pada hari ini adalah penentuan rencana yang telah disusun oleh parad dan kawan kawannya sudah siap tinggal menunggu waktu saja untuk dilancarkan apakah bisa berjalan dengan baik atau malah sebaliknya. Untuk mendukung kematangan rencananya parad juga dibantu oleh Inspektur Kairi Yano. Readers masih ingat kan dengan Kairi Yano si inspektur pirang yang yang dulu tergila gila pada Emu, kini telah menyadari perasaan tak terbalasnya dan malah mendukung Parad dan bekerja sama untuk mengungkap kejahatan Saki.
" Apa aku perlu membawa beberapa anggotaku juga, Parad? " tanya Kairi sewaktu dihubungi parad akan kesiapan misi mereka.
" Tentu saja inspektur! Kita sama tau bagaimana licin dan berbahayanya perempuan bernama Saki itu atau katakanlah Raina namanya sekarang! "
" Ya! Aku mengerti! Ia mampu menyembunyikan kejahatannya selama bertahun-tahun tanpa terendus sama sekali. Memang sungguh mengagumkan dan patut diancungi jempol sebelum Emu berhasil mengungkapkan bukti kejahatannya itu! "
" Yah, sudah saatnya ia membayar apa yang telah diperbuatnya selama ini! "
" Baiklah, Parad! Sebelum senja kami akan standbye disana dan menunggu aba aba darimu kapan kita akan bertindak..."
" Roger..arigatou atas kerjasamanya inspektur! "
" Arigatou desu..."
PIP
Ponsel ditutup, Parad kembali memperhatikan kesibukan para penata gedung dalam pelaksanaan pernikahan Hiro x Saki yang akan berlansung sebentar lagi. Ia memperhatikan sekeliling dan mengenali beberapa anak buah Kairi yang menyamar menjadi pelayan dan juga petugas keamanan disana. Ternyata Kairi sudah mempersiapkan segalanya dengan matang.
Sementara dikamar rias, Saki atau kita sebut saja raina sekarang sedang memperhatikan wajahnya dicermin. Ia menghela nafas, memandang wajah yang begitu mirif kembarannya itu tak ada celanya sedikitpun. Mungkin hanya sifat mereka yang agak berbeda. Saki lebih lembut dibanding Raina yang tomboy.
" Saki....sedikit lagi dendam ini akan terbalas. Aku akan segera mewujudkan impian kita membangun kembali rumah sakit ini dengan menyingkirkan Hiro. Lagi pula aku sudah menyingkirkan adik yang tidak berguna itu. Tou-san...aku akan membuatmu bangga. Lihat saja nanti..." Raina meraba pahanya, tempat dimana ia menyembunyikan senjatanya untuk berjaga jaga. Yah, bagaimanapun ia harus waspada karna bahaya bisa saja mengancam kapanpun. Dan ia harus selalu siap untuk itu.
" Anda sudah siap nona Saki? Direktur Haima telah menunggu anda diluar..." seorang pelayan masuk kamar rias itu menanyakan kesiapan Saki.
" Ah, ya! Aku sudah siap! " Saki berdiri dan memegang buket bunganya. Dan ia mulai melangkah keluar dibantu sang pelayan tadi untuk merapikan gaunnya yang panjang itu. Didepan pintu ia disambut oleh direktur Haima yang kemudian menggandengnya menuju altar pernikahan dimana Hiro telah siap menunggu disana. Karena Raina tidak lagi mempunyai keluarga lain maka Haima yang bertindak dalam penyerahan itu kepada anaknya sendiri.
Sepanjang perjalanan menuju altar, Saki tersenyum manis melihat mata mata yang memandangnya dengan tatapan beragam.
" Mungkin mereka terpesona dan kagum akan kecantikanku..." pikirnya bangga. Dan senyum makin lebar terkembang dibibir tipisnya. Setelah itu tiba dialtar direktur Haima segera menyerahkannya pada Hiro dan segera mengundurkan dirinya. Kedua pengantin saling berhadapan dan Hiro menatapnya dengan pandangan datar dan cendrung acuh tak acuh sementara Saki hanya tersenyum kecut. Kesal sekali melihat tatapan datar Hiro itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aishiteru (End)
FanfictionEngkau benar, saki momose hanyalah masalalu buat aku, dan hanya akan menghadirkan luka yang terus berdarah bila aku terus mengingatnya. lebih baik aku menghadapi kenyataan yang ada. Bantu aku melupakan semua kenangan itu dengan cintamu,Emu Hojo atau...