Soft Boy [16]

862 92 20
                                    


"Oooeeeekkkkk"

Smph aku gk bisa bikin suara bayi nangis, yg aku tahu cuman itu doang.

"Ooooeeeekkkkk"

Suara bayi mungil Keum terus terdengar, membuat tidur Dongpyo terusik. Lalu dengan cepat dia menghampiri box kecil itu lalu menggendong nya.

"Cup cup.. Dongyou napa sayang??" tanya Dongpyo dengan nada imut pada Bayi yang masih berumur 1 tahun 4 hari. "Lapar yaa??" lanjut Dongpyo, namun bayi itu masih menangis kencang hingga kepala kelurga Keum terbangun dari tidur lelap nya.

"Dia kenapa?" tanya Donghyun dengan nada serak, rambut kusut nya. Dongpyo terkekeh melihat wajah bangun tidur sang suami. "Hyun. Ambilkan botol susu itu" suruh Dongpyo pada Donghyun yang sedang bermain dengan Dongyou, ah tidak lebih tepat nya mengganggu nya sehingga membuat Dongyou semakin menangis kencang.

"Aku menyuruh mu mengambil botol susu bukan mengganggu Dongyou, Hyun." Donghyun mengecup sekilas bibir Dongpyo lalu berjalan mengambil botol susu anak nya. "Rasanya aku ingin kembali ke masa dimana kita belum punya anak sayang." sahut Donghyun sambil menyodorkan botol susu pada Dongpyo.

Dongpyo menatap Donghyun datar. "Lalu kemanakan anak kita?" tanya Dongpyo datar.

"Bunuh saja." jawab Donghyun santai sambil membaringkan tubuh nya di kasur. Dongpyo melempar botol susu kosong ke arah Donghyun dan tepat mengenai kepala Donghyun.

"BUNUH?! KAMU PIKIR AKU LAHIRIN MEREKA DUA ENAK?! UDAHLAH HYUN, MENDING AKU MATI AJA." Teriak Dongpyo. Dengan cepat Donghyun memeluk tubuh kecil Dongpyo yang sedang menggendong Dongyou. "Aku hanya bergurau. Aku tak pernah berpikir sampai ke situ untuk mereka. Lagi pula aku ingin mereka mendidik mereka supaya mereka menjadi psikopat cerdik." jawab Donghyun. Dan lagi-lagi Dongpyo memukul Donghyun.

"Cukup kamu yang psikopat jangan mereka" sahut Dongpyo, sambil meletakan kembali Dongyou di box bayi nya. Dongpyo berjalan ke arah Donghyun lalu memeluk leher sang suami. Menatap lekat mata tajam Donghyun. "Kamu pernah berpikir untuk membunuh ku Hyun?" pertanyaan Dongpyo sukses membuat Donghyun terbelak sedikit kaget. "Pernah di pertemuan kita di perpustakaan sekolah" jawab Donghyun. Dongpyo tersenyum palsu mendengar jawaban Donghyun.

"Kenapa tidak?"

"Karena aku menyukai kriteria mu. Bukan hati mu, aku hanya ingin memiliki mu tanpa cinta."

Dongpyo membuat senyum manis, tapi sayang nya itu adalah senyum tanda kecewa, sakit hati. "Aku gak akan nyerah Hyun." usai berkata seperti itu Dongpyo melepas pelukan nya lalu hendak beranjak pergi. Namun tertahan karena Donghyun menarik nya kembali ke pelukan nya.

"Itu dulu. Sekarang aku mencintai istri ku, dan keluarga kecil kita, tanpa paksaan sedikit pun." sahut Donghyun lalu menyandarkan kepala nya di dada kecil Dongpyo. Dongpyo tersenyum tipis rasa sakit hati nya mulai mengecil, lalu mengusap surai hitam Donghyun.

"Berjanjilah pada ku bahwa kamu akan selalu di samping ku, dan yang memisahkan kita hanya maut."

Dongpyo terkekeh geli mendengar perkataan Donghyun. "Kenapa?" tanya Donghyun datar. "Aku janji. Tapi kalau aku dekat dengan pria lain jangan marah yaa" jawab Dongpyo. Donghyun mendongak, lalu menatap manik kecil Dongpyo tajam membuat keberanian Dongpyo menciut.

"Pria lain? Kamu dekat dengan teman mu sendiri pun aku tak pernah segan membunuh mereka yang kamu dekati." Jawab Donghyun tepat di telinga Dongpyo. Dongpyo bergidik ngeri mendengar nya. Betapa posesif nya Donghyun itu membuat Dongpyo sedikit berhati-hati untuk dekat dengan orang lain.

"Kalau begitu mandi sana." sahut Dongpyo. Donghyun menarik Dongpyo keluar dari kamar lalu menuju rooftop.

Sampai di rooftop Donghyun langsung membawa Dongpyo dalam pelukan nya namun ia memeluk dari belakang.

[1] : I AM YOUR PSYCHO°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang