Bab 7

4.7K 543 26
                                    


"Anak kecil berani-beraninya lo ya?!" Basri nyaris menyabet lengan Selly namun Prilly terlebih dahulu turun dari sawung dan menarik gadis kecil itu ke belakang tubuhnya.

"Jangan bawa-bawa Selly Bang! Ini urusan kita." Kata Prilly sambil menahan tangan Selly yang meronta di belakangnya.

"Iihh Bunda tangan Selly jangan dipegang dong! Selly mau ngajarin Om itu sikat gigi yang bener supaya giginya nggak kuning lagi." Terdengar gerutuan Selly di belakang tubuh Prilly.

"Anak sial--"

"Jangan pernah mengumpati anak saya!" Kali ini Ali ikut bersuara. Dia juga beranjak mendekati Prilly kali ini tubuh besarnya berdiri tegap didepan Prilly.

Selly yang melihat kehadiran Abinya langsung menyeret Prilly ke sawung. "Kita duduk yuk Bun. Biar Abi yang beresin Om gigi kuning itu. Capek kalau berdiri terus."

Anak ini benar-benar, tapi tunggu dulu? Selly memanggilnya apa tadi? Bunda?

"Mereka siapa lo Neng?"

"Selly anaknya Bunda nah itu Abi Selly." Selly terlebih dahulu menyerobot menjawab pertanyaan Basri.

Basri langsung naik pitam. "Lo nggak bisa nikahin pria ini Neng! Lo itu calon istri gue!"

Ali ikut terkejut ketika mendengar perkataan pria bernama Basri ini. Jadi pria yang bergigi kuning calon suami Prilly benarkah?

"Bang aku nggak akan mau menikah dengan Abang cuma karena sewa rumahku nunggak ya!" Prilly ikut terpancing emosi bukan apa-apa dia tidak mau sampai Ali salah paham.

Eh kalaupun Ali salah paham memangnya kenapa? Mereka kan nggak punya hubungan apa-apa kenal baru juga tadi beberapa jam yang lalu.

Ck!

"Jadi lo maksa dia nikah cuma gara-gara uang sewanya nunggak?" Ali sedikit lega setelah mendengar pernyataan Prilly.

Kenapa lega? Ck! Dasar aneh.

"Itu bukan urusan lo!" Basri terlihat sangat marah. Sialan! Gagal sudah rencananya untuk menikahi Prilly.

Basri meneliti sosok pria yang berdiri didepannya. Sialan! Dari pakaiannya saja sudah menunjukkan jika pria ini bukan dari kalangan biasa. Harga sepatunya sama dengan harga satu sepeda motor.

"Berapa sewa rumah ini?" Ali bertanya pada Basri yang nampak begitu murka padanya.

"Mas jangan!" Prilly masih memeluk Selly yang ingin berlari mendekati Abi-nya bukan Abi-nya tapi Basri gadis ini masih sibuk ingin mengajari Basri cari menyikat gigi dengan benar.

Anak ini!

Ali menoleh menatap Prilly dengan senyuman kecil. "Nggak apa-apa daripada kamu harus nikah sama pria ini kamu pilih mana?"

Prilly seketika bungkam. Benar, lebih baik dia berhutang pada Ali daripada menjadi istri pria seperti Basri ini.

Preman jorok pula!

Melihat kebungkaman Prilly membuat senyum Ali semakin terbit. Gadis itu bijak sekali dalam membuat keputusan.

"Jadi berapa?" Ali kembali memfokuskan dirinya pada Basri.

"Nggak gue sewain lagi! Nanti sore lo semua pada angkat kaki dari rumah gue!!"

Prilly terkesiap. Dia di usir? Mereka di usir? Lalu kemana mereka harus tinggal?

Ya Tuhan..

Merasakan tubuh Prilly bergetar membuat Selly mendongak menatap Prilly.

"Jangan takut Bun! Nanti Abi belikan rumah baru untuk Bunda. Tenang aja ya."

Bunda Untuk SellyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang