Musim liburan sekolah merupakan masa panen bagi toko kue, sebab banyak orang yang membeli kue untuk oleh-oleh atau untuk disantap bersama keluarga. Jumlah produksi kue pun pasti meningkat. Namun, Edward sedang pusing karena salah satu chef pastry andalannya resign untuk membuka toko kue sendiri.
Sore itu Edward berdiri di dekat jendela dan memperhatikan tempat parkir yang dipenuhi mobil pribadi dan beberapa bus pariwisata. Dia harus bergerak cepat. Jangan sampai pengunjung tidak mendapatkan kue yang mereka inginkan.
Pada malam hari, ketika toko hendak tutup, Edward menempelkan kertas berisi lowongan pekerjaan sebagai chef pastry di kaca luar toko. Edward juga memasang informasi di berbagai media.
***
Bastian keluar masuk beberapa toko
untuk mencari pekerjaan. Sejak dia kabur dari acara pernikahannya, hidupnya menjadi tidak keruan. Pekerjaan apapun dia lakukan untuk mendapatkan uang. Dia juga melamar ke berbagai toko kue, namun masa kerjanya tidak pernah bertahan lama. Hatinya tidak tenang. Dia takut suatu saat nanti, keluarga Tiara akan menemukannya. Nania juga masih terus mencarinya.Sebenarnya Bastian rindu pada Tiara dan ingin melihat anak mereka. Bastian menduga usia anak itu sekarang sudah tiga tahun. Tapi dia terlalu takut untuk menemui Tiara dan keluarganya.
Siang itu matahari sangat terik. Bastian berhenti di depan sebuah toko kue untuk berteduh. Dia melihat kertas yang ditempel di kaca toko. Bastian mendekat dan dia membaca informasi lowongan pekerjaan sebagai chef pastry. Lowongan itu sesuai dengan pendidikan dan pengalaman kerjanya. Bastian bergegas pulang lalu menyiapkan segala keperluan untuk melamar pekerjaan.
Keesokan harinya, dia kembali ke toko tersebut. Beruntungnya, sang pemilik toko sedang ada di tempat sehingga dia bisa langsung mengikuti interview dan diterima bekerja di tempat itu. Bastian memulai kembali hidupnya dengan menjadi chef pastry di Edward Cake & Pastry.
****
Sebuah pesan masuk ke ponsel Tiara. Dari Edward.
Edward:
Gimana keadaan kamu? Udah baikan?Tiara:
Udah, Kak. Maaf ya, aku jadi nggak kerja selama beberapa hari ini.Edward:
Nggak apa-apa, Tiara. Kan kamu lagi sakit. Aku mau ke sana sekarang, ya.Tiara:
Kak Edward mau ke sini?
Edward:
Iya. Tolong bukain pintu kamarnya, ya. Aku udah di depan kamar kamu nie. HeheheTiara berdiri begitu selesai membaca pesan Edward. Dan benar saja, Edward sudah berdiri di depan pintu dengan sebuah piring kecil berisi sepotong tart. Tiara mempersilakannya masuk dan membiarkan pintu kamar tetap terbuka.
"Aku buat tart baru. Kamu cobain, ya." Edward menyodorkan piring kecil yang dipegangnya. Perempuan berhidung mancung itu menerimanya dan langsung melahap habis kue tart itu.
"Enak, Kak."
"Ada yang kurang, nggak?"
"Ada. Kurang banyak," jawab Tiara sambil memperlihatkan barisan giginya yang rapi. Edward tersenyum puas mendengar jawaban Tiara. Akhirnya dia bisa membuat kue tart dengan rasa sempurna.
Tak berapa lama Leo datang ke kamar Tiara dengan membawa piring berisi beberapa potong kue tart di tangannya.
"Kuenya enak banget, Bro. Jago juga Lo bikin kue."
"Percuma gue kuliah jauh-jauh kalau masakan gue nggak enak."
Leo dan Edward tertawa. Hidup mereka sepertinya hanya dipenuhi tawa. Jarang sekali Tiara melihat Leo dan Edward bertengkar. Mungkin karena sudah bersahabat sejak lama, jadi mereka sudah tahu karakter masing-masing.
Tiara pamit untuk ke toilet sebentar. Begitu Tiara sudah tidak terlihat, Leo bersandar di jendela. Sebelah tangannya memegang piring. Leo menghadap Edward yang duduk di kursi rias Tiara.
"Sorry nie sebelumya. Gue mau tanya. Lo serius sama adek gue?"
"Maksud Lo gimana, nie?"
"Gue tahu Lo lagi deketin adek gue. Nah, sekarang gue mau tahu, Lo serius atau cuma buat main-main?"
Edward membetulkan posisi duduknya.
"Gue serius. Gue bener-bener sayang sama Tiara."
"Sejak kapan?"
"Sejak gue sering ke sini buat latihan musik. Waktu kita masih SMA dulu."
Leo terbelalak mendengar jawaban Edward.
"Jaman itu dia masih SD!!!"
"Oleh karena itu, gue tungguin dia sampai sekarang."
"Dan itu sebabnya Lo belum punya pacar sampe sekarang?"
"Iya."
Leo agak tidak percaya mendengar jawaban Edward. Selama itu dia memendam rasa untuk Tiara. Ternyata Edward sudah mengincar Tiara sejak adiknya itu masih bocah.
"Oke kalau begitu. Gue cuma pesen satu hal sama Lo. Jangan main-main sama adek gue. Jangan pernah buat Tiara sakit. Dia itu luarnya aja yang kelihatan kuat, tapi sebenarnya dia rapuh. Kalau sampai gue dengar Lo nyakitin dia, gue nggak akan ragu-ragu buat ngabisin Lo. Paham?"
"Oke. Gue ngerti. Gue akan jaga dia sepenuh hati."
Tak lama kemudian Tiara kembali ke kamar dengan membawa piring berisi beberapa potong tart yang diambilnya dari meja makan.
"Kuenya enak, Kak." Tiara menyuapkan tart ke mulutnya.
"Lo doyan apa laper?" ledek Leo.
"Doyan," jawab Tiara polos.
Edward senang karena Tiara menyukai kue buatannya.
***
Tiara mulai kembali bekerja setelah satu Minggu beristirahat. Badannya sudah jauh lebih fit. Setelah terbiasa bekerja, diam di rumah dalam waktu lama ternyata cukup membosankan. Tiara melakukan aktivitasnya di toko seperti biasa. Melayani pembeli, merapikan kue, dan membersihkan meja.
Ketika Tiara sedang mencuci peralatan makan yang dipakai pengunjung, Edward mendatanginya.
"Nanti malam ada acara, nggak?" tanya Edward.
Tiara terkejut mendengar suara Edward.
"Eh... Nggak ada, Kak. Kenapa?"
"Nonton, yuk," ajak Edward penuh harap. Dia memperlihatkan dua buah tiket yang telah dibelinya.
Tiara berpikir sejenak.
"Emmm... Boleh, Kak."
Sebenarnya Tiara ingin menolak, tapi tidak enak rasanya jika dia tidak menerima ajakan Edward. Apalagi lelaki itu sudah sangat baik padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKINNY LOVE
ChickLit[TAMAT] [Telah TERBIT di Penerbit Cerita Kata] Tiara akan menikah dengan Bastian, tapi acara pernikahan mereka batal dilaksanakan karena seorang perempuan mengaku telah dihamili oleh Bastian. Lelaki itu kabur meninggal Tiara yang juga sedang hamil...