Chapter 3: A Slave

276 48 1
                                    

"Esther! Bawa anak-anak pergi dari sini!" teriak ayah Esther pada Esther.

"Lalu bagaimana dengan ayah?"

"Jangan pedulikan ayah! Cepat lari, cepat !!" perintah ayahnya lagi.

"Tapi..." Esther tidak tega meninggalkan ayahnya itu meskipun ayahnya menyuruhnya berbuat demikian.

"Tidak ada waktu! Mereka tidak akan melepaskanmu kalau mereka sudah menangkapmu. Cepat pergi! Ayah akan menghadang mereka!" Dengan berat hati, Esther meninggalkan ayahnya dan dengan segera lari bersama dengan anak-anak lainnya.

"Hahahahaha... kalian pikir kalian mau lari ke mana?" tanya seorang pria berpedang yang kemudian menghalangi Esther dan yang lainnya. Anak-anak tampak ketakutan, sedangkan Esther berusaha untuk memikirkan cara untuk kabur dari pria tersebut. Dengan cepat ia mengambil batu dari tanah dan melempar ke pria tersebut. Dan BUKK!! Batu tersebut mengenai dahi pria itu, membuatnya berteriak kesakitan.

Esther yang melihatnya, menggunakan kesempatan ini untuk membiarkan anak-anak lainnya kabur. Namun naas baginya, karena dia ditangkap oleh pria tersebut.

"Dasar perempuan sialan!! Kamu pikir kamu siapa?!" teriak pria tersebut kepada Esther.

"Lepaskan aku! Lepaskan!!!" ronta Esther berusaha untuk melepaskan dirinya.

"Bwahahahaha! Percuma saja!! Aku jauh lebih kuat darimu. Akan kujamin kamu akan menjadi budak yang baik," kata pria itu kemudian tertawa keras dan menyeret Esther pergi.

Walaupun sudah diseret, tetapi Esther tetap saja menolak untuk mengikuti pria tersebut. Dan di tengah jalan, ia melihat ayahnya terlentang di tanah, tidak sadarkan diri.

"AYAH!" panggil Esther, namun tidak ada jawaban dari ayahnya.

"Ayah!!" panggil Esther lagi, tapi hasilnya tetap sama.

"Lepaskan aku!!" perintah Esther kepada pria yang menyeretnya.

"Diam, gadis!!! Atau kupotong lidahmu itu!" ancam pria itu dan kembali menyeret Esther. Esther yang marah, langsung menggigit tangan pria itu dan pria itu kembali berteriak kesakitan dan melepaskan Esther.

Dengan cepat, Esther berlari menuju ayahnya yang terkulai lemah.

"Ayah! Ayah baik-baik saja?!" tanya Esther sambil menyentuh wajah ayahnya.

"Ayah, jawab aku."

"Ayah !!" panggilnya lagi, namun tidak ada jawaban.

"Dasar perempuan kurang ajar!" teriak pria yang digigit Esther, lalu menampar Esther dengan keras.

Pada akhirnya, Esther berhasil ditangkap. Bukan hanya dia, tetapi anak-anak muda lainnya, wanita, maupun pria juga ditangkap oleh orang-orang yang menyerang desa mereka. Banyak yang meninggal dan seluruh desa tersebut menjadi hancur. Hari itu juga, Esther kehilangan orang dan tempat yang dicintainya dalam hitungan detik.

Setelah menempuh perjalanan yang panjang, akhirnya Esther dibawa ke sebuah gubuk tua.

"Masuk!" perintah seorang pria sambil mendorong masuk Esther lalu menutup pintu dengan keras.

Esther terkejut ketika melihat ruangan itu dipenuhi oleh perempuan yang seusianya maupun yang lebih muda darinya. Mereka semua tampak ketakutan.

"Hei!" panggil seorang perempuan yang berambut pirang panjang. Perempuan itu manis dan memiliki sepasang mata berwarna coklat.

"Di sini masih ada tempat," katanya lalu menepuk-nepuk lantai dengan tangan kanannya, menawarkan tempat duduk untuk Esther. Esther pun berjalan menuju tempat perempuan itu lalu duduk di sampingnya.

Night Storyteller [COMPLETE][SHORTLIST WATTY'S 2021]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang