(NKCTHI 2) Krisan🌼

249 15 0
                                    

"Kamu sabar aja dulu, lama-lama juga pasti akan terbiasa. Percaya sama aku, Yasmin suka cowok yang penyabar."

Aldi datang menemuiku saat jam istirahat kedua. Dia masih dengan seragam yang rapi, tapi rambut mulai acak-acakan.

"Ini gimana sih rambut kamu berantakan begini," aku spontan merapikan rambutnya tanpa meminta izin pada Aldi dahulu.

"Maaf Di, ngga sengaja."

"Thank's ya." Ucap Aldi malahan. Kukira dia akan marah.

"Melati!!! Melati!!!" Teriak Yasmin di ujung koridor.

"Bentar Di," aku izin ke Aldi akan menemui Yasmin dulu.

"Melatiii ngapain sih deket-deket sama Aldi? Kan dia itu nakal, suka bikin ulah, nanti kamu diapa-apain lagi sama dia." Dumel Yasmin.

"Dia baik. Aldi ngga seburuk yang kamu kira Yas. Coba aja bicara baik-baik dengannya." Ucapku santai.

"Mel, kamu ngga lagi sakit kan?" Yasmin memeriksa dahiku.

"Ini jangan-jangan kamu kena pelet nih sama si Aldi."

"Apaan sih Yas? Aldi ngga ngapa-ngapain aku kok. Kamu tenang aja."

"Yaudah deh Mel, aku ke perpus dulu ya."

"Eeeh Yas, Yasmin!" Tadinya aku mau ngajak Yasmin buat ketemu Aldi, tapi dia malah lari ke perpus.

Deva
"Ngga ke perpus?"

Me
"Ngga dulu Dev, kepalaku agak pening membaca."

Aku baru balas pesan Deva 30 menit yang lalu, kemudian menemui Aldi kembali.

"Sampai dimana tadi?" Tanyaku pada Aldi yang masih sibuk rapiin rambutnya.

"Apa lagi yang harus gue lakukan buat ngedapatin hati Yasmin Mel?"

"Hmmm setau aku tife cowok Yasmin itu selain disiplin, baik, dan sopan, dia juga suka cowok yang perasa. Biar bisa jadi teman ceweknya juga."

"Terus gue harus gimana?"

"Kamu coba ubah gaya ngomong kamu deh biar lebih terdengar halus. Misalnya mau ngajakin Yasmin ke kantin bareng, ayo coba."

"O-ok ok. Denger ya. Yasmin, ke kantin bareng sama aku yuk!"

"👏👏👏👏👏👏 dengan begitu Yasmin pasti mau diajak ke kantin bareng sama kamu."

"Jadi mulai sekarang gue harus latihan ngomong pakek aku-kamu, gitu?"

"Tepat sekali!!! Selain itu juga agar lebih enak didengar sama cewek-cewek yang lain, nanti kamu bisa saja jadi cowok hits di sekolah mengalahkan Nathan."

"HA HA HA HA, emang lo rela, eeh maksudnya emang kamu rela kalau kedudukan Nathan aku rebut?"

"Ya gapapa sih. Nathan juga udah punya Ratu. Jadi, jadi cowok hits di sekolah udah ngga penting lagi buat Nathan."

"Ya ya ya. Terus selain itu apalagi Mel?"

"Cewek akan suka kalau dianterin pulang sama cowok baik-baik. Jadi kamu coba aja ngajak Yasmin pulang bareng nanti, dengan begitu kamu bisa ada waktu pdkt lebih lama selama diperjalanan. Jalanin motornya pelan-pelan aja ya. Terus ngobrolin pembicaraan tentang hal-hal yang Yasmin suka, dengan begitu perlahan Yasmin akan merasa nyaman."

"Gitu ya? Yaudah, gue mmm-maksudnya aku akan coba nanti di jam pulang."

"Sip. Semoga berhasil ya. Ingat! Jika kamu nanti berhasil ngedapatin Yasmin, jangan apa-apain dia ya. Yasmin itu anak yang baik, lugu, walau kadang sedikit ngegas sih bicaranya."

"Iya, pokoknya lo tenang aja Mel. Gue ngga akan apa-apain teman lo. Thank's ya Mel sarannya... owh sorry, belum terbiasa ngomong."

"Ngga apa. Coba aja dilatih terus."

Aldi berlalu dan akan menemui Yasmin ke perpus. Sebelumnya aku udah berpesan sama Aldi jangan teriak-teriak manggil Yasmin, karena itu perpus, nanti dia bisa kena peringatan.

"Hai Melati. Kemana aja daritadi?" Tanya Ratu ya sudah pasti bersama Nathan.

Mereka lagi suap-suapan makanan di kelas. Daaah🤦‍♀️

"Di luar aja kok Ratu cari angin."

"Tumben ngga ke perpus lo Mel?" Tanya Nathan.

"Kepala aku pusing."

"Gini nih kalau akibatnya mainin handphone terus. Entah siapa yang diajak chattingan sampai ngga ngasi tau kakaknya." Dumel Nathan yang sudah biasa aku dengar.

"Apa? Melati udah ada gebetan?" Tanya Ratu.

"Gatau juga Ratu. Kayaknya iya sih, dia itu suka senyum- senyum sendiri kalau lagi liatin handphonenya."

"Yee, ngga ada ya. Ngarang aja nih Nathan."

"Eeh jujur sama gue, lo habis ketemuan ya sama 2 orang itu?"

"Ngga ada."

"Bohong!"

"Ngga ada Nathan!"

Karena merasa bete di kelas gara-gara Nathan introgasi aku terus, aku keluar kelas kembali.

***

"Melati."

"Eeh Deva. Ada apa?" Deva nemuin aku di depan kelasku.

"Tadi katanya kepalanya pening ya? Nih, aku ada obat dari UKS."

"Makasi ya Dev."

"Sama-sama."

"Kamu udah selesai baca buku?"

"Udah. Aku pinjam satu buku lagi. Buku novel."

"Tumben. Biasanya juga bacanya yang tentang tutorial."

"He he, iya aku coba baca novel aja mulai sekarang. Sepertinya menarik."

"He he he, iya iya Dev, bagus juga kok,"

"Mel. Masuk kelas!" Suruh Nathan yang tiba-tiba hadir di tengah-tengah aku dan Deva.

"Gamau Nathan. Aku lagi sama Deva masa ditinggalin?"

"Gue bilang masuk kelas! Dan lo, balik ke kelas lo. Mulai sekarang jangan temui Melati lagi!"

"Nathan!"

"Kenapa? Mau belain dia yang baru lo kenal ketimbang gue kakak lo?"

"Yaudah Mel. Aku balik ke kelas dulu ya,"

"Gausah pakek izin sama adik gue!"

Deva berlalu. Aku berlalu ke dalam kelas. Nathan jahat. Aku tidak suka dengan sikapnya itu. Butiran air mataku mulai jatuh ke seragam Ratu yang memelukku.

"Sabar ya Melati. Aku ngga akan biarin Nathan bicara begitu lagi dengan kamu."

"Jangan Ratu. Kalian pasti akan bertengkar jadinya. Aku ngga apa-apa kok. Hanya saja aku sakit hati lihat Nathan bentak-bentak Deva tadi." Hiks hiks

Nathan sudah kelewatan mengatur hidupku. Sejak kakak kami berencana akan menikah, Nathan sudah bersikap seperti ini. Mungkin maksudnya ingin menjadi kakak yang baik buatku, tapi jadinya malah begini. Aku ngga suka. Aku melaporkan sikap Nathan di sekolah kepada kak Andrea. Dia menasehatiku agar bicara baik-baik dengan Nathan empat mata. Disisi lain Nathan memang memiliki karakter yang keras. Bahkan kak Andrea saja bercerita Nathan pernah berdebat hebat dengannya dulu. Aku tidak ingin tau karena apa. Intinya sekarang semua orang sudah tau sikap Nathan, aku tidak boleh ceroboh berbicara padanya.

***

To be continued~

Nanti kita cerita tentang hari ini[THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang