Maaf baru upload, padahal aku kemaren bilang mau double upload. Tapi ternyata aku ketiduran, aku capek banget soalnya, lagi banyak kerjaan.
🙏🙏🙏🙏_____________________
_____________________Ibu Wendy hanya diam, ia tak berniat menjawab pertanyaan wendy. Namun, ibu Wendy justru mendekati wendy.
Mereka sudah berhadapan dengan jarak sekitar setengah meter. Ibunya membelai pipi Wendy. Sedangkan Wendy? Ia hanya memandang ibunya dengan tatapan menyelidik.
"Kau memang anakku yang paling cerdas, kau sangat cantik, pandai bertarung, pembangkang dan tidak mudah percaya. Tapi sayang sekali. . . .(jeda beberapa saat).
Tangan yang tadi mengelus pipi Wendy beralih menjambak rambut Wendy. Wendy sudah menduga, tak mungkin ibunya akan mengasihaninya. Wendy meringis kecil merasakan sakitnya jambakan itu. Saat ibunya akan menusukkan pisau ke perut Wendy, Wendy menendang ibunya. Namun ia hanya mundur beberapa langkah dan masih dengan posisi menjambak rambut Wendy.
"Ibu brengsek!!! Mati kau!!!" Wendy
Wendy mengayunkan pedangnya dari bawah ke atas ke arah tangan ibunya yang menjambaknya.
"Aaaaaaaaaa!!!" Ibunya menjerit.
Wendy menebas tangan ibunya sampai hampir mendekati siku. Lalu Wendy melemparkan tangan ibunya yang telah ia potong tadi, tangan itu masih berada di atas bahu Wendy.
"Ini milikmu bukan?" Wendy menyeringai sambil melempar tangan ibunya. Ibunya jatuh terduduk dengan posisi memegangi tangannya yang telah putus dan mengucurkan banyak darah.
.
.
.
.
.
.
.
.Taeyong berlari melewati jalan gelap nan panjang untuk menuju rumah Wendy. Jalan yang sama ketika ia ke sini untuk pertama kali. Hari ini angin tak begitu bersahabat. Angin sedang bertiup kencang, menggoyangkan dahan-dahan pohon dan menerbangkan daun-daun kering.
Di ujung jalan ini, Taeyong melihat seorang gadis sedang berbicara dengan seorang pemuda, mereka nampak mencemaskan sesuatu. Taeyong mendengar nama Wendy di tengah pembicaraan mereka.
Gadis itu menoleh di ikuti oleh pemuda di sampingnya. Rambut gadis itu berkibar ditiup angin, sebagian rambutnya menutupi wajahnya, menyisakan sebelah mata sipitnya.
"Apakah kalian teman Wendy? Tolong antarkan aku padanya, dia sedang dalam bahaya". Taeyong
"Bajumu tampak aneh" Lucas
"Apakah kau seseorang dari dunia lain yang diceritakan oleh Wendy?" Seulgi bertanya sambil mengelilingi Taeyong
"Benar, aku bisa menceritakan tentang duniaku kepada kalian, tapi antarkan aku pada Wendy". Taeyong
"Kami juga ingin menolongnya, tapi kami masih ragu, karena yang akan kami hadapi adalah ibu kami".
Taeyong memegang lengan kanan Lucas.
"Cukup antarkan saja aku padanya" taeyong
"Baiklah, kami akan mengantarmu". Seulgi
.
.
.
.
Lonceng-lonceng berbunyi menyambut mereka bertiga, tak lupa disertai berbagai macam tatapan orang-orang penghuni rumah ini."Tunggu di sini sebentar" seulgi
Seulgi berlari menuju kamarnya dan kembali membawa sebuah pedang.
"Pedang ini milik Irene, kau membutuhkan senjata untuk menolong Wendy" seulgi
"Irene?" Taeyong membatin "terimakasih"
Mereka memasuki lorong bawah tanah, seulgi dan Lucas berada di depan taeyong. Sesampainya di tempat hukuman, seulgi dan Lucas terperangah. Wendy tak ada di sana. Wortel rebus dan air yang dibawa oleh seulgi untuk Wendy pun tak bersisa. Nampak pula sisa-sisa bangkai tikus yang ususnya sudah berceceran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonceng Bambu ✔️
ФанфикSebuah rumah tua di dalam hutan bambu yang rimbun. Tatkala angin bertiup, berbunyi lah lonceng-lonceng bambu yang menggantung di teras rumah itu. Taeyong dan Wendy berdansa bersama di antara dua dunia yang menempel satu sama lain, namun bersekat. St...