Part 21: SIAPA DIA?

2.4K 134 4
                                    

Tiara dan Leo menyusuri jalan Jakarta yang tidak terlalu ramai. Mungkin karna sekarang hari Sabtu sehingga  banyak pegawai kantoran dan anak sekolah yang libur.  Jalanan Jakarta yang biasanya padat sekarang agak sedikit lengang.

Dari dalam taxi, Tiara memandangi gedung-gedung bertingkat yang sudah berbulan-bulan tidak dilihatnya. Sejak resign, Tiara jadi sangat jarang bepergian. Paling jauh dia pergi makan bakso di tempat Mang Jajang. Jakarta belum berubah. Gedung-gedung bertingkat semakin banyak, sementara pepohonan semakin sedikit.

Taxi yang mereka tumpangi akhirnya berhenti di sebuah toko kue yang cukup besar. Tempat itu dipagari dinding-dinding kaca dari atas sampai bawah. Setiap orang yang lewat langsung dapat melihat etalase kaca di dalamnya dengan berbagai jenis kue.

Banyak sekali orang yang hadir. Di pintu masuk terdapat sebuah papan tulis hitam bertuliskan, “Mari masuk dan makan sepuasnya.” Awalnya Tiara mengira dia akan menemani Leo ke pesta pernikahan. Tapi setelah memandang sekelilingnya, Tiara baru menyadari kalau dirinya salah kostum. Para tamu yang hadir kebanyakan tidak berdandan seperti layaknya ke pesta pernikahan, kecuali beberapa ibu-ibu yang mengenakan konde. Tiara belum tahu, acara apa yang akan diikutinya.

Tiara mengenakan gaun berwarna peach yang  panjangnya sedikit di bawah lutut. Dia juga mengenakan sepatu dengan hak yang cukup runcing. Rasa tidak percaya diri merayap memasuki hatinya.

Leo sialan! Dia sama sekali nggak bilang kalau ini bukan pesta pernikahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leo sialan! Dia sama sekali nggak bilang kalau ini bukan pesta pernikahan.

“Ayo buruan,” ajak Leo. Lelaki itu berjalan duluan meninggalkan Tiara yang masih berdiri di tempat.
Ketika hampir tiba di pintu masuk, Leo baru menyadari kalau Tiara tidak bersamanya. Leo menoleh ke belakang dan Tiara masih berada di posisi yang sama. Leo berjalan ke arah Tiara.

“Ngapain Lo bengong di situ? Ayo masuk!”

“Gue mau pulang aja. Rese Lo ah, nggak ngasih tahu gue kalau kita bukan mau ke pesta pernikahan.”

“Terus masalahnya di mana? Toh kita juga udah sampe. Masa Lo mau pulang. Lo kepeleset aja bisa sampe di dalem.” Leo menunjuk tempat acara.

“Gue salah kostum, Bang. Lo liat dong dandanan gue. Baju gue. Sepatu gue aja tingginya udah kayak emas Monas.”

Leo tertawa melihat Tiara yang cemberut.

“Dandanan Lo aman. Sempurna. Perfecto. Ayo, ah. Masuk.”

Leo menggandeng Tiara yang mau tidak mau akhirnya ikut masuk.
Di dalam ruangan sangat ramai. Banyak orang berbincang-bincang dan saling bertukar informasi. Penataan ruangnya sangat bagus. Ada beberapa lukisan yang terpasang di dinding. Tiara memandang sekeliling. Matanya menangkap sebuah panggung kecil yang dilengkapi dengan speaker, mikrofon, dan dua buah kursi dengan dudukan bulat.
Tiara berusaha menepis rasa tidak percaya dirinya. Mukanya sudah memerah karna menahan malu. Sungguh sangat tidak asyik, penampilannya beda sendiri dari tamu yang datang.

Leo berjalan ke arah seorang pria yang sedang mengobrol dengan beberapa orang tamu. Lelaki itu mengenakan celana jeans biru dengan kemeja putih. Kulitnya bersih dan hidungnya mancung.  Rambutnya yang sedikit gondrong diikat ke atas.

“Hai, Juragan Kue,” sapa Leo sambil melambai.

Lelaki itu menoleh ke arah suara lalu tersenyum. Dia berpamitan kepada tamunya lalu berjalan ke arah Leo dan Tiara.

“Hai, Leo. Akhirnya sampe juga. Bayu mana?”

“Semalam dia kecelakaan habis nganterin gue. Jadi dia udah pasti nggak bisa dateng.”

“Waduh, kasian banget dia. Ngomong-ngomong, Lo dateng sama siapa, nie? Cewek Lo, ya?”

“Enak aja Lo. Adek gue nie.”

Tiara mengeluarkan senyum yang dipaksakan.

“Oh... Ini Tiara. Yang dulu waktu kecil sering ingusan, kan? Yang dulu sering gue ledekin kalau gue lagi main ke rumah Lo?”

Tiara memandang Leo. Wajahnya penuh tanya. Kok dia tahu gue?

“Kayaknya Tiara lupa siapa Lo. Kalian kenalan ulang, deh!” usul Leo.

Tiara mengulurkan tangannya dan disambut dengan hangat.

“Tiara. Adeknya Bang Leo.”

“Edward. Temen mainnya Leo.”

Tiara masih bingung. Siapa lelaki ini. Kenapa bisa tahu betul siapa Tiara? Leo juga sepertinya dekat sekali dengan Edward.

Sudah cukup lama Tiara dan Edward tidak bertemu. Wajar saja Tiara lupa siapa lelaki itu. Usia mereka terpaut 8 tahun. Ketika Leo duduk di bangku SMA, berarti Tiara duduk di bangku SD. Setelah lulus SMA, Edward kuliah di luar negeri untuk belajar pastry.

SKINNY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang