Aahhhh....
Siang yang sangat cerah, indah, dan segar. Menyelesaikkan ujian terakhir memang sungguh luar biasa leganya.Hari ini Chelsea akan pergi menemui Reaㅡsahabatnya (?)ㅡdi cafe yang biasa ia tongkrongi. Sedang merapikan buku buku di meja kelasnya. Tiba tiba saja seseorang memanggil namanya. "Chelsea!"
Chelsea mendongkak mendapati Kelvinㅡgebetan Chelseaㅡ membawa setangkai bunga. "Apa Vin?" Tanya Chelsea. "Lo mau nggak jadi pacar gue?" Ujar Kelvin sambil memberikan setangkai bunga yang ia bawa.
"Gue udah dari dulu sebenernya mendem perasaan ini, dan gue harap lo mau nerima gue," jelas Kelvin sambil tersenyum tulus. Chelsea hendak menjawab namun segera satu suara menginterupsi mereka berdua.
TUK...
Chelsea menoleh ke asal suara berada. Rea tengah memandangi pena yang ia jatuhkan, sedikit melirik kearah Chelsea dan Kelvin lalu berlalu pergi. "REA!!" panggil Chelsea, mengikuti arah lari Rea dan meninggalkan Kelvin.
"REAA TUNGGUUU..... LO KENAPA??!" Panggil Chelsea lagi dan lagi, berharap Rea akan berhenti dan berbicara padanya, namun nihil, Rea tetap saja berlari.
Hingga akhirnya Chelsea dapat menyamai langkah lari Rea dan menahan tangannya, mereka berhenti berlari. "Lo kenapa? Ga suka liat gue deket sama Kelvin?" Tanya Chelsea, namun hanya diacuhkan oleh Rea. "Oke. Kalo lo nggak suka, gue nggak akan terima permintaan Kelㅡ,"
"Jangan...," lirih Rea. "Gue ga pa pa kok," lanjutnya dengan menundukan kepala.
"Gue tau kok lo suka sama Kelvin," Ujar Chelsea yang membuat Rea mendongkak ke arahnya. "Dan gue juga tau lo suka sama Kelvin, juga sebaliknya," imbuh Rea. Yang mendadak membuat Chelsea menggaruk tengkuknya.
"Entahlah, gue nggak terlalu mikirin Kelvin. Persepsi lo salah, gue nggak suka sama Kelvin. Perlakuan Kelvin selama ini, buat gue cuma hubungan antar teman," ujar Chelsea dengan seriusnya.
"Kel-vin...," gumam Rea menatap ke arah belakang, Chelsea mengikuti arah tatap Rea. Dan ya, Kelvin disana, masih membawa bunganya. Terlihat raut muka kecewa.
"Maaf Vin. Tapi semua yang gue bilang itu bener, gue sukanya cuma sama Jimin doang kok, hehe," Celsi mengangkat tangan kanannya membentuk huruf V dan dibarengin dengan cengiran khas nya.
"Lo boong," ujar Rea dari belakang. Chelsea menoleh mendapati Rea manatapnya dengan intens. Saat sedang kebingungan mencari akal, tiba tiba ia melihat Fahren yang baru saja duduk di bangku depan ruangannya.
"Jimin yang lo maksud itu Kelㅡ,"
"Fahren!" Potong Celsi dengan cepat. Ia kembali melirik Fahren, pria itu merenggut merasa namanya terpanggil, sepertinya pria itu mendengar ucapannya. Oke, akan dia jelaskan padanya nanti.
"Ada apa manggil manggil saya, huh?" Oh tidak! Kenapa dosen ini datang. Baiklah Chelsea kau harus melakukannya dengan total.
"Anu pak.... sebenernya saya dari dulu suka sama bapak," ujar Chelsea sambil tersenyum paksa. Berharap dosen ini mengerti akan situasinya saat ini. "Trus hinaan kamu pada saya dulu itu apa maksudnya?"
"Hah? Oh itu.... itu tu sebenernya cuma taktik supaya saya bisa deket sama bapak gitu loh," Bagus! Actingmu sangat bagus Chelsea, jika ada pemeran tanpa skenario mungkin kamu akan menang. Sekarang mari cari jalan untuk pergi dari sini.
"Tuh kan Rea, gue nggak ada rasa kok sama Kelvin. Dan Kelvin maaf ya. Gue lebih milih orang yang bisa buat gue bahagia, dan orangnya itu pak Fahren," Ueekkkk... ingin rasanya Chelsea muntah sekarang, namun demi aktingnya itu, ia harus menahan gejolak diperutnya, maafkan Chelsea wahai perut, sampai rumah akan Chelsea hadiahi engkau 3 potong ayam goreng, janji.
Dengan cepat Chelsea menarik tangan Fahren dan pergi dari sana. Terlihat Fahren menatapnya bingung. Chelsea mengajak Fahren menuju ruangan pria itu, setelah masuk ia menutupnya.
Fyuhhh.... akhirnya ia bisa bernapas lega sekarang. "Sekarang jelaskan semua pada saya!" Ujar Fahren yang tengah melipat dada dan bersender pada bangkunya, menatap intens pada manik mata Chelsea.
"Jadi... Kelvin nembak saya trus Rea liat saya yang ditembak Kelvin. Dia kan suka tuh ma Kelvin, dia jadi sakit hati. Trus saya kejar Rea, bilang kalo semua salah paham. Tapi saya pernah cerita waktu kecil sama Rea kalo Saya nganggep Kelvin sebagai Jimin yang saya sukai. Trus supaya nggak keumbar saya pake nama bapak deh, hehe," jelas Chelsea panjang lebar. Fahren yang notabene seorang dosen, dengan mudah mengerti cerita panjang Chelsea, kesimpulannya ini hanyalah masalah cinta antar mahasiswa.
"Dan ya!.... saya mau minta tolong sama bapak boleh?" Pinta Chelsea pada Fahren. "Apa?"
"Bapak jadi pacar pura pura saya."
UHUKK...
"Kamu kira saya apaan hah?" Ujar Fahren sedikit kesusahan karena tersedak air liurnya sendiri.
"Sebagai ganti bapak jadi pacar boongan saya, saya akan turuti 1 permintaan bapak," tawar Chelsea. Fahren sedikit menimang nimang kemudian berkata, "Permintaan saya, saya mau, saya jadi guru privat kamu!"
'MAMPUSS!!!' Batin Chelsea berteriak.
###
Tbc🍈
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Cold [END]
RomanceChelsea Tamara Usman, si mahasiswi pembuat onar yang mampu membuat sang dosen, Fahren Giandra Heitward terpaku olehnya. Tentu saja tidak secara instan, banyak kejadian yang membuat mereka akhirnya dekat. Fahren Giandra Heitward, dosen nyebelin, nges...