Apakah bunyi air hujan akan selalu sama di setiap telinga? Kicau burung, semut, kupu-kupu, gagak yang lapar, ngeongan kucing dan apakah kalian tahu, Ibu Wendy akan marah jika ia menceritakan betapa indahnya dunia di luar pagar ini kepada saudara-saudarinya.
Hari ini hujan gerimis, Wendy berdiri di tengah pemakaman. Ia membawa sebuket bunga rumput yang ia rangkai sore ini. Sebentar lagi malam maka ia meletakkan buketnya di atas makam Irene.
Gadis itu kembali memandang makam Irene dengan beberapa ingatan tentang sahabatnya yang kini tengah tidur dalam timbunan tanah basah sebab gerimis. Masih ia ingat wajah bahagia Irene kala umurnya telah 19 tahun, ia bilang bahwa ia sangat menantikannya. Menantikan hari dimana pertemuannya dengan Ibu Bambu terwujud.
Ibu mereka selalu bilang, hanya anak yang terpilih yang bisa bertemu Ibu Bambu. Ibu mereka bilang, Ibu Bambu bisa mewujudkan semua keinginan karena itu mereka selalu berlomba untuk menjadi yang nomor satu agar Ibu Bambu tertarik.
Mereka belajar bertani, belajar memasak, belajar menggunakan pedang dan lain-lain. Beberapa hal yang membuat Ibu Bambu sangat senang adalah ketika kau bisa membunuh salah satu saudara-saudarimu tanpa diketahui orang lain.
Jalan setapak panjang nan gelap, di samping kanan dan kirinya berjejer rumpun-rumpun bambu berduri yang rimbun membentuk terowongan panjang. Wendy melangkahkan kaki telanjangnya untuk menapaki jalan setapak yang licin ini tanpa penerangan. Irene sering meyebut Wendy mata burung hantu atau telinga kelelawar, hanya Irene yang tahu rahasia Wendy. Sejujurnya, kepergian Irene benar-benar membuat hati Wendy semakin hampa.
Gadis itu tiba di depan rumah. Rumah besar ini terbuat dari anyaman bambu dengan genting yang terbuat dari tanah liat, sudah rusak di beberapa bagiannya. Ada benang yang sengaja direntangkan di samping kanan kiri jalan menuju rumah ini, tali ini terbuat dari serat bambu dengan lonceng-lonceng sebesar ibu jari tangan. Lonceng itu terbuat dari kuningan dan menggantung di setiap sepuluh sentimeter tali itu.
Ketika kakimu menapaki jalan menuju rumah itu maka lonceng-lonceng itu akan berbunyi menyambutmu. Ibu mereka bilang lonceng itu sudah ada sejak beberapa ratus tahun yang lalu dan talinya tak pernah diganti.
Krincing krincing krincing krincing
Lonceng-lonceng kuningan dan lonceng-lonceng bambu di teras rumah berbunyi. Wendy berhenti tepat di depan rumah papan yang menyaksikan masa pertumbuhannya selama ini. Ia berhenti hanya untuk melihat lonceng-lonceng bambu di teras rumah mereka berbunyi. Tidak ada angin di sini, lonceng itu selalu berbunyi ketika ada orang yang tinggal di rumah ini melanggar peraturan yang ada. Kalian pasti tahu jawabannya, ya gadis bernama Wendy itu terlambat pulang.
Ibunya berdiri di ambang pintu, sementara Wendy masih dalam dekapan hujan melihatnya dari luar rumah. Wajah ibunya tampak marah. Ia mendekati Wendy sampai batas teras, ia hendak memukul gadis itu dengan palu yang ia pegang namun Wendy meniupkan sedikit udara dari dalam mulutnya.
"Fuh." Tiup Wendy pada udara dingin gerimis sore. Tiupan itu membuat waktu berhenti. Ibunya terhenti, tidak bergerak sama sekali. Wendy berjalan melewati ibunya yang beku untuk memasuki rumah, melewati lorong dengan berpenerangan lilin di kanan kiri. Kemudian ia masuk ke dalam kamar miliknya. Ia tidak sendiri di kamar ini, ia punya dua teman sekamar. Mereka duduk di atas kasur mereka, menatap Wendy tidak suka. Wendy tidak peduli.
Semua saudara-saudarinya membencinya karena Ibu mereka sering memanggil nama Wendy, ia bilang Ibu Bambu menyukai Wendy.
Ia ingin pergi dari sini tapi gelang lonceng ini mengikat kedua kakinya. Ia berbunyi saat Wendy sedikit saja mendekati batas dari hutan bambu.Hanya Wendy yang tahu jika mereka hidup di dalam hutan, hutan yang dianggap surga pengabdian pada Ibu Bambu oleh saudara-saudarinya. Gadis itu memejamkan kedua matanya saat seluruh tubuhnya telah berbaring di atas dipan bambu. Hari ini maupun hari esok, tidak ada artinya, ia berpikir demikian. Ia sudah benar-benar sendirian sekarang. Irene tercintanya telah pergi dan tak mungkin kembali.
"Selamat malam Irene, saudariku tercinta, kini kau sudah bebas dari rumah ini." Ucap Wendy dalam hati sebelum tidur.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonceng Bambu ✔️
Hayran KurguSebuah rumah tua di dalam hutan bambu yang rimbun. Tatkala angin bertiup, berbunyi lah lonceng-lonceng bambu yang menggantung di teras rumah itu. Taeyong dan Wendy berdansa bersama di antara dua dunia yang menempel satu sama lain, namun bersekat. St...