Leo tersenyum nakal. Sebuah ide brilian terlintas di otaknya. Leo merapikan tempat tidur lalu bergegas membersihkan diri. Setelah selesai, dia menuju ruang makan. Anggota keluarganya sedang berkumpul menikmati nasi goreng buatan Bu Fina.
Berhubung ini adalah hari Sabtu, maka Leo bisa sarapan dengan formasi lengkap. Pak Bimo libur. Ini merupakan momen langka. Biasanya, bila Leo bangun, Pak Bimo sudah berangkat kerja.
“Wah sarapannya enak nie,” kata Leo mencoba memulai obrolan.
“Jelas dong. Siapa dulu yang masak,” kata Bu Fina bangga sambil menepuk dada.
“Kok lu tumben udah bangun, Bang?” Kali ini Tiara membuka suara.
“Biasanya juga gue bangun pagi keles.”
“Preet...,” ledek Tiara.
“Hush. Kita lagi di meja makan lho. Jangan prat pret prat pret dulu,” ucap Pak Bimo. Mendengar ucapan putrinya, dia teringat suara angin yang keluar saat semedi di toilet.
“Maaf, Pa. Bang Leo sih iseng.”
“Loh kok gue dibawa-bawa? Kan lo yang prat pret prat pret dari tadi.”
Pria berperut buncit itu meletakkan sendok dan garpu di atas piring dengan rapi.
“Yah... kok Papa udahan makannya? Gara-gara kata-kata Tiara tadi, ya?" tanya Tiara. Dia merasa bersalah. "Lo sih, Bang. Ngapain sih Lo ulangin kata-kata gue?” lanjutnya lagi.
“Nggak kok. Jatah Papa udah habis. Nggak boleh nambah sama mamamu.”
“Bukannya nggak boleh. Tapi inget itu perut. Inget umur. Kalau nanti sakit baru tahu rasa!”
“Papa kan masih muda. Masih dalam masa pertumbuhan. Rambut Papa aja belum numbuh semua.” Pak Bimo mengusap kepalanya yang botak.
Bu Fina spontan melempar serbet di dekatnya dan mendarat tepat di muka Pak Bimo. Bukannya marah, Pak Bimo malah memperagakan cilukba menggunakan serbet di wajahnya pada Bu Fina. Leo dan Tiara tertawa sampai sakit perut.
***
Sehabis sarapan, Tiara masuk ke dalam kamar. Dengan ponsel di tangannya, dia menonton drama Korea yang saat ini menempati rating tertinggi. Tiara duduk di dekat jendela sambil mengangkat kedua kakinya ke atas kursi. Celana pendeknya ikut terangkat, menampilkan kaki jenjangnya yang mulus.
Jendela kamarnya dibuka sedikit agar udara dapat masuk ke ruangannya. Angin segar membelai lembut wajahnya. Beberapa anak rambutnya menari-nari tertiup angin. Sejak resign, menonton jadi aktivitas yang tidak bisa dilewatkan. Apalagi menonton drama Korea. Dia tidak akan melewatkan satu episode pun.
Leo mengetuk pintu kamar Tiara. Tanpa dipersilakan, Leo langsung masuk ke dalam kamar. Leo sudah bisa menebak kalau adiknya itu pasti sedang menonton drama Korea. Leo bersandar di jendela. Tangan kanannya memegang leher gitar.
“De, Lo tahu lagu I Will Spend My Whole Life Loving You?”
Tiara menekan tombol pause kemudian memandang wajah Leo.
“Tahu dong.”
Leo langsung memetik gitar lalu bernyanyi. Tiara pun ikut menyanyikan lagu itu. Suaranya merdu. Enak di dengar.
Setelah lagu selesai, Leo menyanyikan lagu lainnya. Dan lagi-lagi Tiara ikut bernyanyi. Kakak beradik itu sangat menikmati kebersamaan mereka di dekat jendela. Tiara bernyanyi sambil memandang daun-daun yang tertiup angin. Indah.
“Lo hari ini ada rencana keluar nggak?” tanya Leo. Petikan gitarnya masih memenuhi kamar.
“Nggak ada. Kenapa?”
“Temenin gue, yuk. Hari ini temen gue ngadain pesta, tapi gue malas jalan sendirian ke sono.”
“Makanya jangan kelamaan jomlo. Masak tiap ada pesta ngajak gue Mulu.”
“Jomlo bukan kemauan gue. Tapi kan lo tahu sendiri, setiap gue punya cewek, pasti Mama bilang, “Jangan pacaran dulu kalau ngurus diri sendiri aja belum bener.”” Leo menirukan Bu Fina saat menasihatinya.
“Tragis banget kisah percintaan Lo, Bang.”
“Kayak kisah cinta Lo nggak tragis aja, ledek leo.
Tiara spontan menggigit lengan Leo yang berotot. Leo berusaha melepaskan tangannya dari gigitan Tiara.
“Sakit woi... Lepasin!!!” teriak Leo sambil mendorong kepala adiknya agar melepaskan gigitannya. Setelah berjuang tujuh purnama, akhirnya lengannya terbebas dari gigitan Tiara.
Adik perempuannya itu mengusap mulutnya dengan punggung tangan, bak drakula selesai menghisap darah mangsanya.
“Parah Lo, ah. Sakit tahu!”
Tiara menjulurkan lidah sambil tertawa puas.
“Udah ah. Ganti baju sono. Dandan yang cantik. Gue tunggu di bawah 15 menit lagi.”
Leo meninggalkan kamar Tiara sambil mengusap lengannya yang kesakitan.
“Mau pergi sekarang, Bang?” teriak Tiara pada Leo yang sudah mulai menjauh dari pintu kamar. Leo tidak menjawab. Dia sudah berada di dapur. Mengambil es batu dari kulkas, melapisinya dengan serbet, lalu ditempelkannya pada lengannya yang digigit Tiara.
===============================
Hai...
Terima kasih sudah mau meluangkan waktu untuk membaca cerita ini.Hari ini aku mau kasih tahu satu cast lagi, yaitu Pak Bimo.
Nah itu dia orangnya.
Pasti sekarang sudah bisa bayangin dong gimana kocaknya Pak Bimo dan Bu Fina?Semoga kalian semakin semangat baca kelanjutannya, ya.
💖
KAMU SEDANG MEMBACA
SKINNY LOVE
ChickLit[TAMAT] [Telah TERBIT di Penerbit Cerita Kata] Tiara akan menikah dengan Bastian, tapi acara pernikahan mereka batal dilaksanakan karena seorang perempuan mengaku telah dihamili oleh Bastian. Lelaki itu kabur meninggal Tiara yang juga sedang hamil...