Ada yang suka nonton kartun?
Kalian pernah nonton kartun karyanya Bapak Hayao Miyazaki?Aku penggemar Beliau. Kartun2 karya beliau bagus2. Spirited away, howl moving castle, ponyo, Kiki dilevery service, princess mononoke, my neighbor totoro, dll.
Ten Nct juga pernah nonton kartunnya. Yang dia tonton itu Howl moving castle (romantis) sama when Marie was here (sedih). ❤️
___________________
___________________
Senyum terpatri di wajah Mark dan Yuta. Mereka berdua duduk di ruang tengah rumah sewa mereka. Mereka sedang mengamati Taeyong yang sedari tadi mondar-mandir mengumpulkan barang yang akan dia bawa sambil bergumam tidak jelas. Tapi ada yang selalu di sebut dalam gumamannya yaitu nama wendy."Apa Wendy itu juga manusia?" Tanya Mark pada Taeyong yang mulai memasukkan barang-barang ke dalam tas carirnya.
"Iya, dia manusia" Taeyong.
Mark dan Yuta saling berpandangan dan saling melempar senyum.
"Kalian ini kenapa?" Taeyong
Keduanya menggeleng dengan tersenyum.
.
.
.
.
.
.Wendy membuka sedikit matanya, ia terusik dengan bunyi yang lumayan berisik. Ia duduk memeluk kedua lututnya, ia sedang mengamati apa yang Taeyong lakukan. Kedua matanya mengamati dengan teliti semua gerak-gerik taeyong lalu ia senyum tipis.
Taeyong menoleh.
"Maaf, aku membuatmu terbangun" Taeyong menggaruk kepalanya.
Wendy hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Taeyong masih memandang Wendy.
"Apa kau masih sakit?"
Taeyong mendekati Wendy. Ia menempelkan telapak tangannya ke kening Wendy.
"Kau panas, cepat tidurlah lagi agar kau cepat sembuh"
Wendy menggeleng lagi.
"Kau sedang membuat apa?"
"Aku sedang membangun tenda. Kau kan tidak boleh tidur di rumah selama dua bulan. Jadi ku bawakan tenda saja"
"Rumah kecil itu namanya tenda?" Wendy menunjuk tenda di depannya.
Taeyong mengangguk.
Wendy memandang wajah Taeyong lekat.
"Apa?"
"Terimakasih" Wendy tersenyum
"Cantik sekali. Benarkah ia gadis yang membunuh seseorang di depan mataku tempo hari? Rasanya sedang bersama dengan orang yang berbeda"
"Ah, sama-sama. Kau tidur saja dulu, biar aku selesaikan tendanya. Setelah itu kau bisa pindah tidur di dalamnya"
Wendy menggeleng.
"Aku tidak bisa tidur"
"Kau harus tidur"
"Kepalaku sakit"
"Maka kau harus tidur agar sembuh"
Wendy menggeleng. Taeyong melihat Wendy yang masih kekeh tak mau tidur.
"Ya sudah, aku akan melanjutkan membangun tenda"
Wendy mengangguk.
.
.
.
.
."Itu terlihat seperti gua kecil"
"Kau tak ingin melihat dalamnya?"
Wendy menggeleng.
Taeyong duduk bersila di depan Wendy yang masih memeluk kedua lututnya.
"Boleh ku lihat gelang kakimu?"
Wendy mengangguk dan memajukan kaki kirinya. Taeyong memeriksa gelang itu. Ia memegang tali dan loncengnya.
"Jangan berbicara denganku dulu, aku akan mencoba memutuskan gelang ini"
Wendy mengangguk. Taeyong terdiam lama sekali sampai Wendy memejamkan matanya, ia tidak tidur, hanya bosan. Lalu bertiup angin semilir di sekitar mereka. Wendy membuka matanya, ia mencium bau harum yang tak asing. Itu bau harum rambut Taeyong. Bau yang sama saat Taeyong menggendongnya. Tangan Wendy terulur ingin menyentuh rambut Taeyong tapi ia hentikan, ia takut konsentrasi Taeyong jadi terusik.
Setelah sekian lama, taeyong mengangkat kepalanya.
"Gelang ini telah mengikat jiwamu selama bertahun-tahun. Benda ini membuat kau tak bisa keluar dari sini. aku bisa memutuskannya, tapi butuh dua kali proses, baru gelang ini bisa putus. Dan Ini akan sakit, apa tidak apa-apa?"
"Tidak apa-apa. Aku akan sangat berterima kasih jika kau bisa merusak gelang-gelang ini"
"Kau siap?"
Wendy mengangguk. Keluar serat-serat bambu dari gelang itu. Serat-serat itu merambat ke tangan taeyong. Wendy menggigit tangannya untuk menahan sakit.
Tak
Gelang itu hampir putus, keluar darah dari kaki wendy. Taeyong terengah-engah dan menengadahkan kepalanya ke atas lalu melihat Wendy lagi. Taeyong langsung bangkit mengambil kotak obat setelah melihat darah keluar dari kaki Wendy.
Ia mengobati kaki Wendy.
"Apa kau yakin besok akan tetap melanjutkan memutuskan gelang ini? Aku yakin proses yang kedua jauh lebih menyakitkan".
"Aku tetap akan melakukannya. Aku ingin keluar dari sini"
Taeyong tersenyum
"Kau orang yang kuat"
.
.
.
.
.
.
.
.Joy dan Yeri sedang mengambil satu burung gagak dari sangkarnya. Ada banyak sangkar di sana. Sangkar-sangkar itu ditumpuk tinggi. Satu sangkar berisi satu burung gagak . Penyembah ibu bambu yang selalu membawa gagak-gagak di sini, entah mereka mendapatkannya dari mana.
Hari mulai gelap. Yeri mendekap burung malang itu, mereka akan membawanya ke ruang berdo'a di bawah tanah.
Ruang berdo'a ini sudah dipenuhi oleh saudara-saudari mereka yang membentuk lingkaran berlapis-lapis mengelilingi sebuah batu yang cukup besar. Joy berhenti pada lingkaran paling luar. Sementara Yeri terus berjalan menuju batu itu, ibunya sudah menunggu di sebelah batu itu.
Yeri memegangi kedua sayap burung itu lalu ia mengangguk sambil menatap ibunya. Ibunya memegang kepala gagak itu, mengarahkannya tepat di atas batu lalu ia memotong kepala gagak itu. Mereka meletakkan bangkai itu di atas batu. Kau Yeri sedikit menundukkan kepalanya, ia bergabung dengan lingkaran paling depan.
Ibunya membakar bangkai itu. Apinya berkobar. Lalu lingkaran-lingkaran itu berputar mengitari api itu sambil mengucapkan do'a-do'a.
Jaehyun mengintip kegiatan itu dari calah pintu. Kemudian ia pergi ke teras rumah lalu ia menuju tempat sangkar-sangkar burung gagak itu berada. Ia melepaskan semua burung-burung itu. Menimbulkan suara yang memekakkan telinga. Ia segera pergi dari tempat itu.
.
.
.
.
.Keesokan harinya, orang-orang penghuni rumah ini dibuat terkejut dengan apa yang mereka lihat. Tak ada satupun burung di dalam sangkar-sangkar di depan mereka.
Ibu mereka marah besar.
.
.
.
.
.
_________
Maaf cuma pendek. Lagi buntu ide.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonceng Bambu ✔️
FanfictionSebuah rumah tua di dalam hutan bambu yang rimbun. Tatkala angin bertiup, berbunyi lah lonceng-lonceng bambu yang menggantung di teras rumah itu. Taeyong dan Wendy berdansa bersama di antara dua dunia yang menempel satu sama lain, namun bersekat. St...