Satu

27K 1.5K 8
                                    

(Enam tahun yang lalu)

Di satu sudut kota Tangerang, disebuah rumah panti asuhan sederhana seorang gadis bernama Aghna Valerie. Anna tinggal dan besar disebuah panti asuhan. Anna tidak memiliki sanak keluarga, kecuali ibu panti dan seorang sahabat yang sangat Anna sayangi. Anna tidak tau siapa ayah dan ibunya, dan Anna pun tidak berniat untuk mencarinya.

Anna cenderung anak yang pendiam, sangat bertolak belakang dengan sahabatnya Larissa Perlita. Rissa anak yang sangat ceria dan sangat jail. Anna sangat suka membaca, sedangkan Rissa sangat suka bernyanyi.

Tempat favorite Anna membaca di halaman belakang rumah panti, dibawah pohon mangga. Anna tidak suka keramaian, dia lebih senang menyendiri.

Terdengar suara langkah kaki, tetapi Anna tidak menghiraukannya.
"Ann, aku mencarimu di kamar" Rissa pun duduk disamping Anna yang sedang membaca.
"Ada apa kamu mencariku?" Anna menjawab tanpa mengalihkan tatapannya dari buku.

"Tidak, aku hanya ingin mengganggumu saja" jawab Rissa sambil tertawa.
"Ann, apa kamu tidak pusing setiap hari membaca buku?"
"Tidak, aku lebih senang membaca buku daripada mendengarkanmu bernyanyi. Bikin aku sakit kepala"  jawab Anna dengan mulut menahan tawa.

Rissa pun beracting dengan tatapan seolah dia tersakiti "kau jahat Anna. Padahal semua orang tau kalau suaraku sangat bagus seperti Agnes Mo" mereka pun tertawa bersama.

############################

Kaki jenjang berbalut Yves Saint Laurent itu tergesa-gesa menuju lobi sebuah gedung perkantoran di bilangan Setiabudi. Matanya tak berhenti menatap Calvin Klein miliknya yang tidak akan pernah menunjukan tanda-tanda berhenti berdetak. Rachel Satchel Brown keluaran Fossil tergenggam apik di jemari kanannya. Wajahnya menyunggingkan senyum saat berpapasan dengan security gedung.
Tersisa lima belas menit, jangan sampai  ia masuk daftar karyawan yang terlambat hari ini.
Anna terus merutuk kesal karena bangun kesiangan.

Pagi ini, hari pertama Anna bekerja di pusat perusahaan milik keluarga Abiputra, PT Aeron Ap. Perusahaan yang bergerak dibidang property, salah satu perusahaan terbesar di Indonesia.
Anna tidak menduga dirinya akan diterima oleh perusahan sebesar ini. Kepulangannya ke Indosesia dua minggu yang lalu membuat Anna lelah membereskan tempat tinggal barunya disalah satu gedung apartemen di daerah Cilandak.

Anna berlari memasuki kantor, dan menunggu pintu lift terbuka dengan tidak sabar. Matanya berkali-kali melirik jam tangan. Ting, pintu lift terbuka lebar dan beberapa karyawan lainpun berbondong-bondong memasukinya. Anna harus pergi kelantai tujuh gedung ini. Mesin kotak besar itu membawa mereka ke setiap lantai yang mereka tuju.

Keluar dari lift nuansa lantai sudah berbeda. Perpaduan antar warna hitam dan putih yang indah dengan perabotaniw yang terlihat mahal membuat Anna gugup. Rasanya seperti waktu dulu pertama ia bekerja.

Dari tempatnya berdiri, Anna bisa melihat meja yang berada didepan ruangan dengan pintu berwarna putih. Anna segera menghampiri Dewi- wanita yang sudah ia kenal saat ujian masuk sekaligus sekretaris yang akan Anna gantikan

"Pagi Mbak, maaf telat" ucap Anna sambil tersenyum ramah.
Wanita cantik yang sedang membereskan meja itu menoleh sambil tersenyum hangat ke arah Anna.
"It's okay, Anna. Maaf yah, aku masih membereskan barangku yang tertinggal. Oh ya, ini ada beberapa agenda Bapak selama beberapa bulan ke depan yang harus aku beritahu kepada kamu" jelas Dewi.
Sambutan hangat Dewi membuat Anna sedikit lebih tenang. Anna segera menganggukan kepalanya dan mengeluarkan buku catatan kecil. Ia menulis semuanya yang Dewi bicarakan.

"Nah sudah selesai, ini catatan yang harus kamu hafal tentang kebiasaan Bos baru kamu itu" Dewi mendekati Anna dan membisikan "sudah aku jelaskan tentang bagaimana dinginnya orang itukan" tanyanya dengan kerlingan jail. Anna hanya meringis ngeri. "Tenang Anna, aku berhenti bukan karena tidak betah bekerja disini. Aku belum lama menikah dan suami tercintaku itu menyuruhku untuk risegn. Dia takut aku terpincut oleh kegantengan Bos mu itu" jelas Dewi sambil menahan tawa. Tanpa sadar Anna menghembuskan nafas leganya.

Setelah Anna resmi risegn dari perusahaan lamanya, tidak pikir panjang Anna langsung mencari lowongan pekerjaan melalui online. Ia kirim lamaran ke beberapa perusahaan di Jakarta dibagian keuangan dengan modal ijazah magister-nya dan pengalaman kerja yang ia miliki.

Tiga hari sesampainya Anna di Jakarta, ia mendapatkan panggilan kerja disalah satu perusahan terbesar di Indonesia. Anna tidak menyangka secepat itukah, sedangkan peluang mendapatkan pekerjaan di Jakarta sangat sulit. Kebaikan apa yang pernah Anna lakukan sehingga Tuhan sangat baik kepadanya.
Tes demi tes Anna lalui, setelah hasilnya keluar Anna  dihubungi oleh pihak perusahaan bahwa ia diterima kerja. Anna diterima bukan di bagian yang ia inginkan, hanya saja Anna tidak menyangka ia akan menjadi sekretaris wakil direktur di perusahan ini.

Tiba-tiba terdengar suara deheman yang membuat Anna tersadar dari lamunannya. Dewi langsung bangkit berdiri dan membungkukan sedikit badannya, begitupun dengan Anna yang berdiri disamping Dewi "Selamat pagi, Pak" sapa Dewi.

Saat kepalanya mendongak, mata Anna terlihat kaget. Dia.... iyah, dia Kavin Ardana Abiputra. Suami sahabatnya. Dan sekarang menjadi Bosnya ditempat dia bekerja". Tapi Anna tidak butuh waktu lama untuk menguasai dirinya.
Sekali lagi Anna membungkukan sedikit badannya untuk memberi hormat dan sekaligus menyapanya "Selamat pagi, Pak"

Sama halnya dengan Kavin, ia pun merasa syok apa yang dilihat dihadapannya. Sekretaris barunya. Iyah benar, dia Aghna Valerie. Dia adalah sahabat mantan istrinya. Mengingat itu, membuat rahang Kavin mengeras.
"Sudah kau berikan agenda bulan ini kepadanya?" Tanya Kavin dengan suara dan wajah sama datarnya.

Dewi menganggukan kepalanya "Anna sudah siap bekerja, Pak" ucapannya.

Tanpa basa-basi lagi Kavin pun melangkah pergi memasukin ruangan kantornya.

"Hey, kamu kenapa?" Tanya Dewi sambil mengibaskan tangannya di depan wajah Anna. "Kamu terpesona pada pandangan pertama?" Goda Dewi kepada Anna

Anna mengerjapkan matanya, sambil meringis kecil. "Mbak, apakah bener dia Bos kita?" Ini bukan mimpikan.

Dewi mengerutkan keningnya "iyah, bener dia Bos tampan kamu. Sekarang kamu masuk dan berikan dokumen ini kepadanya." Dewi pun memberikan dokumen itu ke tangan Anna. " Jangan lupa tanyakan dia ingin minum apa" titahnya sekali lagi. Anna hanya bisa menghembuskan nafas kasar.

Anna mengetuk pintu sebelum masuk kedalam keruangan itu untuk pertama kalinya. Ruangan besar yang sangat nyaman, disana Anna melihat Kavin duduk di kursi kerjanya dengan mata fokus pada tumpukan dokumen di meja.
"Permisi, Pak, ini dokumen yang harus Bapak tanda tangani," Anna menyerahkan  dokumen itu diatas meja dengan tangan bergetar. "Nanti siang ada jadwal makan siang dengan Pak Yudi dari PT Victor." Jelas Anna.

Terganggu dengan kehadiran Anna, akhirnya Kavin mendongak. Mata hitam setajam elang itu kini menatap Anna, dengan tatapan dingin menunggu Anna bicara. "Bapak ingin minum apa?" Anna berbicara dengan gugup

"Black Coffee" jawab suara dingin itu.

Anna mengangguk dan segera pergi keluar dari ruangan ini. Ia bersandar didepan pintu lalu menghembuskan nafas yang Anna tahan selama didalam ruangan. Anna tidak sanggup menatap lama mata tajam itu.

Ada senyum tipis disudut bibir Anna ternyata dia masih menyukai kopi hitam.

=============================
Bissmillah semoa bisa dan lancar nulis cerita ini😭😭😭😭

Mau update dari kemarin, tapi raguuuuuu.
Yaudah deh di beraniin ajah update. 😂😂Semoga suka💙

Pure LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang