Chapter 13: Earring of Protection

149 24 4
                                    

Esok harinya...

"Yang Mulia, sedang apa Anda di sini?" tanya Vesper yang melihat Alexander yang duduk di tepi pancuran besar yang ada di tengah taman istana pada jam enam pagi. Matahari baru saja terbit dan memancarkan cahayanya ke dedaunan dan rumput-rumput yang ditutupi oleh embun pagi.

"Selamat pagi, Vesper," sapa Alexander.

"Yang Mulia, Anda seharusnya beristirahat di dalam kamar, bukan keluyuran di pagi hari yang dingin seperti ini. Anda masih belum pulih," kata Vesper kemudian menghela sebuah nafas yang panjang.

"Aku sudah lebih baik, Vesper. Dan lagi, kamu tahu aku susah tidur jika berada di kamarku," balas Alexander.

"Baiklah, Yang Mulia, jika itu mau Anda. Tapi jangan terlalu memaksakan diri Anda," kata Vesper.

"Lalu, apa yang kamu dapat dari Rhode setelah menginterogasinya?" tanya Alexander dan arut wajahnya berubah serius.

"Dia akhirnya buka suara setelah tiga jam, Yang Mulia," kata Vesper kemudian menghela sebuah nafas yang panjang.

"Lalu apa yang kamu dapatkan?"

"Sepertinya kali ini bukan Anda saja yang menjadi target mereka, Yang Mulia."

"Maksudmu?"

"Esther juga ikut menjadi target mereka," kata Vesper dengan nada khawatir. Sontak, Alexander langsung terkejut. Dia tidak habis pikir kalau Esther, budak baru yang diselamatkannya menjadi target incaran dari kubu lawannya.

"Kenapa Esther juga menjadi incaran mereka? Selama ini mereka selalu mengincarku karena ingin membantu kakakku menjadi seorang Raja," kata Alexander.

"Kalau aku mengatakan alasannya, Anda juga terkejut."

"Katakan," kata Alexander dengan singkat.

"Mereka mengincar Esther karena berpikir Anda telah menyukainya, Yang Mulia. Dan Anda tahu, jika Anda menikah dan memiliki anak maka...."

"Tunggu... apa?" tanya Alexander dengan muka yang kebingungan dan kaget sekaligus.

Menyukai perempuan seperti Esther? Ini tidak pernah dipikirkannya. Tapi tiba-tiba entah kenapa dia sedikit panik dengan pernyataan ini. Inikah alasan sebenarnya yang membuat dia selalu tertawa melihat tingkah Esther? Alexander terdiam sejenak.

"Yang Mulia, Anda baik-baik saja?" tanya Vesper yang melihat Rajanya kebingungan.

"Lanjutkan," kata Alexander pada Vesper.

"Jadi sebenarnya mereka takut jika kekuasaan Anda akan jatuh pada penerus Anda. Dan tentu saja, Penasehat Farhan tidak bisa menjadi Raja jika Anda memiliki keturunan," kata Vesper.

"Lalu untuk apa mereka mendesakku untuk menikah kalau begitu?" tanya Alexander bingung.

"Karena mereka dapat mengendalikan putri-putri pilihan mereka jika Anda menikah dengan salah satu dari mereka, Yang Mulia. Dan sejujurnya aku baru tahu masalah ini setelah menginterogasi Rhode semalam."

"Selama ini mereka selalu melakukan semuanya di belakangku, tapi sekarang sepertinya mereka tidak segan-segan memperlihatkan 'ekor' mereka."

"Yang Mulia, melihat keadaan sekarang... sepertinya kudeta kerajaan ini akan terjadi cepat atau lambat. Tidakkah Anda khawatir? Selama ini Anda selalu menutup sebelah mata terhadap rencana jahat mereka," kata Vesper dengan nada khawatir.

"Aku tahu itu, Vesper," balas Alexander kemudian beranjak dari tempat yang didudukinya.

Dan dua jam setelah itu, Alexander memasuki ruang sidang kerajaan, sama seperti biasanya. Tetapi sepertinya, rapat sidang kerajaan dimulai tanpa dirinya. Para dewan terlihat terkejut melihat Alexander yang tiba-tiba masuk ke ruangan rapat.

Night Storyteller [COMPLETE][SHORTLIST WATTY'S 2021]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang