Teruntuk Wendy, adikku yang sangat kucintai. .
Aku menemukan sebuah rahasia di ruang bawah tanah rumah kita.
Ada ruangan tersembunyi di bawah meja persembahan. Aku pernah masuk ke dalam ruangan itu. Ada sebuah peti kecil, aku tak tahu apa isinya, aku tak bisa membukanya.Ketika aku berusaha membuka peti kecil itu, Ibu Bambu mendatangiku dengan wajah marah.
Hal terakhir yang kuingat adalah aku sudah diikat di atas meja persembahan dikelilingi oleh Ibu asuh kita dan beberapa orang pria berbaju hitam.Aku tahu hidupku tak akan lama lagi, aku teringat padamu. Meski aku tahu aku akan mati, aku senang bisa melihat Ibu Bambu sebelum berakhir di meja persembahan.
Aku tak ingin kau bernasib sama seperti diriku, aku berpikir bagaimana cara agar bisa menyelamatkanmu, maka aku membaca sebuah mantra yang ku curi dari buku Ibu, agar rohku masih bisa berada di dunia ini, mantra ini juga membuat rohku punya beberapa kekuatan istimewa seperti dirimu, seperti ketika aku memindahkan tubuhmu ke ladang wortel kita, aku benar-benar terkejut bisa melakukannya dan lagi, surat yang kau baca ini juga hasil dari mantra itu.
Setelah aku menjadi roh, aku baru percaya apa yang kau katakan padaku. Kau benar Ibu Bambu adalah pembunuh, maafkan aku.
Aku menyembunyikan buku Ibu di dalam bantal tidurmu, pelajarilah buku itu agar kau bisa keluar dari rumah kita dengan lebih mudah.
Lelaki yang membawa surat ini adalah orang yang baik hati, ia akan membantumu keluar dari rumah kita. Untuk sekarang aku tak bisa mengunjungimu, aku hanya bisa masuk batas saat tanggal 1, 2 dan 3.
Aku akan selalu bersamamu, jadi jangan merasa kau sendirian di dunia ini.Air mata Wendy menetes lalu ia memandang Taeyong.
"Terimakasih, surat ini sangat berharga untukku." Ucap Wendy tulus. "Kau hebat sekali bisa masuk batas ini, padahal sekarang bukanlah tanggal 1,2 ataupun 3." Imbuh Wendy.
"Aku punya kemampuan khusus, aku ahli dalam membuat batas dan menghancurkan batas dan juga ahli dalam mengendalikan orang lain. Setelah aku melihat matamu yang berwana biru, sepertinya aku tahu dari mana dirimu berasal." Ucap Taeyong.
Wendy memiringkan kepalanya. "Aku berasal dari rumah ini." Ucap Wendy tak mengerti apa yang dimaksud oleh Taeyong.
"Bukan, kau bukan berasal dari sini. Kita sama-sama punya Indra yang istimewa dan mata yang berwarna biru saat kita menggunakan kemampuan kita, ini sebuah ciri khas. Aku bisa tahu dengan melihat matamu walaupun saat ini sedang tak berwarna biru. Kita berasal dari sebuah suku yang bernama suku mata biru." Jelas Taeyong.
"Lalu kenapa aku bisa ada di sini?" Tanya Wendy.
"Aku tidak tahu karena sekarang sudah zaman modern, suku kita berbaur dengan semua orang, koneksi antar orang-orang mata biru jadi buruk tapi meski begitu kami selalu mengadakan pertemuan yang terjadwal." Taeyong mencoba mencari jawaban.
Wendy hanya diam, tak begitu paham apa yang lelaki itu katakan.
"Siapa namamu?" Tanya Wendy.
"Taeyong. Pekerjaanku adalah mencari benda-benda bersejarah maka aku datang ke tempat ini untuk menghancurkan batas di sini. Batas ini mengganggu pekerjaanku. Aku tak bisa lama di sini, hari ini aku hanya ingin melihat kondisi di sini." Jelas Taeyong.
"Apa kau ingin melihat rumah kami?" Tanya Wendy.
"Ya, sumber kekuatan di tempat ini adalah rumah kalian." Ucap Taeyong.
"Jangan masuk, semua yang menghuni rumahku adalah pembunuh. Aku akan membantumu tapi kumohon setelah batas di sini hancur, tolong selamatkan aku dari sini." Pinta Wendy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonceng Bambu ✔️
FanficSebuah rumah tua di dalam hutan bambu yang rimbun. Tatkala angin bertiup, berbunyi lah lonceng-lonceng bambu yang menggantung di teras rumah itu. Taeyong dan Wendy berdansa bersama di antara dua dunia yang menempel satu sama lain, namun bersekat. St...