22. Terpisah

219 49 43
                                    

"Jaehyun, kita harus menarik roh wanita berbaju merah itu berdua. Dia bagian tubuh ibu bambu, aku kewalahan menariknya sendirian"

Jaehyun mengangguk menyetujui rencana Jungwoo.

"Baiklah, aku akan urus wanita yang satu lagi" Xiaojun menimpali.

Xiaojun maju menyerang wanita di hadapannya lalu ia memasang beberapa perangkap dari batas yang ia buat. Mata Xiaojun menyipit ketika kaki wanita itu menyentuh perangkapnya. Ia segera meninggikan batas yang wanita itu injak dan mengunci wanita itu dalam batasnya. Ia menembakkan dua buah peluru dalam batas itu, wanita itu berubah menjadi asap. Ini dia yang ditunggu Xiaojun. Ketika wanita itu memadatkan tubuhnya kembali, Xiaojun kembali menembakkan peluru pada wanita itu. Kepala wanita itu kini berlubang, dadanya juga berlubang karena peluru yang ditembakkan oleh Xiaojun.

Fuh!

Xiaojun meniup asap dari senjata apinya. Ia sedari tadi sudah mencari-cari kelemahan wanita itu dan merencanakan jebakan itu sejak tadi. Ia puas, rencananya sukses. Kini ia harus membantu Jaehyun dan Jungwooooo. Xiaojun berbicara pada Taeyong lewat radio dengan berbisik, ia berharap kawan-kawannya yang lain juga bisa mendengar suaranya.

"Taeyong cepatlah, kami butuh bantuan. Kami akan menahan musuh kami, kalian cepatlah ke sini dan bantu kami menghancurkan peti di ruang rahasia"

"Kami sedang dalam perjalanan"

"Haechan dan Hendry apa kalian baik-baik saja?" Jaehyun menimpali

"Kami baik-baik saja. Aku sedang bersenang-senang, tapi Haechan sedang kesulitan" Hendry mengejek Haechan

"Diam kau Hendry!" Haechan mendelik ke arah Hendry sambil melotot

"Hey! Kau memanggil namaku tanpa imbuhan! Aku lebih tua darimu!" Protes Hendry

Yang lain tertawa mendengar Haechan  dan Hendry berdebat padahal mereka semua ada di posisi yang sulit. Wendy dan Taeyong melihat Haechan dan Hendry sedang bertarung, lalu wendy mengajak Taeyong lewat pintu belakang. Mereka semua sudah paham dengan apa yang harus mereka lakukan karena mereka telah mendengar penjelasan Jaehyun setelah mendapat petunjuk dari Joy dan Yeri.

Suara-suara tikus menyambut kedatangan Taeyong dan Wendy di ruang bawah tanah yang gelap dan lembab ini. Mereka berdua mengubah warna mata mereka berbarengan sambil terus berlari.

"Wendy"

Wendy menoleh sedikit ke belakang saat ada yang memanggil namanya.

"Jangan pedulikan, kita harus cepat sampai di ruang persembahan"

Wendy mengangguk lalu mengeluarkan pedangnya, Taeyong pun mengeluarkan satu senjata apinya. Ada seorang pria bertelanjang dada dengan perut besar datang berlawanan arah dan ingin menyerang Wendy namun Taeyong senendang kepala pria itu hingga ambruk. Taeyong menginjak kepala pria itu dan mencabut bambu dari tengkuk lehernya. Pria itu tak bergerak lagi.

"Jadi ini mayat seperti ini yang tadi dihadapi oleh Hendry"

Taeyong memegang bambu kecil dari tengkuk pria di bawahnya. Lalu ia melihat ada seorang pria lagi yang datang dari arah belakang mereka, Wendy berlari dan menebas leher pria itu hingga putus. Wendy lalu berlari ke arah Taeyong dan menarik tangannya.

"Mereka ada banyak, kita tak harus melawan mereka. Sepertinya mereka tak berbahaya, hanya memperlambat kita sampai di ruang persembahan" wendy

Taeyong dan Wendy sedikit membuka bibir mereka saat melihat adegan tarik menarik roh antara Jungwoo, Jaehyun dan wanita besar berbaju merah, Xiaojun pun sedang mempertahankan batasnya untuk menahan wanita itu.

Lonceng Bambu ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang