Bab 34

4.1K 513 26
                                    


"Kamu nggak usah ke kantor ya hari ini. Dirumah aja nanti siang aku ke sini ada yang mau aku omongin sama kamu." Ali berkata sambil melahap sarapannya.

Dia sedikit terlambat hari ini, jadi ketika dia bangun hanya ada Prilly di rumah sedangkan anak-anak sudah pergi ke sekolah termasuk Selly yang ngotot ingin ke sekolah dengan Bram.

Putri Ali itu mengancam tidak akan ke sekolah jika Prilly tetap membangunkan Abi-nya. Dia hanya ingin pergi bersama Bram bukan dengan Abi-nya.

Selly tidak mengeluh ketika Bram mengajaknya ke sekolah dengan berjalan kaki sampai ke jalan raya, bisa dikatakan itu cukup jauh apalagi untuk gadis kecil seperti Selly.

Tapi dasar keras kepala gadis kecil itu tetap memaksa pergi dengan Bram berjalan kaki alih-alih diantar oleh Abi-nya dengan mobil.

Dan Prilly hanya mampu menghela nafasnya, Selly luar biasa keras kepala hampir sama dengan Ali. Jadi dia tidak punya pilihan lain selain membiarkan gadis itu pergi bersama Bram.

Dan sekarang tinggallah dia bersama Ali dirumah.

"Memangnya ada apa Mas?" Prilly kembali dari dapur dengan membawa segelas air putih untuk Ali.

"Nanti Mas ceritain semuanya Sayang." sahut Ali dengan mulut penuh dengan nasi. Prilly mengangguk saja.

Setelah menyelesaikan sarapannya Ali segera berangkat ke kantor dia tidak sempat mampir ke rumah Ibunya lagi katanya sudah terlambat namun Prilly tahu itu hanya alasan Ali saja.

Untungnya pria itu selalu menyediakan baju kerjanya di kantor jadi Ali bisa mengganti bajunya di sana. Setelah kepergian Ali, Prilly memilih membereskan rumahnya. Bersih-bersih lalu menyiapkan makan siang untuk adik-adik dan juga Ali.

Jika dilihat-lihat saat ini Prilly sudah terlihat seperti Ibu rumah tangga saja. Prilly tersenyum geli dengan pemikirannya sendiri. Ah, dia sadar sebelum menjadi istri Ali dia harus berusaha keras meraih hati Ibu kekasihnya itu.

Prilly tidak akan menyerah selama Ali tidak meminta dirinya untuk pergi maka dia akan selalu tinggal di sisi Ali.

**

"Jadi gimana Tante?" Chintya baru saja tiba di rumah Aida.

"Ali benar-benar meninggalkan Tante."Katanya dengan wajah sendu.

Chintya terlihat mengepalkan tangannya, sialan! Bisa kacau semua rencananya.

"Aku akan usahain Ali untuk pulang ke rumah Tante." Ucapnya penuh percaya diri.

Aida menoleh menatap Chintya dengan tatapan ragu, sejak putranya pergi dengan membawa kekecewaan akan sikapnya dia mulai merasa jika tindakannya kali ini benar-benar salah.

Aida sepertinya mulai ragu untuk melanjutkan perjodohan ini. Dia tidak bisa mengorbankan anaknya demi keinginannya apalagi jika sampai dia harus kehilangan putra kesayangannya.

Tidak. Aida tidak bisa kehilangan Ali.

"Tante."

Aida tersentak dalam lamunannya. "Ke--kenapa Tya?"

Chintya memicingkan matanya. "Tante nggak lagi mikirin sesuatu yang merugikan kita kan Tante?" Chintya memang dikenal sebagai pribadi tegas dia tidak suka bertele-tele.

Aida mengalihkan pandangannya, benarkah keinginannya untuk menjodohkan Ali dengan wanita ini? Akankah putranya bahagia bersama Chintya?

"Tante, aku nggak maksud maksa Tante tapi aku ingin Tante membuka mata Tante lebar-lebar jika memang Tante berniat merestui hubungan Ali dengan gembel itu." Kata Chintya, dia benar-benar marah ketika mendengar cerita dari Aida tentang Ali yang datang membawa calon istrinya yang ternyata kalangan gembel.

Aida menundukkan kepalanya. Entahlah, dia sedang bingung tidak bisa berfikir semalaman dia tidak bisa tertidur karena Ali tak kunjung pulang bahkan sampai sekarang dia belum melihat wajah teduh putranya dan itu benar-benar membuat Aida terpukul.

Chintya semakin mengepalkan tangannya, sepertinya dia harus bertindak cepat jika tidak ingin Ali benar-benar menjadi milik gembel itu.

Arg! Kenapa semuanya tak berjalan sesuai rencana sih?

**

"Mas Ali."

Ali menoleh dan tersenyum lebar ketika melihat adik kesayangannya sedang berjalan cepat kearahnya. Tanpa malu Kevin memeluk erat Kakaknya.

"Kangen Mas. Eh putri kecilku mana?" Kevin celingak-celinguk mencari keberadaan Selly.

Ali melepaskan pelukannya pada Kevin. "Sekolah dia."

Mulut Kevin sontak membulat membentuk huruf O. "Jadi sekarang kita kemana dulu Mas?"

"Ke kantor kamu keberatan?"

Dengan penuh semangat Kevin menggelengkan kepalanya. "Tentu saja tidak Mas. Kantor memang tempat yang tepat untuk membicarakan hal rahasia dari pada rumah Mama, bener kan Mas?" Kevin mengerling menggoda Kakaknya.

Ali tertawa pelan. "Tentu saja."

Tawa Ali dan Kevin sontak mengudara dan jelas saja hal itu menarik perhatian beberapa orang yang berada di sekitar mereka. Mereka sedang berada di bandara saat ini.

Dua pria yang sialannya benar-benar tampan tentu menjadi pemandangan indah di sana bahkan ada beberapa cewek-cewek yang mengabadikan semuanya itu di ponsel mereka.

Kevin yang pada dasarnya tengil langsung bergaya bak model ketika melihat ada kamera mengarah ke arah mereka, Ali diam saja dia hanya menggelengkan kepalanya menatap kelakuan sang Adik.

"Nggak apa-apa kali Mas ya kan bentar lagi aku udah nggak bisa gaya didepan kamera lagi. Stres nggak sih Mas tiap hari liat pulpen sama kertas doang?"

Ali mengabaikan perkataan absurd Adiknya. Dengan cepat Ali berbalik dan berjalan meninggalkan Kevin yang berteriak memanggil dirinya.

Ali menghembuskan nafasnya secara perlahan semoga dia tidak salah dalam mengambil langkah. Kali ini dia benar-benar tidak bisa diam saja ketika Ibunya semakin berani mempermalukan kekasihnya.

Ejekan Ibunya pada Prilly masih terngiang di kepalanya, Ibunya dengan santai menyebut Prilly gembel dan Ali tidak bisa menerima itu.

Sudah cukup Lala yang dulu selalu menerima hinaan dan ejekan dari Ibunya, Ali dulu terlalu lemah untuk melawan Ibu nya hingga kemudian ketika Lala meninggal setengah mati dia menyesali semua itu.

Dan kini dia tidak akan lagi mengulang kesalahan yang sama. Sudah cukup Lala jangan Prilly lagi.

Ali menghentikan langkahnya tepat ketika berada di samping mobilnya tak berapa lama Kevin juga sudah berdiri di sisinya.

"Mama nggak tahu kamu pulang jadi sebelum kamu bertemu Mama, Mas akan memberi tahu sesuatu." Ali membuka suara dengan mata menatap Kevin begitu dalam.

Kevin mengernyit bingung, "Ada apa sih Mas?"

Ali memejamkan matanya lalu kembali terbuka menatap Adiknya. "Mas akan menikah dalam waktu dekat ini."

"Hah? Gimana?"

*****

Selamat berbuka puasa bagi yang menjalankan, 😘😘

Semoga amal kita di terima oleh Allah amiin..

Untuk yang mau ikut po cerita ini silahkan yaa masa po-ny hanya 3 hri ,harganya 40k.

List ke wa ya 081321817808

Bunda Untuk SellyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang