Jungwoo merentangkan kedua tangan dan kakinya. Ia sedang berbaring di atas meja persembahan, ia menguap, ia bosan menunggu gadis yang memasukkannya ke sini datang untuk bertarung dengannya.
"Ah sial, aku tak bisa berteleportasi seperti Hendry, aku malas berjalan mencari jalan keluar dan kenapa justru aku yang sampai di ruangan jelek ini, harusnya Jaehyun yang di sini."
Jungwoo turun dari meja itu dan melihat detail meja itu. Jungwoo melirik sisi kiri, ada seorang wanita bergaun merah sedang berdiri tak jauh darinya. wanita berbaju merah itu kini berdiri di atas meja persembahan. Kakinya memanjang, membuatnya semakin tinggi. Rambutnya juga semakin memanjang membentuk serat-serat bambu. Jungwoo mengubah matanya menjadi biru. Ia membuat batas di sekeliling tubuhnya dan terus mengawasi pergerakan wanita itu. Rambut wanita itu menutupi wajahnya, perlahan wanita itu membuka mulutnya dan mengeluarkan sebuah pedang yang terbuat dari bambu. Ketika pedang itu telah keluar sepenuhnya, jemari wanita itu dengan kuku-kuku panjangnya menggenggam pedang itu lalu ia mengaum seperti singa sambil menunjuk jongwoo dengan pedangnya.
Setelah mengaum, wanita itu lenyap. Obor-obor dan lilin-lilin di dalam ruangan ini menyala bersamaan. Jungwoo melihat ada semacam besi bulat berongga yang keluar dari dinding. Ia lalu memperkuat batasnya setelahnya pipa-pipa besi itu meniupkan banyak sekali jarum besi yang ukurannya cukup besar. Jarum-jarum itu terpental saat menabrak batas Jungwoo.
Jungwoo lalu menghilangkan batasnya tiba-tiba wanita bergaun merah muncul dan menyerangnya. Ia menangkis pedang bambu wanita itu menggunakan kedua pisaunya. Jungwoo melepaskan pisaunya dari pedang wanita itu lalu melewati wanita itu sambil memotong sedikit rambutnya. Jungwoo segera menjauh dari wanita itu. Ia mengarahkan tangannya yang menggenggam rambut wanita itu di depan dada bidangnya. Jungwoo menutup matanya sambil berkonsentrasi. Rambut yang ada digenggaman tangannya kini terhubung ke leher wanita itu melalui benang warna biru yang ia ciptakan.
"Kembalilah ke kematian"
Wanita itu tertawa lalu memegang benang biru yang mengikat rohnya kemudian menarik benang itu. Jungwoo sedikit kewalahan, wanita itu kuat. Mereka berdua saling tarik menarik hingga Jungwoo mengeluarkan seluruh tenaganya untuk menarik roh wanita itu.
Trang!
Jungwoo menangkis tebasan dari wanita yang memasukkannya ke dalam ruangan ini lalu wanita itu menendang Jungwoo hingga benang birunya terputus. Jungwoo memegangi perutnya. Ia mengganti pisau di tangan kanannya dengan senjata api dan pisau di tangan kirinya dengan pedang pendek miliknya. Ia lalu menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, bunyi tulang leher Jungwoo menggema di ruangan ini.
__________________
Part Jungwoo ini berulang kali ku edit sampe Nemu yang pas, aku lelah. 😂
__________________Taeyong menggendong Wendy yang masih pingsan di punggungnya. Haechan ada di depan mereka berdua. Taeyong menengadahkan wajahnya ke langit, batas dunia ini makin melemah. Haechan kini sedang berbicara dengan Jaehyun menggunakan radio yang terpasang di telinganya. Ia menginformasikan apa yang baru saja terjadi serta memberitahukan kondisi Wendy saat ini. Suara Jaehyun tampak panik, Taeyong juga bisa mendengarnya, ia panik saat Haechan mengatakan sampai saat ini Wendy belum sadarkan diri.
"Sudahlah, lanjutkan saja misimu. Wendy aman bersamaku" Taeyong
Jaehyun mengerucutkan bibirnya, entah sejak kapan Taeyong menjadi menyebalkan seperti ini.
"Bawa saja Wendy pulang lewat batas jati, nanti kalian kirim orang lagi untuk membantu kami" Xiaojun menanggapi.
"Bawa pulang katamu? Aku tidak yakin akan semudah itu." Haechan
"Haechan!"
Taeyong berteriak saat ia dan Wendy tersedot oleh sebuah lubang. Haechan berusaha meraih tangan Taeyong namun tak sempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonceng Bambu ✔️
Fiksi PenggemarSebuah rumah tua di dalam hutan bambu yang rimbun. Tatkala angin bertiup, berbunyi lah lonceng-lonceng bambu yang menggantung di teras rumah itu. Taeyong dan Wendy berdansa bersama di antara dua dunia yang menempel satu sama lain, namun bersekat. St...