Mawar🌹

668 24 3
                                    

Pagi-pagi udah ada pizza aja nih di meja makan. Pasti punya kak Mawar. Iyalah siapa lagi? Kan di rumah ini hanya ada kita berdua.

"Kak Mawar, ini buat Melati?"

"Iya, makan aja. Gue ngga sempat bikinin lo sarapan."

"Yeyy! Makasi kak. Owh iya kak, kemarin malam pulang jam berapa?"

"Ngapain sih lo kepo urusan gue? Mau gue pulang pagi kek malam kek itu bukan urusan lo. Lo tinggal duduk manis aja di rumah, biar gue yang kerja luntang-lantung di jalan. Udah ah mau mandi. Ntar di bawah box pizza bekal sekolah lo ya. Maafin seadanya."

"Iya kak. Makasi."

50rb. Itu udah lebih dari cukup. Biasanya juga kak Mawar ngga pernah ngasi aku uang jajan sebanyak itu. Mentok-mentok 10rb. Tapi bersyukur sajalah. Mungkin maksudnya kak Mawar supaya aku bisa belajar hemat. Baik, tidak akan kubelanjakan semuanya.

***

"Aduuh!"

Eh ada apaan di depan gerbang sekolah? Kok pada rame?

Aku baru sampai udah di sambut sama kejadian kecelakaan. Ya tuhan, jauhkan Melati dari hal-hal buruk seperti itu. Aku kasihan melihat siswi yang menjadi korban itu sampai lecet dan berdarah kakinya, dan yang bikin aku kaget ternyata pelakunya yang kemarin ngebully aku di depan kelas. Segitu ganasnya bawa mobil apa? Mentang-mentang anak orang kaya.

"Semua siswa diharapkan masuk kelas!" Perintah kepsek.

Siswi itu dibopong ke UKS oleh PMR. Aku tidak bisa ikut mengantarnya. Hanya anggota PMR saja yang diperkenankan ke UKS.

"Berita panggilan kepada Jessica, di mohon ke ruang BK!"

Owh jadi nama dia Jessica. Ngga kalah angkuh sama sifatnya. Mungkin ini karma buat dia kali karena udah ngebully aku kemarin. Astaga! Melati Melati, kenapa kamu jadi dendam begini sih? Sadaar sadaar,

"Eeh!" Seseorang baru saja ngagetin aku sambil memukul meja.

"I-iya kenapa?"

"Pindah duduk depan. Kasi gue duduk disini!"

"Memangnya kenapa?"

"Gausah banyak tanya. Buruan!"

"Eeh eh-"

Aku ingat. Ini cowok kasar kemarin yang aku jumpai di kantin. Ternyata aku sekelas dengannya? Astagaa, dan sekarang dia dorong aku?

"Kasar banget sih?" Ujarku berteriak refleks.

"Berani ya lo bentak gue?"

"Ng-ng-ngga sengaja. Saya tadi,-"

"Selamat pagi semuanya!"

Untung guru datang. Aku bisa menghindar dari cowok kasar itu.

"Hari ini kita ulangan ya!"

Hah ulangan? Mapel sekarang matematika kan? Ternyata tu cowok maksa pindah ke belakang biar bisa nyontek. Dasar lemah.

"Kamu siswi baru bagaimana, siap ulangan sekarang?"

"Siap pak."

"Bagus. Contoh Melati ya, meskipun siswi baru, tingkat kepercayaan dirinya sangat tinggi. Baik bapak akan mulaikan sekarang pembagian soalnya!"

Semoga aku bisa menjawab seluruh soal. Yakin saja.

"Waktu kalian 30 menit dimulai dari sekarang!"

Aku akan memanfaatkan waktu 30 menit itu dengan sebaik-baiknya. Semangat Melati! Ini ulangan pertamamu di sekolah baru.

Apa ini? Kertas contekan? Maafkan aku semuanya. Tapi ini ulangan, aku tidak bisa memberikan kalian jawabannya, dan juga kalian bukan teman-teman baikku seperti Rara dan Syifa. Aku masih ingat ejekan kalian kemarin tentang sekolah lamaku.

Done. Akhirnya dengan durasi 21 menit aku menyelesaikan seluruh soal. Ngga nyangka aku sebagai yang pertama menyelesaikan soal, dan aku di suruh menunggu di luar.

"Waktu kalian tinggal 10 menit lagi! Ayo hurry up!"

"Susah pak!"

"Susah apa? Kan semua sudah bapak ajarkan. Kalian sih kerjaannya ribut saja di kelas saya."

***

Sekarang sudah jam istirahat. Aku membeli makanan di kantin.

"Bang, siomay satu ya sama es teh. Saya tunggu di meja saja ya."

"Siap."

Itu seperti suara si cowok kasar itu. Pasti bentar lagi dia akan berjalan kesini.

"Eeh!" Apa aku bilang. Ni orang mukul meja aja ya kerjaannya.

"Ini tempat gue! Berapa kali sih harus gue bilang?"

"Heh maaf ya, bukannya saya ngga sopan sebagai siswi baru, tapi sikap kamu yang selalu tidak sopan jika bertemu saya, bikin saya males liat wajah kamu." Ucapku melawan.

"Lo berani sama gue?"

"Saya hanya takut kepada tuhan. Manusia model kamu apa perlu saya takuti?"

"Songong ya ni anak."

"Maaf, saya ngga mau nyari ribut sama kamu. Silahkan duduk. Sepertinya otak saya lebih berpikir manusiawi jika masih ada banyak tempat duduk yang kosong, kenapa mesti merebutkan tempat duduk yang ini?."

Aku berlalu meninggalkannya. Kali ini aku benar-benar tidak dapat menahan kekesalanku. Orang kasar dan sombong sepertinya sesekali harus di lawan.

***

Plukk!

Buku-buku berserakan dihadapanku membuatku segera merapikan buku-buku itu dan menyerahkannya segera ke si pemilik buku.

"Makasi ya..."

"Panggil aja Melati."

"Makasi ya Melati."

"Sama-sama. Aku bantu ya bawa buku-bukunya. Kelihatannya kamu kesusahan bawa."

"Eeh ngga apa-apa, aku bisa kok,"

"Gimana ceritanya? Tangan kamu aja masih lecet."

Aku sedang bersama siswi yang tadi pagi ditabrak Jessica. Jalannya sedikit pincang dan ada perban di siku dan telapak tangan kirinya. Aku ingin membantunya.

"Owh iya nama kamu siapa?" Tanyaku.

"Aku Yasmin. Kamu siswi baru ya? Tumben liat kamu."

"Iya, baru kemarin. Kamu masih sakit?"

"Udah ngga. Udah diobatin."

"Lain kali hati-hati ya."

"Iya Melati."

Aku dan Yasmin berjalan bersama-sama ke perpustakaan. Ini saatnya aku tahu letak perpustakaannya dimana.

"Sudah sampai. Taruh disitu aja Melati. Nanti biar petugasnya yang ambil. Kamu mau ikut masuk ke dalam?" Tanya Yasmin.

Aku mengangguk. Disini banyak sekali buku-buku novel. Punya siswa angkatan tahun-tahun sebelumnya kata petugas perpustakaan.

"Melati suka baca novel ya?" Tanya Yasmin disebelahku.

"Iya, kalau kamu?"

"Suka juga. Kamu udah baca novel ini?"

"Belum. Bagus?"

"Bagus banget. Aku udah dua kali bacanya."

"Serius? Aku mau coba baca deh."

"Nih. Kamu bisa pinjam buku disini kok, berapapun kamu mau. Nanti tunjukin ke petugasnya aja."

"Iya Yasmin, aku kesana dulu ya cari buku lain."

"Ok."

***

Nanti kita cerita tentang hari ini[THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang