"Alice!!!"
"Alice!!" Suara Mom Emily terdengar semakin kencang di telinga Alice, dia juga mulai mendengar suara alarm ponselnya.
"Alice ayo bangun! Ini hampir telat!" Mom Emily mulai mengetuk pintu kamar Alice karena Alice tak kunjung bangun. "Ini hari terakhir sekolahmu! Ayo bangun!"
Alice membuka matanya, dia melihat sinar matahari masuk ke kamarnya karena gordennya tidak ditutup semalam. Kepalanya masih pusing dengan mimpi yang ia dapat. Dia mengubah posisinya dan melihat ke langit-langit. "Mimpi yang aneh," suaranya masih parau. Dia bangun lalu segera mandi. Alice buru-buru sarapan lalu pergi ke sekolah dengan mommynya.
Hari ini adalah hari terakhirnya sekolah. Alice akan menerima hasil laporan belajarnya dan akan menerima pengumuman kelulusannya. Dia tidak sabar dengan pengumuman itu. Wajahnya mulai berseri sepanjang jalan dia menuju ke sekolahnya. Setibanya di sekolah, dia melihat Abigail, sahabat dekatnya.
"Apa kamu sudah tahu mau kuliah di mana?" tanya Abby.
"Tentu!" Alice sudah memantapkan pilihannya.
Mereka pun masuk dan duduk di kursi biasanya. Tak lama kemudian, guru kelasnya masuk dan mulai membacakan pengumuman kelulusan mereka. Semua angkatannya dinyatakan lulus. Alice berhasil mendapat nilai terbaik walaupun tidak menjadi nomor satu. Dia membuktikan jerih payahnya pada dirinya sendiri. Dia selalu seperti itu. Bulan depan dia akan langsung mengikuti ujian masuk kampus impiannya.
Alice tidak punya waktu itu bermain lagi, dia ingin fokus belajar untuk ujian masuk kampus tersebut. Malam harinya, daddynya bercerita tentang dirinya yang seharusnya dipindah tugaskan ke Korea Selatan. Alice terkejut ketika mendengar negara yang daddynya sebut.
"Jauh sekali," sahut Alice.
"Iya. Seharusnya kita pindah ke sana, padahal daddy juga sudah menyiapkan tempat buat kamu kuliah. Untunglah teman daddy menggantikannya." Cerita Dad Lucas.
Mom Emily pun melihat raut wajah suaminya yang sedikit kecewa. Itu artinya bahwa Dad Lucas kalah dengan temannya untuk bisa mendapatkan banyak pengalaman di bidang baru yang sedang suaminya kerjakan. Jika Dad Lucas bisa pergi, tak hanya Korea selatan tapi Jepang juga akan menjadi tempat mereka tinggal. Satu sisi, Mom Emily bersyukur karena dia tidak bisa membayangkan jika Alice harus terus pindah dan beradaptasi dengan bahasa yang berbeda.
"Tidak apa-apa, Dad. Daddy pasti bisa!" Alice menyemangati daddynya.
Obrolan panjang keluarga kecil itu berakhir. Alice pergi ke kamarnya. Sebelum ia pergi tidur, dia melihat langit penuh dengan bintang. "Musim panas akan segara tiba," kata Alice lalu ia menutup gordennya lagi.
***
Bulan di mana ujian masuk universitas tiba. Alice sedang gugup karena ujian akan segera dimulai. Dia memejamkan matanya dan berharap dia bisa mengerjakan semua soal dengan baik, dan ujian pun dimulai.
Hampir tiga jam, Alice pun akhirnya menyelesaikan ujian itu. Dia harus menunggu hasilnya seminggu kemudian. Seraya menunggu hasil ujiannya, dia menjadi sering bertemu dengan teman-temannya, termasuk Abigail. Abby, sapaan akrab Alice pada Abigail, memutuskan untuk kuliah di kota yang berbeda dengan Alice. Mereka sedih karena harus berpisah, walaupun mereka belum tahu hasil ujian mereka. Tak hanya itu, Mom Emily merencanakan liburan keluarganya ke suatu negara yang belum pernah Alice datangi. Malvin sepertinya akan ikut.
Alice adalah orang paling beruntung menurut orang lain yang sudah mengenalnya, tapi menurut dirinya dia bukanlah orang semacam itu. Dia hanya orang biasa yang bisa berusaha. "Tapi itu bukan usaha, Alice!" Salah satu teman Alice dan Abby pun angkat bicara tentang obrolan yang seketika menjadi ramai.
Beberapa hari yang lalu, Alice bertemu dengan teman lainnya, bernama Alexa. Pertemuan Alice dan Alexa di hari itu bukan hal yang biasa. Alexa mengajak Alice bertemu dengan teman-teman dekatnya. Siapa sangka, salah satu dari teman-teman dekat Alexa, adalah seorang penyanyi yang terkenal dan baru saja terjun di dunia peran. Alice tentu tahu dia siapa, hanya, dia bukan lah penggemarnya. Dia bukanlah seorang gadis yang suka dengan seorang idola, tapi sejak sekolahnya selesai, Abby mulai meracuni Alice dengan sebuah grup musik lelaki yang sedang naik daun.
"Lagunya enak! Kamu harus dengar," kata Abby. Pertama kali mendengarnya, Alice bingung karena bahasanya bukanlah bahasa yang biasa ia dengar. "Mereka dari mana?" Alice bertanya pada Abby. "Korea selatan," kata Abby. "Aku suka musiknya." Alice suka dengan melodi pada lagu-lagu grup itu.
"Mereka mau konser di sini. Konsernya digelar seminggu usai pengumuman ujian kita," kata Abby.
"Ah aku mau dong nonton kalau habis pengumuman," kata Alice. Abby pun mencoba mencari tahu tentang pemesanan tiket konser grup itu.
Pertemuan Alice, Abby, dan beberapa teman mereka lainnya yang suka dengan grup itu berakhir, karena Alice harus pulang menjemput mommynya. Sepanjang jalan dia memikirkan tentang apa yang terjadi padanya. "Ada apa dengan Korea? Mommy mengajakku liburan ke Korea dan Abby membuatku jatuh cinta dengan grup dari Korea itu." Alice bingung. Dia hanya bisa mengenyahkan itu semua.
Sehari sebelum pengumuman itu, Alice mendapat kabar bahwa Charles, lelaki yang pernah ia sukai, sudah punya pacar. "Siapa?" Alice kaget saat Abby menelponnya. "Aku lupa namanya pokoknya dia beda sekolah." Alice sedikit sedih, karena memang selama ini Charles tidak pernah meliriknya. "Aku harus gimana?" tanya Alice pada Abby. "Lupakan Charles!" Abby meminta Alice untuk berpaling dari Charles yang tidak pantas untuknya.
Hari pengumuman itu tiba. Pukul 9 pagi, Alice mulai gugup karena dia akan mengeceknya melalui website kampus itu. "Ah aku gugup," katanya seraya dia mengetik namanya. "Alicia...," kemudian dia menekan tombol ok dan "mommy!!!" Dia memanggil mommynya. Alice diterima di kampus impiannya. Perasaannya campur aduk. Dia juga mendengar kabar bahwa teman-teman dekatnya diterima di tempat yang mereka inginkan. Ini artinya, Alice dan teman-temannya jadi pergi nonton konser grup Korea itu.
***
Hari ini tiba, hari dimana Alice akan pergi menyaksikan konser grup Korea Selatan yang belum pernah ia kenal sebelumnya, bahkan hingga saat ia mengantri untuk masuk ke arena konser, dia tidak tahu siapa-siapa saja personelnya jika bukan dia melihat poster besar yang menunjukkan foto grup itu.
"Itu mereka?" sahut Alice pada Abby.
"Iya! Kamu belum tahu wajah mereka?" kata Abby. Alice menggelengkan kepalanya.
"Astaga!" kemudian Abby pun memberitahukan siapa-siapa saja personel grup Korea itu.
Alice dan yang lainnya pun masuk ke dalam arena konser. Suasananya begitu berbeda, Alice bisa merasakannya. Langit seketika menjadi mendung, "mau hujan?" kata Alice pada Abby. "Duh jangan dong," kata Abby. "Semoga konser mereka berjalan lancar," Alice memejamkan matanya dan memohon permintaannya barusan. Sekitar beberapa detik sebelum konser dimulai, mendung pun hilang. Alice tersenyum. Konser pun dimulai.
Alice seketika kagum kepada grup Korea itu. Dia tak menyangka bisa menyaksikan konser mereka. Lagu-lagu yang mereka bawakan juga bagus. Alice juga sempat terharu dengan pesan yang disampaikan oleh ketua dari grup tersebut. "Ah mereka begitu mencintai penggemar mereka. Pesan dan lagu mereka sungguh menyentuh hati," kata Alice. Dia tak kuasa menahan air matanya.
Konser itu selesai. Alice pun pulang tengah malam. Sebelum ia tidur, dia masih terus memikirkan indahnya alunan lagu yang mereka bawakan. Grup Korea yang Alice suka itu, bernama BTS. Personelnya ada tujuh orang, Namjoon, Jin, Yoongi, Hoseok, Jimin, Taehyung, dan juga Jungkook. Alice masih tidak mengingat wajah mereka walaupun Abby sudah memberitahukannya.
+ NEXT PART: Pertemuan pertamanya +
YOU ARE READING
When Summer Met Winter #6
Teen FictionThe 6TH series of DECEMBER IS COMING! "Alice dan Jungkook belajar banyak dari setiap masalah yang datang ke dalam hubungan mereka. Mereka mulai mengerti fase dari setiap hidup di dalam hidup dan juga pondasi untuk hubungan mereka. Ada banyak hal ya...