TOK...TOK...TOK...
Terdengar bunyi pintu dari perpustakaan. Dengan cepat, Esther meletakkan buku yang sedang dibacanya dan segera membuka pintu perpustakaan. Di sana, terlihat Vesper dan seorang laki-laki yang tidak dikenal oleh Esther. Laki-laki itu memiliki warna kulit yang lebih gelap dari Vesper. Dia tinggi, parasnya elok, hidungnya mancung, dan dia memiliki sepasang mata berwarna hijau zaitun. Bukan hanya tampan, tapi pria ini juga terlihat pintar.
"Selamat siang," sapa Vesper sambil tersenyum.
"Siang, Vesper," sapa Esther balik sambil memperhatikan laki-laki yang ada di samping Vesper.
"Biar kuperkenalkan. Ini adalah Aakil, salah seorang dewan kerajaan," kata Vesper memperkenalkan Aakil kepada Esther.
"Salam kenal," kata Aakil dengan ekspresi yang datar.
"Salam kenal, Tuan Aakil. Namaku, Esther," kata Esther memperkenalkan diri.
"Namamu cukup terkenal di kalangan dewan kerajaan, Esther dan kamu bisa memanggilku Aakil," kata Aakil, masih dengan ekspresi datar.
"Baiklah kalau begitu, Aakil."
"Vesper, kamu bisa meninggalkan kami berdua," perintah Aakil kepada Vesper dan Vesper pun keluar dari perpustakaan.
"Lalu apa yang membuat salah seorang dari dewan kerajaan mencariku?" tanya Esther penasaran.
"Menurutmu?" tanya Aakil pada Esther dan Esther hanya mengangkat kedua bahunya untuk menyatakan dia tidak tahu alasannya.
"Tentunya kamu tahu kalau Yang Mulia memilihmu menjadi selirnya, bukan?" tanya Aakil.
"Iya, dan itu bukan karena kemauanku," ceplos Esther.
"Tidak peduli ini kemauanmu atau kemauan Yang Mulia, Esther. Yang jelas sekarang dewan kerajaan sedang mempeributkan keputusan Yang Mulia yang memilihmu menjadi selirnya," kata Aakil dan Esther hanya bisa menyentuh jidatnya. Dia merasa dibohongi karena Alexander mengatakan kalau giwang itu hanyalah tanda perjanjian dan ternyata dia salah besar dan sekarang masalah menjadi rumit.
"Kukira itu hal yang wajar Esther, karena kamu mempunyai latar belakang yang cukup unik. Tidak biasanya Raja mengangkat selir dari kalangan orang biasa," kata Aakil menjelaskan dan Esther tidak bisa menjawab apapun karena memang yang dikatakan oleh Aakil benar.
"Apalagi dengan melihat kebiasaannya yang unik dan cara dia menanggapi proposal pernikahan tiap tahun; yang bisa aku simpulkan hanya satu, Esther: Kamu memiliki sesuatu yang sangat diinginkan Yang Mulia. Hmm.... Mungkin peta harta karun? Ilmu terlarang? Atau mungkin ramuan ajaib yang bisa membuatnya tidak mati? Apapun itu, aku rasa kalian berdua yang tahu. Lagipula aku tidak tertarik," kata Aakil dan Esther hanya melongo ketika mendengar penjelasan Aakil. Memang benar, Esther memiliki kemampuan untuk menyembuhkan penyakit tidur Alexander. Dan setelah dipikir Esther, penjelasan Aakil benar-benar masuk akal. Ketika dia memikirkan hal ini, hatinya serasa ditusuk oleh jarum. Kenapa dia kecewa?
"Itu sedikit latar belakang kenapa aku menemuimu, Esther. Sedangkan tujuan dari pertemuan ini, aku ingin mengatakan padamu kalau kamu akan mengikuti sebuah ujian minggu depan. Ujian yang menyatakan apakah kamu pantas menjadi selir Yang Mulia dan selir dari kerajaan Aberessian."
"HAH?!!!!" teriak Esther dengan suara yang keras, yang memenuhi seluruh ruangan perpustakaan. Dia benar-benar seperti disambar petir siang hari.
"Dewan kerajaan hanya akan mengakui Anda sebagai selir Yang Mulia apabila kamu lulus pengujian kali ini," kata Aakil menjelaskan.
"Kamu serius?!" tanya Esther lagi karena masih tidak percaya.
"Tentu saja aku serius, Esther. Aku orang yang tidak suka bercanda," katanya dengan jujur dan dia bisa melihat ekspresi wajah Esther yang berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Storyteller [COMPLETE][SHORTLIST WATTY'S 2021]
Historical Fiction#1 IN FAIRYTALE [20 APRIL 2022] #1 IN LIGHT ROMANCE [17 JUNE 2024] -------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Kamu pernah dengar tentang Aberessian? Kerajaan yang dipimpin oleh Alex...