18. LASTDAY (?)

810 37 0
                                    

Hari ini Chelsea berencana untuk pulang kembali kerumahnya. Disaat sedang berbenah, Fahren ternyata memandangi kegiatan tersebut dari pintu. Ia bersender disana.

"Kayak ada yang kurang, tapi apa?" Monolog Chelsea sambil berkacak pinggang, sedang memikirkan sesuatu. Ia sering sekali melupakan sesuatu, jangan sampai ia melupakan namanya sendiri, it's not good.

"Nyari ini?" Tanya Fahren, yang membuat Chelsea sedikit tersentak akibat terkejut. Ia berbalik badan, sedangkan pria itu mendekatinya sambil membawa sebuah barang yang memang Chelsea cari.

Fahren membeberkan nya keatas, terdapat sebuah novel yang berjudul "Kamu Dosenku dan Jodohku," hal itu sontak membuat wajah Chelsea memerah. Mana bacaan 18+ terpampang begitu nyata disana,///>_<///.

"Kamu Dosenku dan Jodohku," Fahren membacanya hati hati dan dengan nada sedikit mengejek. Hal itu sontak membuat Chelsea kesal, dia kira dosennya ini sudah berubah, ternyata tetap saja.

"Kembaliin nggak??!" Ujar Chelsea sambil meloncat loncat meraih novel yang Fahren pegang ke atas. Tentu saja, dengan perbedaan tinggi yang ekstrem membuat Chelsea kewalahan.

Fahren terkekeh melihat gadis didepannya menahan kesal akibat novel yang gadis itu coba sembunyikan. Mukanya yang memerah meninggalkan kesan imut bagi Fahren.

"Kembaliin pak Fahren!!" Teriak Chelsea kesal sambil terus bersusah payah mengapai novel miliknya. Sementara Fahren malah terbahak lebih keras dan semakin meninggikan novel itu.

Chelsea trus saja melompat tak kenal lelah, meskipun novel itu tidak akan ia dapatkan, melihat tingginya yang hanya sedada Fahren. Gadis itu tak kenal lelah.

Tak sengaja keseimbangan Chelsea tergoyah sehingga membuat dirinya terjatuh ke arah Fahren. Chelsea menimpanya. Mereka jatuh tepat di ranjang milik Chelsea.

"Aduh," racau Fahren kesakitan. Sementara Chelsea hanya memberikan cengirang khas nya.

Fahren menatap Chelsea begitu intens yang membuat gadis di atasnya itu seolah terhinoptis untuk terus melihatnya. Lupakan tentang novel, lupakan tentang Chiko yang memandangi mereka dengan diam. Seolah dunia ini hanya punya mereka, dan seolah waktu mau berhenti sejenak hanya untuk mereka.

Mata Fahren sedikit menutup, kemudian mendekatkan wajahnya ke muka gadis di atasnya.

Cup.

Satu kecupan di bibir mendarat begitu saja tanpa Chelsea sadari. Pria dibawahnya hanya tersenyum, dan coba tebak, muka Chelsea sungguh sangat memerah sekarang.

Tangan kekar Fahren berjalan menyisir rambut Chelsea ke belakang. Lalu tersenyum. "Mau jadi pacar saya?" Tanya Fahren dengan lembut. Membuat Chelsea membulatkan matanya tak percaya.

"Boleh?" Tanya lagi Fahren, senyuman tulusnya masih melekat di bibirnya. Hal itu mampu membuat Chelsea betah melihatnya, tapi gengsi lah ya.

Chelsea memalingkan mukanya, namun masih dengan keadaan menimpa Fahren.
Wajahnya sungguh memerah sekarang. Dengan tegas Chelsea berkata, "nggak!"

Hal itu membuat Fahren menaikkan sebelah alisnya. "Jadi Chelsea gak mau nerima Fahren jadi pacarnya?" Tanya Fahren seperti anak kecil. Gadis yang tadinya mencoba menahan senyum, sekarang merelakan senyumannya terlihat oleh dosen di bawahnya.

"Jangan lebay deh," Tangan Chelsea memukul dada Fahren pelan, sementara sang empunya hanya mencoba untuk menahan senyum dan pipi yang kian lama makin memerah.

"Trus gimana?" Tanya pria itu. "Harus pake bunga sama cokelat ya nembaknya?" Sambungnya. Chelsea menggeleng, "Nggak kok." Fahren mengerutkan alisnya, "Trus, cara supaya kamu nerima saya gimana?" Tanya nya lagi.

Mr. Cold [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang