Eidelweis🌼

307 13 0
                                    

"Kerenn bro penampilannya semalam! Bisa nih curi perhatiannya Ratu."

"He he he, biasa aja kali bro mujinya. Ini semua berkat, oyy! Melati, sini!"

Ngapain sih Nathan pakek panggil-panggil aku di depan teman-temannya?

"Jadi Nathan tampil sekeren kemarin karena Melati?"

"Yoi bro! Melati kan sahabat gue sekarang." Kata Nathan sambil merangkulku.

Sahabat? Kirain akan ngenalin sebagai...

"Melati!"

"Owh iya bu?"

"Melati, kenapa daritadi ibu panggil ngga kamu jawab? Kamu ngelamun ya?"

Kok tiba-tiba ada bu Aliya? Bukannya tadi aku sama Nathan ya?

"Melati! Tuhkan ngelamun lagi."

"Maaf bu."

"Kamu kenapa, kurang enak badan ya? Wajah kamu keliatan pucat juga."

"Saya ngga apa-apa kok bu. Mungkin karena begadang semalam di acara ultahnya Ratu."

"Owh gitu, yaudah gajadi deh ibu minta tolong sama kamu. Kamu istirahat saja ya Melati."

"Minta tolong apa bu? Saya masih bisa bantu kok bu."

"Jangan. Jangan. Kamu istirahat saja. Ibu bisa minta tolong ke yang lainnya." Ibu Aliya lalu berlalu pergi.

Mungkin wajahku terlihat pucat sebab tidak memakai lipstick. Jadi aku berlalu ke toilet.

~

Tadinya suasana sepi dan damai. Tiba-tiba datang segerombol orang masuk ke toilet wanita, rupanya geng Jessica. Mau apa mereka?

"Eeh anak kampung, pasti ini semua rencana lo ya?"

"Rencana apa Jess? Aku sama sekali ngga tau."

"Gausah pura-pura bodoh! Sejak kehadiran lo di sekolah ini, pamor kepopuleran gue jadi menurun. Yang semua orang puji hanya Ratu, Ratu, dan Ratu. Dan lo juga kan yang udah bikin Nathan jadi kasar sama gue?"

"Kamu nuduh aku dalang dari semuanya?"

"Iya! Siapa lagi kalau bukan lo? Semenjak Nathan dekat sama lo, dia jadi menjauh dari gue! Lo tau, Nathan itu udah jadi jodoh gue! Dan ngga boleh ada yang bisa rebut Nathan dari gue, termasuk lo dan teman lo yang sok kalem itu, si Ratu! Guys, kunci dia sekarang!"

"Baik Jess!"

"Eeh apa-apaan ini? Jessica, kamu bodoh ya?"

Teman-temannya Jessica dorong aku sampai masuk ke dalam satu bilik toilet, lalu dikunci. Kejam sekali mereka. Aku hanya bisa berteriak minta tolong dan menggedor-gedor pintu toilet berharap ada orang yang bisa selamatin aku.

Dan parahnya handphone aku ketinggalan di tas. Aku ngga biasa bawa handphone kemana-mana memang. Sekarang gimana caranya aku hubungi seseorang?

Sudah satu jam aku terjebak di toilet, belum ada satupun orang kesini. Mungkin kelas sudah masuk. Mereka lagi belajar, dan setelah itu bel pulang. Ngga akan ada lagi orang ke toilet. Aduuuh masa aku bermalam di toilet sih?

"Toloooooooooong!"

Aku berteriak sekencang mungkin. Siapa tahu ada guru ataupun penjaga sekolah yang dengar. Suara aku mulai lemas. Aku sudah tak berdaya berteriak-teriak lagi. Kak Mawar. Ricky. Melati mau pulang.

Sepertinya sudah bel. Kenapa ngga ada seorangpun nyariin aku ya? Nathan seharusnya nyariin aku lihat aku ngga ada di kelas. Kenapa dia ngga muncul-muncul? Apa Jessica pengaruhin Nathan supaya ngga usah cari aku? Nathan ngga ada perasaan aneh gitu aku tiba-tiba menghilang?

Karena merasa haus dan lapar, aku sudah tidak ingat apa-apa lagi.

***

To be continued~

Nanti kita cerita tentang hari ini[THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang