13. HARI KEDUA (2)

806 34 0
                                    

Selesainya Chelsea dan Fahren berbelanja di gramedia. Mereka memutuskan untuk beristirahat makan dulu disebuah warung pinggir jalan.

Chelsea hanya memesan nasi goreng dengan es teh manis. Begitu juga Fahren. Bukan bermaksud apa, tapi makanan pinggir jalan, selain harganya murah, rasanya juga tidak kalah dengan yang ada di restoran di mall mall kebanyakan. Lagipula, suasana di pinggir jalan terlihat lebih enak daripada berada di sebuah ruangan mewah itu.

Makanan yang mereka pesan datang. Ahh, Chelsea tidak sabar memakannya. Baru saja satu suapan masuk kemulut Chelsea, pria didepannya langsung membuat nafsu makannya hilang begitu saja.

"Kamu beneran baca buku itu sampai habis?" Tanya Fahren. Chelsea langsung menatapnya tajam. Oh ayolah, Chelsea sudah dewasa, umurnya sudah mumpuni untuk membaca buku seperti itu, ya kan? Bahkan ada pembacanya yang masih di bawah umur.

"Apanya yang menarik?" Tanya Fahren lagi. Membuat kunyahan di mulut Chelseq berhenti, dan dengan susah payah ia telan. "Adegan itunya." Jawab Chelsea datar. Ia kembali sibuk menyendok nasi. Fahren sedikit terkejut, seperti tidak menyangka gadis didepannya ini menyukai hal seperti itu. Ya, meskipun dirinya juga suka sih~.

Keheningan kembali terjadi, mereka berdua hanya sibuk dengan kegiatan makannya. Keributan disekeliling menjadi penghanyut.

"Mau kemana lagi?" Tanya Chelsea saat mobil yang Fahren bawa kembali menjauh dari arah yang sebenarnya. Ya, mereka sudah selesai melakukan kegiatan makan, dan sekarang tengah berada di mobil ke tujuan yang Chelsea tidak tahu.

"Ck, ga sopan tauk bawa bawa orang ke sesuatu tempat tanpa ijin," sindir Chelsea kepada Fahren. Tapi Fahren tak menghiraukan. Ia hanya fokus pada jalan. Hal itu membuat Gadis bersurai panjang di sampingnya menghela napas kasar.

"Kenapa kesini?" Tanya Chelsea lagi. Pasalnya Fahren mengajaknya ke sebuah perusahaan besar, bukan perusahaan kakaknya, tapi perusahaan seseorang. Heitward Group namanya, tidak asing.

Fahren tidak menghiraukan pertanyaan Chelseq lagi dan lagi. Gadis itu hanya mendengus, daritadi rasanya ia hanya berbicara dengan tembok.

Chelsea hanya mengikuti Fahren didepannya, entah kemana ia akan dibawa. Saat memasuki perusahaan itu suasananya panas, tidak, bukan panas itu tapi hawa panas yang terasa keras meskipun AC disini sudah dipastikan menyala.

Tatapan serta senyum manis saat berhadapan dengan Fahren setelah itu beralih ke tatapan sinis dan merendahkan, terlebih itu ditunjukkan ke Chelsea, perempuan yang pertama kalinya dibawa oleh Fahren. Meskipun sudah diketahui ia sudah dicalonkan dengan Clarissa.

Saat sampai di sebuah ruangan berisi plang 'Presdir', Fahren memasuki ruangan tersebut. Sementara Chelsea, ia hanya diam, terlalu nekat jika ia yang hanya mahasiswi biasa penyuka kpop masuk ke ruangan seorang Presdir dari sebuah perusahaan yang lumayan besar ini. Apalagi ia tidak memiliki hubungan khusus dengan Fahren.

Huhh... sekali lagi tatapan merendahkan itu yang Chelsea dapatkan. Ck, apa mereka iri? Dengan seorang Chelsea? Cih, murahan sekali mereka. Oh Fahren cepatlah keluar dan pergi dari tempat ini... Chelsea sudah tidak tahan dengan tatapan dari para karyawan wanita di sekitarnya.

Baru saja Chelsea berharap, sepertinya doanya sudah dengan cepat dijabah oleh yang diatas. Fahren keluar dari ruangan tersebut, tapi masuk kembali sambil menarik Chelsea untuk ikut kedalamnya. Uhh... harapannya ternyata tidak benar benar menjadi kenyataan.

Saat masuk ke ruangan berlabel presdir itu, hal yang pertama kali dilihat Chelsea adalah Clarissa bersama seorang pria tua yang tengah duduk di sebuah kursi, kursi kebesarannya mungkin. Apa selain Fahren, Clarissa juga mengincar seorang lelaki tua? Entahlah, pikiran gadis itu runyam sekali.

Mr. Cold [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang