Apa kamu percaya magic?

7 0 0
                                    

Sore itu, suasana menjadi kelabu. Alice menghidupkan lampu ruang makannya. Seketika suasana dingin mulai menyelimuti mereka. Musim gugur akan segera datang, atau mungkin sudah datang. Alice dan Jungkook duduk saling berhadapan, sedang bercerita masa kecil mereka. Tentang Alice yang pernah suka dengan Charles dan kisah dia bisa berada di Korea.

"Aku bingung, dulu aku pernah suka dengan seseorang, namanya Charles tapi...dia seolah tidak pernah melihat ke arahku. Apa aku terlihat kasat mata di depannya?" Alice seketika membuat suasana menjadi hening dengan suaranya seorang diri. Dia pun melanjutkannya, "hingga suatu ketika daddy datang memberi kabar kalau dia harus pindah tugas. Aku pikir dia akan pindah kota, tapi...dia bilang dia akan menetap beberapa tahun di negara baru yang jarang ia datangi."

"Korea?" sahut Jungkook, dia memakan keripik kesukaan Alice.

"Iya. Aku tidak pernah mendengar itu sebelumnya karena aku ya...gitulah...aku terlalu sibuk dengan 'dunia sekolahku'. Aku pikir karena aku akan masuk kuliah jadi aku bisa tinggal di sana saja tapi daddy tidak ingin membiarkan aku tinggal sendiri tanpa dirinya dan mommy. Aku hanya...menghela napas dan menerima apa yang sudah menjadi keputusan daddy."

"Lalu?"

"Lalu aku membuat perpisahan dengan beberapa teman dekatku. Abby, datang membawa Charles untuk terakhir kalinya. Dia bilang Charles adalah kejutan untukku. Entah karena apa, Charles seolah baru mengenal diriku saat itu dan kita langsung menjadi akrab. Aku sempat berpikir, kenapa disaat aku mau pindah? Kemana saja dia selama ini? Aku menyesalinya dan pergi ke Korea seperti dipaksa."

Alice harus belajar keras untuk bisa berbicara bahasa Korea dan untuk bisa diterima di kampus yang sudah daddynya rekomendasikan. Beruntungnya, dia berhasil masuk. "Apa kamu mau mendengar akhir ceritaku dengan Harry?" kata Alice. "Terserah kamu," kata Jungkook. Alice tertawa, "oke."

"Malam itu datang seperti sebuah kutukan. Aku tidak bisa mengatakan kata lain selain kata itu, itu yang bisa aku katakan. Aku pikir itu memang jalannya. Aku dan dia putus seperti ada seseorang yang memutuskan tali hubungan kita. Kita berdebat karena Golden ada di apartemenku."

"Golden? Maksud kamu, Summer?" kata Jungkook.

"Iya. Golden datang seperti kucing kecil yang ingin sekali aku rawat. Akhirnya aku meminta ijin pada mommy untuk merawatnya dan Harry tidak suka dia ada di dalam apartemenku. Kita berdebat panjang karena kita sama-sama keras kepala. Aku selalu mengalah dengannya dan aku pikir aku tidak ingin mengalah untuk kali ini tapi aku tidak menduga bahwa Harry akan membuat hubungan kita menjadi berakhir. Kita putus dan aku bingung apa aku harus nangis atau tidak karena aku tidak tahu apa yang harus aku tangisi dengan ucapan dia tadi. Aku sangat kesal dengannya. Kita sama-sama emosi malam itu."

"Malam itu aku pertama kalinya melihatmu," kata Jungkook.

"Hey!" Jungkook seketika menyadari sesuatu. "Kamu sadar sesuatu? Kamu putus karena Summer, yang masih bagian dariku dan aku berada tidak jauh dari kamu. Apa...itu memang takdir?" kata Jungkook.

"Wah?!" Alice merinding. Suasana semakin gelap karena matahari seharusnya mulai turun tetapi karena cuaca mendung, langit pun terlihat semakin gelap.

"Apa itu yang disebut magic?"

"Aku pernah bertemu denganmu di tempat ramai dan...," Jungkook enggan mengatakannya karena itu mungkin akan membuat Alice malu.

"...apa kamu ingat?" kata Jungkook.

"Di mana?" kata Alice mencoba mengingat apa yang Jungkook bilang barusan.

Alice tidak bisa mengingat itu, "apa kamu benar-benar tidak bisa mengingatnya?" kata Jungkook. Alice benar-benar tidak bisa mengingat itu, seketika Jungkook menjadi heran. "Apa yang terjadi padanya?" Batin Jungkook bicara padanya. "Apa magic selalu mengikuti kita?" kata Jungkook lagi.

When Summer Met Winter #6Where stories live. Discover now