Hm hm hm hm hm. Spoiler 😛
_
_____________________________________
Malam begitu sunyi bahkan jika kau menelan air liurmu dengan hati-hati orang lain bisa mendengarnya. Terlihat seorang gadis yang sedang gelisah mencari celah untuk keluar rumah. Gadis itu sedang bersama seorang gadis yang lain dalam ruangan ini. Sedari tadi ia hanya berbaring, menunggu kesempatan saudara perempuannya itu keluar kamar.Seulgi berbaring di ranjang susunnya berbalut kegelapan. Ia sedang mengamati gerak gerik Joy yang sedang duduk di atas kursi dan sedang menghadap jendela. Wajahnya terlihat bercahaya terpantul dari sinar purnama malam ini. Tangan-tangannya sedang merajut serat bambu untuk ia jadikan sebuah kalung dan gelang.
Hening.
Seulgi benci harus menunggu lama tapi ia tak punya pilihan, ini demi kebebasan hidupnya. Diam-diam ia merasa penasaran untuk siapa gerangan gelang dan kalung yang sedang Joy buat. Joy tidak suka memakai aksesoris di tubuhnya, jadi untuk siapa?
Joy mengangkat kepalanya, ia sejenak melihat ke luar jendela. Kemudian memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Bunyi tulang leher Joy menggema dalam ruangan ini. Joy berdiri dan berjalan menghampiri seulgi. Seulgi buru-buru menutup matanya. Setelah langkah Joy menjauh, ia membuka matanya kembali. Ia bisa melihat dengan jelas Joy mengeluarkan pisaunya dari wadahnya. Ia berdiri di depan jendela lagi dan menjilat pisaunya mulai dari pangkal hingga ujungnya. Kemudian keluar dari kamar mereka.
Seulgi bangkit dari posisinya. Sebenarnya ia ingin mengikuti Joy, hal-hal yang dilakukan Joy selalu menarik rasa penasarannya. Namun ia punya urusan yang lebih penting. Ia harus menemui Wendy dan taeyong malam ini. Tinggal satu lagi gelangnya yang belum putus. Selama ini ia juga berusaha memberitahu saudara-saudarinya perihal gelang kaki mereka bisa diputus, namun jarang ada yang percaya. Mungkin hanya sekitar 20 orang itu pun sudah di tambah seulgi, Yeri dan lucas yang mau memutuskan gelang.
Seulgi mengambil pedangnya dan pisaunya. Ia membuka jendela yang kacanya sudah di pecahkan oleh Wendy bersisa kaca-kaca yang menancap runcing pada sisi-sisi jendela itu. Kamarnya berada di lantai dua. Ia keluar jendela dan bergelantungan pada tanaman yang merambat lebat di samping jendela kamarnya. Ia menutup kembali jendela itu. Ia perlahan turun sambil berhati-hati agar tak meninggalkan jejak.
Ia mempercepat langkahnya agar cepat sampai di tenda Wendy.
.
.
.
.
.
.Air mata seulgi masih mengalir karena menahan sakit pada kakinya. Wendy sedang mengobatinya.
"Tadi aku melihat Joy bertingkah aneh lagi" seulgi menghapus air matanya
"Aku juga melihatnya" Wendy
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonceng Bambu ✔️
FanfictionSebuah rumah tua di dalam hutan bambu yang rimbun. Tatkala angin bertiup, berbunyi lah lonceng-lonceng bambu yang menggantung di teras rumah itu. Taeyong dan Wendy berdansa bersama di antara dua dunia yang menempel satu sama lain, namun bersekat. St...