Dia Pergi. [14]

872 88 16
                                    

"Akkhh hikss sakitt"

Dongpyo terus mengerang kesakitan sambil menangis. "Pyo kamu napa?!" tanya Minhee histeris. "Hikss sakitt peruut ku sakitt akkhh hikss"ringis Dongpyo.

Dengan cepat dan Gesit tangan Minhee menyambar Telepon pintar. Tujuan nya adalah menelpon Donghyun.

"..."

"Cepat kesini!! Pyo..."

Tut tut

Belum habis perkataan Minhee tapi Donghyun sudah duluan memutus panggilan. Dengan cepat Minhee langsung memapah Dongpyo keluar kamar. Mansion di hebohkan dengan teriakan para maid.

Pintu utama terbuka memperlihat kan Donghyun dengan raut muka panik. Kaki jenjang nya berlari ke arah Dongpyo yang tengah di papah Minhee.

"Minhee ikut aku!"

Sahut Donghyun sambil mengambil ahli Dongpyo dari Minhee. Minhee hanya mengangguk.

"Donghyun hikss sakitt hikss" Dongpyo tak henti-henti nya menangis menahan rasa sakit di perut nya.

Mobil Yang di tumpangi Donghyun, Dongpyo, dan Minhee tengah membelah jalanan kota. Dongpyo tak berhenti menangis sedangkan Minhee memegang erat tangan Dongpyo sambil memberi kata penenang.

Sampai sudah di rumah sakit, Dongpyo langsung di bawa ke ruang persalinan di ikuti oleh Donghyun. Sebelum masuk ke ruangan Donghyun terlebih dahulu memberi pesan pada Minhee agar menelpon Bunda dan Ayah nya. Dan Minhee hanya menjawab Iya.

Di ruang persalinan semua dokter sudah siap dengan peralatan begitupun Donghyun. Tangan Donghyun memegang tangan kanan Dongpyo. Genggaman tangan Dongpyo tak main-main kuat nya. Donghyun tak masalah dengan sakit di tangannya karena yang paling merasakan sakit adalah Dongpyo.

"Tuan tolong dorong lebih kuat lagi!" ujar Dokter pada Dongpyo. Sekuat tenaga nya Dongpyo mencoba mendorong Bayi nya.

Hingga akhir nya lahir bayi pertama nya. Senyum terkulas tipis di wajah Dongpyo tapi tak berlangsung lama dia harus menahan rasa sakit itu kembali.

Di saat persalinan kedua. Dongpyo hampir kehilangan kesadarannya. Rasa sakit yang inu lebih salit dari yang pertama.

Kata-kata penenang terus dia dengarkan dari Donghyun. Sampai akhir nya lahir bayi kedua nya. Kedua bayi mungil itu di bawa untuk di bersihkan.

Persalinan Dongpyo bisa dibilang cukup lama karena sangat susah dan Dongpyo juga lelaki. Para dokter disibukan dengan kedua bayi kembar Keum itu.

"Donghyun....kalau...aku..sudah tak kuat....aku mohon kamu jaga mereka...." sahut Dongpyo lemas. Donghyun terdiam mendengar nya. "Tidak! Bukan kah perjanjian kita akan menjaga mereka sampai yang memisahkan hanya maut!" ucap Donghyun.

Dongpyo tersenyum manis. Tapi senyum manis nya itu kini pudar lalu dengan seketika nya seluruh tubuh nya tak bergerak. Donghyun panik melihat Dongpyo sudah menutup mata sayu nya.

"Dokter!!" teriak Donghyun. Dan saat itu juga para dokter datang. Para medis sudah mencoba membuat Dongpyo sadar namun hasil nya nihil. Di saat Salah satu dokter memeriksa urat nadi Dongpyo. Dokter itu menghela nafas. Lalu menatap Donghyun yang tengah panik





"Maaf kan saya tuan Keum.



































Istri anda tak bisa diselamatkan" ujar Dokter itu kemudian hendak menutup wajah Manis itu dengan kain atau kurang lebih nya selimut.

Deg

[1] : I AM YOUR PSYCHO°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang