PART 36

1K 35 1
                                    

Hi, gais
Part mengandung bawang:(
Semoga suka:)

***

Adel terbangun dari tidurnya saat Arka membangunkan. Mereka masih berada di dalam ruangan tempat bayi Alexa berada.

"Duh kenapa sih?" tanya Adel yang masih setengah sadar. Adel membuka matanya dan melihat raut wajah Arka yang sendu.

"Kamu kenapa?" tanya Adel yang bingung dengan ekspresi Arka yang sangat sulit dimengerti.

"Alexa,"

Adel langsung berdiri dari duduknya dan keluar dari ruangan itu, Arka langsung mengejar Adel yang berlari menuju tempat Operasi.

"Adel tunggu!"

Setelah berlari Adel akhirnya sampai di ruang operasi Alexa. Adel melihat Delin dan Viola menangis, serta Orang tua Alexa yang baru sampai ikut menangis.

Adel mendekat. Viola langsung memeluk Adel. Dan itu membuat air mata Adel turun tanpa di minta.

"Kenapa?" tanya Adel, hanya sepatah kata itu yang ingin dia tanyakan.

"Jantung Alexa tiba-tiba berhenti, saat operasi berlangsung," ucap Carlos.

Adel melemas, untung Viola masih memeluknya.

Arka yang sigap berada di belakang Adel juga merasakan apa yang Adel dan sahabatnya rasakan. Kehilangan sahabat yang sudah dianggap seperti keluarga sendiri.

Menyakitkan.

Tak lama pintu Operasi terbuka. Diikuti jenazah Alexa yang di dorong suster.

Rafael keluar dengan tangis yang tak terhenti, Zidan dan Carlos menahan Rafael.

"Alexa!" histeris Rafael.

"Raf, tenang," ucap Carlos.

Orang tua Alexa pun juga tak bisa menahan air mata. Tak lama orang tua Rafael tiba juga di rumah sakit.

"Rafa?"

"Alexa!" histeris Rafael lagi.

Orang tua Rafael mendekat ke arah jenazah Alexa, mereka memundurkan tubuh mereka dan menangis.

Mama Rafael memeluk Mama Alexa.

"Alexa. Gak gak mungkin kamu ninggalin aku! Alexa bangun, anak kita udah lahir. Anak kita cantik kayak Mama nya, Alexa bangun sayang bangun." tangisan histeris Rafael yang tak bisa dihentikan dan mendekat ke arah jenazah Alexa yang sudah di tutupi kain putih.

Tidak ikhlas.

"Raf, kendaliin emosi lo," ucap Zidan sambil memegang tangan Rafael. Dengan cepat Rafael menghempaskan tangan Zidan.

"Istri gue meninggal, Dan!  Alexa bangun!" orang tua Rafael menangis melihat Rafael yang tak henti-hentinya menangis dan histeris.

Papa Rafael memeluk anak nya.

"Sudah nak, ikhlaskan. Papi tau ini berat, kendalikan emosi kamu, lihat anak kamu, butuh sosok ayah yang kuat," ucap papanya yang juga tidak kuat melihat semua ini.

"Pi! Alexa! Istri aku pa! Alexa bangun sayang."

Arka tak tega melihat sahabatnya menangis seperti itu, ini kali pertama ia melihat seorang Rafael menangis.

Arka berjalan mendekat ke arah Rafael, "Raf, anak lo cantik. Sama kayak Mamanya, lo harus ikhlas, sekarang anak lo butuh Ayah yang harus jagain dia juga. Udah ya," ucap Arka sambil menepuk hhu Rafael.

"Ar, Alexa. Alexa.."

Rafael terduduk lemas.

"Maaf, jenazah mau langsung dibawa pulang?" tanya dokter.

ARELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang