Tulip🌷

488 21 0
                                    

"Selamat pagi ratu!"

Heran. Kenapa semua orang memuja gadis itu, lalu disebut ratu? Apa di sekolah ini juga ada rajanya?

Aku tak acuh. Untuk apa aku ikut melakukannya juga? Aku tidak tahu siapa dia dan kelihatan dia juga manusia biasa, kenapa harus disebut ratu?

"Itu yang pakai ransel hitam ada huruf M'nya kenapa tidak sopan banget?"

Aku menghentikan langkah. Gadis yang disebut ratu itu baru saja memanggilku dengan kode isyarat, yaitu tasku. Warna hitam dan ada huruf M'nya. Aku menoleh perlahan, siapa tahu aku GR bukan aku yang dimaksud.

"Iya, kamu!"

Ternyata benar aku yang dia maksud. Hanya aku saja yang memakai tas model begini. Semua orang melihat kearahku. Gadis itu mendekatiku.

"Kenapa kamu tidak ikut mengucapkan seperti yang mereka semua ucapkan kepadaku?" Tanyanya.

Aku celingak-celinguk bingung harus menjawab apa. Sepertinya aku telah membuat seseorang marah besar.

"Kamu anak baru ya disini?"

"I-iya."

"Owh ya sudah. Kali ini aku maafkan perbuatanmu. Tapi besok-besok jika kamu melakukan kesalahan lagi, aku akan membawamu ke ruang kepala sekolah!" Tegasnya.

Melakukan kesalahan? Aku tidak merasa membuat kesalahan tadi. Jadi, dimana letak kesalahanku pada gadis itu? Hanya karena tidak menyapanya?

Aku berlalu ke kelas. Sebagian besar teman-teman sekelas sudah datang. Ada yang sedang berias, ada yang sedang menghapus papan, ada yang sedang mengerjakan tugas, ada juga yang sedang tidur. Sama persis seperti saat di kelasku dulu, tapi bedanya hanya mereka semua ramah-ramah. Kalau baru datang, semua teman sekelas menyambut. Itu yang membuat rasa solidaritas di sekolahku begitu tinggi.

"Kamu kenapa duduk disini?" Tanyaku pada si cowok kasar.

Dia duduk di tempat dudukku. Seharusnya kan dia duduk di depan.

"Masalah buat lo?" Katanya angkuh.

"Tapi kan ini tempat aku, kamu seharusnya-,"

"Ssssst, lo kenapa suka banget sih nyari masalah sama gue? Anak baru kok belagu."

"Heh, yang tadi kamu bilang apa ngga terdengar seolah membalikkan fakta? Justru kamu yang suka mencari masalah dengan saya!"

"Katanya punya otak yang berfikir manusiawi? Yaudah, cari tempat duduk yang lain, kenapa harus merebutkan satu tempat ini saja?"

Dasar cowok nyebelin! Aku benar-benar rasanya ingin membekap mulutnya agar berhenti nyerocos. Sabar Melati. Tidak ada faedahnya berdebat dengan ni cowok kasar. Aku berlalu duduk di tempat lain, jauh darinya.

"Selamat pagi semuanya!"

Pelajaran dimulai.

Satu jam setengah kemudian, pelajaran berakhir. Aku segera pergi ke kantin untuk membeli makanan karena tadi pagi aku tidak sempat sarapan. Karena biasanya kan kak Mawar yang nyiapin sarapan. Mungkin untuk 6 hari kedepan aku tidak akan pernah sarapan.

"Eeh buset! Makannya banyak amat. Rakus banget sih jadi cewek, HA HA HA HA,"

Sumpah ya ni cowok nyebelin amat. Persis kayak Ricky dulu yang sering gangguin aku di sekolah yang lama. Tapi bedanya Ricky ngga kasar kayak yang satu ini.

"Mending sekarang kamu pergi deh, atau aku teriak."

"Teriak aja, siapa coba yang berani belain lo di depan cowok hits kayak gue."

"Ciih, cowok hits? Kamu mimpi apa semalam? Sampai-sampai berangan jadi cowok hits."

"Gini nih kalau jadi anak baru yang songong, kerjaannya nyari masalah mulu."

"Heh, saya ngga terima ya kamu bilang saya yang nyari masalah terus. Faktanya itu kamu yang suka nyari masalah sama saya! Saya akan laporkan kamu ke guru BK!"

Ketika akan berlalu, ni cowok kasar malah mencegahku dengan memegang pergelangan tanganku erat.

"Aww, sakit! Lepasin! Dasar cowok kasar!"

"Gue ngga akan lepasin lo sebelum lo minta maaf sama gue!"

"Kamu gila ya? Yang seharusnya minta maaf itu kamu, bukan saya. Sekarang lepasin!"

Untung aku melihat bu Aliya.

"IBU ALIYA, TOLONGIN SAYA, SAYA DIGANGGUIN SAMA..."

Astaga, aku kan belum tahu namanya. Tapi untung bu Aliya dengar, dan sedang menuju ke arah kami.

"Kamu apain Melati, Nathan?"

Dan sekarang aku tahu namanya tu cowok kasar adalah Nathan. Rasain kamu kena hukum sama bu Aliya.

***

To be continued~

Nanti kita cerita tentang hari ini[THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang