Sembilan

15.3K 939 5
                                    

Hari ini Kavin akan menjalani pertemuan penting. Saat ini dia sedang di dalam ruangannya dengan seorang manager keuangan, memeriksa beberapa laporan keuangan perusahaan.

Jam makan siang akan ada pertemuan dengan salah satu perusahaan ternama di Singapura, untuk membahas kerja sama pembangunan Hotel di Bali. Kavin melirik Rolex di perggelangan tangan kirinya, waktu sudah menunjukan pukul sebelas. Tidak ingin terlambat dalam pertemuan penting ini, Kavin memutuskan untuk berangkat lebih awal agar tidak terjebak macet dan tidak ingin mengecewakan rekan bisnisnya.

Anna merapikan beberapa berkas di atas meja kerjanya. Dia berSyukur meeting hari ini tidak hanya dirinya saja yang ikut, ada manager keuangan perusahaan ini yang ikut serta. Anna tidak ingin suasana kecanggungan melingkupi dirinya.

Pertemuan diadakan di Kembang Goela salah satu restoran di Plaza Sentral, Area Parkir, lantai Dasar, Jalan Sudirman Jakarta Pusat. Meeting akan di laksanakan disalah satu VIP Room.

Terdengar suara ketukan sepatu pada lantai, di ruang tertutup ini. Membuat tiga orang yang sedang berbincang serius terhenti. Semua mata menatap dua orang laki-laki paruh baya yang melangkah ke arah meja yang telah tersedia. "Maaf, membuat kalian menunggu" laki-laki berjas warna cokelat membuka suara untuk menyapa. Sedangkan laki-laki yang berjas abu-abu hanya tersenyum ramah.

"Tidak, Pak. Kita belum lama sampai" Kavin mempersilahkan kedua laki-laki itu untuk duduk di tempat yang telah di sediakan. Mereka saling memperkenalkan diri dan jabatan sebelum memulai rapatnya.
Baru saja Kavin akan mulai membahas pertemuan ini, terdengar suara langkah kaki yang sedikit berlari "Maaf, sedikit terlambat. Tadi saya mencari toilet."

Mendengar suara seseorang yang baru saja memasuki ruangan, membuat kepala Anna mendongak sedikit, mata cokelat itu mencari sumber suara yang dia kenal. Tatapannya terpaku kepada seorang laki-laki berjas hitam di hadapannya "Ezra?" Gumamnya

Mendengar namanya di sebut, laki-laki berjas hitam mengalihkan fokus kepada satu wanita yang berada diruangan ini "Anna?" Suaranya terdengar sangat terkejut melihat wanita yang ingin dia temui berada di hadapannya.

*****

Meeting berjalan lancar, kedua perusahaan ini telah sepakat untuk bekerja sama dalam pembangunan Hotel di Bali. "Baiklah, semoga kerja sama kita berjalan dengan lancar" Kavin membalas jabatan tangan laki-laki tua berjas cokelat penuh ramah "semoga, pak."

Mata hitam tajam milik Kavin melirik Anna sedang berbicara dengan salah satu rekan bisnisnya. Dengusan tidak suka keluar dari bibir tipisnya "Bapak cemburu liat Bu Anna mengobrol dengan pak Ezra?" Kavin hanyak melirik tajam pada manager keuangan di sampingnya "Bu Anna cantik banget yah, Pak." mendengar pernyataan itu membuat Kavin melangkah pergi meninggalkan sepasang manusia sedang tertawa bahagia.

*****

"Jahat, ke Indonesia tidak memberi tahu aku" protes Anna dengan wajah cemberut.

"Aku ingin memberi kejutan kepada kamu, tapi akhirnya aku yang mendapatkan kejutan itu" Ezra tersenyum bahagia tidak menyangka dia akan bertemu secepat ini dengan wanita di hadapannya. Dan yang lebih tidak menyangka, ternyata rekan bisninya adalah atasan Anna.

"Kamu akan lama di sini?" Tanya Anna penuh dengan harap
"Tidak, hanya seminggu"
"Sebentar sekali, aku berharap kamu kembali ke Indonesia" protes Anna.
"Untuk apa aku kembali ke sini, sudah tidak ada siapa-siapa" mendengar ucapan Ezra membuat wajah Anna berubah sedih.
"Disini ada aku" Ezra hanya tersenyum kecut.

"Bos tampanmu tidak marah kalau aku mengajak kamu pergi?"
Anna melirik Kavin yang sedang berbicara dengan manager keuangan.
"Tidak, aku sudah meminta izin"
"Baiklah, satu jam lagi jam pulang kerja, nanti aku antarkan kamu pulang." Mata cokelat Anna mencari keberadaan Kavin, tetapi Bosnya sudah tidak ada.

*****

"Dia bilang tidak memiliki kekasih, lalu laki-laki itu siapa?" Marahnya saat Kavin memasuki ruangan. Dokumen penting di tangannya dilempar begitu saja di atas meja. kedua tangan besar Kavin mengepal penuh dengan emosi "Pembohong"

Kavin kembali lagi ke kantor berencana untuk lembur, masih banyak pekerjaan yang belum diselesaikan. Tetapi dengan keadaan seperti ini, membuat otaknya tidak berfungsi dengan benar.
Tangannya meraih ponsel di atas meja untuk menghubungi seseorang, dia butuh melampiaskan kekesalannya.
"Hallo" terdengar suara serak di telpon itu.
"Kau dimana? Apa kau sudah pulang kerja" Kavin memastikan keberadaan seseorang yang ingin dia temui.
"Aku di rumah, hari ini tidak kerja Istriku sakit. Ada apa?" Tanya suara itu sedikit khawtir
"Tunggu aku, aku akan datang kerumah mu."

*****

Mata hazel milik laki-laki itu memperhatikan setiap penjuru apartemen milik Anna.
"Kopi hitam tanpa gula?" suara Anna membuat Ezra menoleh ke arah wanita yang baru saja keluar dari kamar.
"Tidak ada yang berubah, kamu selalu bisa menata ruangan dengan rapih" Ezra melangkahkan kakinya menuju sofa abu-abu yang berada di tengah ruangan "ini lebih luas dari pada yang di sana" Ezra tersenyum mengingatkan kenangan bersama Anna di Singapura dulu.

"Aku beruntung memilih apartemen di sini, karena jaraknya dekat dengan kantor" jawab Anna tangan kecilnya memberikan secangkir kopi hitam kepada Ezra.
"Bagaimana kabar disana?"
"Singapura sepi tanpa kamu" Anna memutar kedua mata cokelatnya dengan malas.

"Kamu tau Ann, tiga hari setelah kepergianmu dari kantor, pihak kantor langsung mendapatkan penggantimu"

"laki-laki atau perempuan?" Tanya Anna dengan penuh semangat.

"Dia perempuan. Perempuan bar-bar yang sangat menyebalkan. Dan dia juga yang sekarang menempati apartemen kamu di sana. Dia berasal dari Indonesia." jelas Ezra penuh dengan emosi.

"Benarkah?" Tanya Anna dengan heran
"Benar, Ann. Dia sangat merepotkan aku. Sayang sekali otak pintarnya tidak berguna" mendengar kekesalan Ezra membuat Anna tersenyum penuh makna.
"Kamu jangan membencinya, mana tau dia dojoh kamu" Ezra mendengus jijik.

Mengucapkan kata jodoh, mengingatkan Anna pada laki-laki itu.
"Ezra!"

"Kenapa Ann? Apa kamu tidak betah di sini?" Tanya Ezra penuh dengan cemas.

Anna bingung ingin memberi tahu Ezra soal pernikahnanya, dia takut Ezra mengetahui di balik pernikahan ini "Bulan depan aku akan menikah."

"Serius kamu?" Mata hazel itu menatap wajah Anna penuh selidik, mencari adanya kebohongan di mata cokelat milik Anna. Tapi Ezra tidak menemukannya.
"Siapa laki-laki yang beruntung mendapatkan hati kamu?"

"Dia Kavin."

*****

Kavin berdiri di depan pintu berwarna cream, sudah dua kali menekan bel pintu itu belum juga di buka oleh tuannya. Sekali lagi jari telunjuknya menekan bel, terdengar suara kunci pintu terputar.
"Ngga bisa sabar apa?" Gerutu laki-laki yang baru saja membukkan pintu.
"Lama sekali buka pintunya" protes Kavin.
"Aku sedang menyuapi makan Vina" jelas laki-laki itu dengan penuh kejengkelan
"Sekarang Vina dimana?" Tanya Kavin sambil melangkah memasuki rumah bergaya modern.
"Sedang bermain di kamar."

Kavin menghempaskan tubuh lelahnya di sofa berwarna hitam.
"Apa terjadi sesuatu?" Laki-laki itu menghampiri Kavin dan duduk di sebelahnya.
"Sebulan lagi aku akan menikah, dia bilang tidak memiliki kekasih. Tetapi, tadi dia bertemu dengan kekasihnya. Laki-laki itu manager keuangan dari kantor Singapura yang bekerja sama denganku" jelas Kavin kepada sahabatnya, Ruri.

"Kamu jangan langsung menyimpulkan sesuatu yang belum kamu ketahui kebenarannya. Coba tanyakan dulu pada calon istrimu itu."

"Yang benar saja aku menanyakan itu langsung kepada dia." Mendengar saran dari sahabatnya, membuat kepala Kavin tambah pusing.

"Yah terserah kamu, jika kamu tidak ingin hidup tenang" balas Ruri dengan suara malas.

"Sialan kau" maki Kavin kepada sahabatnya

============================
Maaf jika banyak kesalahan dalam pengetikan 🙏🏻🙏🏻💙

Pure LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang