Lily💐

384 18 0
                                    

Sudah selama satu jam setengah belajar, akhirnya suara bel pulang berbunyi.

"Tunggu!" Cegatku kepada Nathan.

"Mulai besok saya tidak mau tukaran tempat duduk lagi, saya mohon. Jessica akan marah dengan saya jika saya masih tetap duduk di depannya."

"I don't care!"

"Eeh, kok kamu jawabnya gitu, eh Nathan,"

Dia berlalu pergi, meninggalkan aku dengan perasaan yang panik.

Kalau saja aku bisa pindah kelas, aku akan melakukannya. Aku rasa tidak betah berada di kelas yang katanya solidaritas ini.

"Melati!" Panggil seseorang dari belakang.

Aku sudah hampir sampai di luar gerbang sekolah. Aku memberhentikan langkah dan menengok ke belakang. Aku lihat Ratu sedang berjalan ke arahku.

"Ada apa ya Ratu?"

"Mustahil. Kamu satu-satunya orang di sekolah ini yang bisa menjawab soal-soal yang aku buat dengan sangat benar, dan setelah aku periksa, jawabanmu tidak ada yang mencontek."

"Gimana cara kamu bisa yakin kalau aku tidak menyontek?"

"Ada. Itu rahasiaku. Kamu adalah temanku sekarang." Ratu menjabat tanganku akhirnya.

"Ratu, sebelum mengerjakan test kamu, aku udah anggap kamu sebagai temanku."

Kami berdua sama-sama tersenyum tulus. Aku lihat ekspresi Ratu sekarang sangat begitu senang. Bukan, bukan karenaku. Aku bukan orang istimewa sepertinya.

***

Malam ini aku ditemenin sama Ricky. Semenjak kak Mawar ga ada di rumah, Ricky jadi rajin nemenin aku. Mungkin dia merasa kasihan melihatku sendirian di rumah.

"Ric, Melati boleh tanya ngga?"

"Tanya apa?"

"Ricky kenapa berhenti gangguin Melati?"

"Terus lo mau gue gangguin lagi, gitu?"

"Bukan begitu Ricky. Kan Melati nanya apa alasannya."

"Sebab gue capek."

"Segitu aja?"

"Sama sebab gue udah bosen."

"Ricky bosen sama Melati?"

"Bukan. Bosen gangguin lo, lo juga pasti bosen gue gangguin mulu. Makanya gue milih berhenti."

"Owh gitu. Melati ngga ada salah kan sama Ricky sehingga membuat Ricky berubah?"

"Ada. Salah lo banyak. Tapi bukan karena lo salah gue jadi berubah. Udah gue jawab tadi kan."

"Melati salah apa sama Ricky?"

"Udah lo ngga usah bahas masalah itu lagi. Lo ini kenapa sih, kok jadi tiba-tiba nanya begitu?"

"Ngga apa-apa Ric."

"Nah, itu salah lo. Bilang ngga apa-apa tapi ada apa-apanya. Lo pelit banget sih jadi temen, cerita sama gue aja ngga mau."

"Melati cuma kepikiran saja sama teman Melati di sekolah baru. Tau ngga, dia itu persis banget kayak Ricky suka gangguin Melati dulu. Tapi Ricky jauh lebih baik dibanding dia."

Ricky tersenyum sungging setelah mendengar curhatanku.

"Jadi ceritanya lo kangen gitu gue gangguin kayak dulu lagi? Melati, Melati. Kita itu udah sama-sama dewasa, jadi buat apa mengulang hal kekanak-kanakan seperti itu?"

"Melati bukannya mau ngulang. Melati juga ogah Ricky gangguin Melati. Tapi benar yang kamu bilang Ricky, hal seperti itu terlalu kekanak-kanakan."

***

Nanti kita cerita tentang hari ini[THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang