keduapuluhsatu

9.3K 1K 42
                                    

Bright Pov

Gua heran, kenapa akhir-akhir ini Win kya gamau ngobrol sama gua. Kita masih deket kya biasanya, cuma Win jarang ngoceh banget kya biasanya. Biasanya dia bakal ngomong lebih dari dua kata, ini bahkan jarang ngeluarin sepatah kata pun. Kya sekarang, gua lagi di kamarnya dia dan dia sama sekali ga ngelirik gua. Dia fokus ke hp nya sambil sesekali masang raut wajah yang bisa dibilang bingung? gatau juga.

"Win" gua manggil dia, gaada jawaban.

"Win" kali ini suara gua kencengin sampe akhirnya dia noleh ke gua sambil masang tatapan tanya.

"Kamu kenapa?" Dia cuma gelengin kepalanya terus fokus lagi ke hp nya.

Gua berdiri dari sofa terus jalan ke kasur buat duduk di sebelah Win, "kamu akhir-akhir ini jadi diem, ada masalah?"

Dia ngehelain nafasnya panjang sambil naruh hp nya di kasur, "gaada Bright, aku cuma kecapean kerja aja" katanya.

Gua ngangguk, "kalau kamu ada apa-apa bilang ke aku, oke? Aku gasuka di diemin gini Win" kata gua.

Ya emang gua gasuka di diemin gini. Apalagi sama Win. Gua ngerasa dia diemin gua bukan karena kecapean kerja, tapi ada sesuatu yang lain. Gua rasa ga masuk akal kalau dia diemin gua karena kecapean kerja. Biasanya, kalau dia cape bakal cerita ke gua gimana hari ini dia kerja atau semacamnya. Ini dia sama sekali ga cerita ke gua.

"Bright" gua noleh ke Win waktu dia manggil gua. Gua cuma ngedehem buat jawab dia.

"Aku boleh tau kenapa kamu ngajak aku buat jalanin hubungan ini?" Tanyanya.

Gua ngerutin alis bingung, "karena aku suka sama kamu, Win. Apa lagi?" Bales gua.

"Apa yang kamu suka dari aku?" Tanya dia lagi. Gua makin bingung, kenapa dia nanya ini ke gua. Gua yakin ada yang ga beres.

"Kamu tau kenapa aku suka main gitar?" Tanya gua balik.

Dia ngegeleng, "aku juga gatau kenapa suka main gitar, yang aku tau aku bisa ngerasa seneng, nyaman kalau main gitar" kata gua.

"Sama kya kamu Win, aku gatau kenapa bisa suka sama kamu. Karena yang aku tau kamu itu bisa bikin aku seneng sama nyaman. Suka sama seseorang apa butuh alasan, Win?" Kata gua dan dia diem.

"Win, aku tau kamu kya gini bukan karena cape kerja. Kenapa tiba-tiba kamu nanya gini?" Tanya gua.

"Bright, aku gatau sebenernya perasaanku ke kamu itu gimana. Aku, aku ngerasa nyaman waktu kamu jagain aku, kamu selalu buat aku senyum-senyum ga jelas, deket sama kamu bikin jantung aku berdetak ga karuan, Bright. Aku gatau ini perasaan suka sebagai temen atau suka sebagai seseorang yang aku suka" katanya sambil nunduk.

Gua senyum sambil ngusap kepalanya pelan, "kamu suka aku, Win. Sebagai orang yang kamu suka. Kalau sebagai temen, kenapa jantung kamu berdetak ga karuan hm?" Kata gua.

Dia noleh ke gua, "kamu punya pacar, Bright?" Tanyanya.

Gua ngegeleng, "kamu yang bakal jadi pacar aku nan- aw shia!" Kata gua kepotong waktu dia mukul lengan gua. Gemes.

Gua ketawa, "kenapa?" Tanya gua.

Dia ngegeleng, "sebenernya Earn itu siapa kamu?" Tanyanya. Udah gua duga, pasti masalah Win diem ini karena Earn. Sialan.

"Kamu mau dengerin cerita aku?" Tanya gua, ya gua yakinin Win pake cerita gua tentang dulu di SMA.

Dia ngangguk, "apa?" Tanyanya.

"Earn, mantan aku" gua berhenti sebentar waktu liat wajah kagetnya Win.

"Lebih tepatnya dulu aku pacaran sama dia karena terpaksa" kata gua dan dia natap gua pake tatapan bingungnya.

"Waktu kelas 10 dulu, aku termasuk anak populer di sekolah. Tapi, aku gasuka dibilang populer atau famous semacamnya. Aku pendiem, jarang bicara sama anak sekolah kecuali Man sama Boss. Cewe atau cowo banyak yang naksir sama aku, aku ga bermaksud pede atau sombong atau apa karena aku cerita ini sesuai sama yang aku alami. Tapi mereka semua yang suka sama aku cuma berani natap aku dari jauh, atau engga ngasih minuman, jajanan ke aku aja ga lebih. Aku tau hak mereka buat suka sama siapa aja. Tapi bukan hak aku buat suka balik ke mereka kan?" Gua berhenti sebentar, gua tarik nafas.

"Ada beberapa cewe famous di sana juga, tapi diantara semuanya cuma satu yang dengan gampangnya bilang suka ke aku. Dia Earn. Aku, Man sama Boss lagi di kantin dan Earn tiba-tiba deketin aku terus dia bilang suka sama aku. Aku biasa aja karena itu hak dia buat suka sama siapa aja. Tapi dia bilang, ga mungkin cowo-cowo nolak cewe famous kya dia. Kamu tau? Rasanya waktu itu aku mau marah, tapi inget kalau dia itu cewe. Dengan gampangnya dia bilang kalau gaada cowo yang bakal nolak cewe famous kya dia. Sejak hari itu aku ga mau berurusan sama dia"

"Tapi, entah gimana koridor sekolah sepi dan aku lagi jalan sendiri. Dari jauh aku lihat Earn ada di depan dan tiba-tiba dia pingsan. Aku gatau harus apa karena disitu cuma ada aku, Win. Mau ga mau aku yang bawa dia ke uks. Waktu di uks dia cerita ke aku kalau umur dia ga bakal lama lagi karena dia ngidap penyakit. Dan dia bilang banyak keinginan dia yang belum tercapai sampai saat itu, aku tanya ke dia apa keinginannya. Dia jawab dia mau aku jadi pacarnya"

"Hoih sat!" Gumam Win kecil, gua ketawa pelan.

"Akhirnya aku nerima dia karena kasihan, aku pacaran sama dia tanpa rasa suka sedikit pun. Setelah 5 bulan aku tau semua kebusukan dia, karena kejadian di perpustakaan. Dia bilang ke temennya kalau sakitnya dia itu cuma omong kosong karena mau aku jadi pacarnya. Aku marah? Jelas, karena waktu aku 5 bulan makin kebuang sia-sia karena dia. Makanya aku ga pernah ngeliat dia kya orang sakit, ternyata itu semua cuma tipuan. Dia nipu aku karena mau jadi pacar aku. Sejak saat itu juga aku putusin dia dan gamau deket-deket sama dia lagi. Tapi dia masih ngejar-ngejar aku, bahkan sampai sekarang"

"Win, percaya sama aku, aku sama sekali gasuka sama Earn. Ngobrol sedikit pun sama dia buang-buang waktu aku. Aku suka sama kamu, Win" kata gua sambil natap dia.

"Kamu kya gini karena Earn? Dia bilang apa sama kamu?" Tanya gua.

"Waktu aku lagi ke supermarket depan asrama, aku ketemu sama dia. Dia bilang, dia pacar kamu tapi kamu gamau akuin ke orang-orang karena kamu gamau semua orang yang suka kamu jadi ngehindar karena status kamu yang udah punya pacar" katanya.

"Shia! Harus gua kasih pelajaran tuh anak" gumam gua kecil.

"Bright" Win ngegelengin kepalanya.

"Jangan apa-apain Earn, dia cewe. Kalau kamu gitu, apa bedanya kamu sama dia?" Katanya.

Gua senyum, "Win, aku ga bakal apa-apain dia, kamu tenang aja oke? Yang terpenting sekarang, jangan jauh dari aku karena aku gamau kamu kenapa-kenapa" kata gua yang dibalesin anggukan sama dia.

Dia meluk gua dari samping, "maaf ya" katanya. Gua senyum lebar banget terus rangkul dia pake tangan kanan dan tangan kiri gua buat usap rambutnya dia.























Hari jumat masih lama?
WOILAH GASABAR:(
BENTAR LAGI PUASA WOI:(
GABISA BIKIN PART EHEM EHEM:(
JADI, EHEM-EHEM AKAN DI SENSOR😣 TITTTT--------

Asrama - Brightwin | endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang