Dua Puluh Lima

16.4K 1K 11
                                        

Hai, hai, Hallo......
Adakah yang menunggu cerita Mbak Anna sama Mas Kavin?????😁

🍃🍃🍃

Kavin memacu mobilnya gila-gilaan. Diliriknya kembali jam digital pada dashboard yang sudah menunjukan pukul sepuluh lewat limas belas menit. Saat ini hatinya kalut benar-benar tidak tenang memikirkan dimana keberadaan Anna sekarang, Kavin berharap tidak terjadi apa-apa dengan Anna, semoga istrinya itu berada di tempat yang akan dia tuju.

Pipi kiri Kavin masih terasa perih. Kavin meraba pipinya yang terlihat masih memerah, dia mendapatkan satu tamparan keras oleh Bella saat dia mencari keberadaan Anna di rumah kedua orang tuanya. Mamanya sangat marah saat Kavin berkata kedatangannya ke sana untuk mencari Anna yang telah pergi dari rumah.

Emosi Bella tidak dapat terbendung, dia tau dari gelagat anak sulungnya yang terlihat sangat panik. Bella bisa menebak bahwa Kavin lah yang telah membuat masalah sehingga menantunya memilih pergi. Mana mungkin Anna akan pergi meninggalkan suaminya yang sangat dia cintai, jika Kavin tidak menyuruhnya pergi.

Itulah yang ada dipikiran Bella saat Kavin berkata bahwa Anna pergi meninggalkannya.

Kavin menggenggam erat stir mobil melampiaskan rasa frustasi. Kavin menyadari betapa bersalahnya dia kepada Anna. Benar apa yang telah Mamanya katakan, bahwa dirinya orang yang paling JAHAT.

Kavin sangat jahat telah menuduh Anna berselingkuh, dan lebih gilanya lagi Kavin ingin menceraikan istrinya.
"Bodoh," sentaknya. Kavin memukul stir cukup keras, "Aku sadar Anna, aku sangat berdosa kepadamu. Aku selalu membuatmu terluka..." Teriak Kavin, dia mencoba mengeluarkan rasa sesak di dada.

Kavin mempercepat laju mobil. Sungguh dia tidak peduli apa pun lagi. Hal yang terpenting baginya saat ini adalah dia segera menemukan Anna memohon ampun kepada istrinya itu. Kavin harus segera mengakui kesalahannya dan membawa Anna kembali kerumah.

Mobil Camry hitam itu berheti dengan suara rem berdecit, Kavin memparkirkan mobilnya dengan asal di halaman depan bangunan rumah sederhana. Kavin segera keluar dari mobil dengan tergesa-gesa membawa kaki jenjangnya berlari kencang menelusuri lorong panti yang terlihat sangat sepi.

Kavin mengetuk pintu kayu yang terlihat sudah mulai keropos dengan tidak sabar, dia terlalu panik sehingga tidak menyadari keberadaan tombol bel di sisi pintu.

Tidak lama pintu itu terbuka, menampakan seorang wanita paruh baya yang langsung menatapnya dengan senyuman hangat.

"Bunda, apa Anna datang kemari?" Tanpa basa-basi Kavin langsung menodong peryanyaan itu, dia tidak sabar ingin mengetahui beradaan istrinya.

Wanita tua itu memperhatikan penampilan Kavin yang terlihat sangat kacau dengan mata memerah.
"Masuk dulu," Bunda Yanti membawa Kavin ke dalam ruang tamu. Dia pergi ke belakang tidak lama membawakan satu gelas teh hangat. "Diminum,Vin."

Kavin meraih cangkir itu lalu membawa ke depan mulutnya yang sedari tadi terus gemetar.

"Anna ada di kamar."

Kavin sontak langsung menolehkan kepalanya ke arah wanita tua itu, "Apa dia baik-baik saja, Bun?" Tanyanya sangat khawatir.

"Iya, Anna baik-baik saja." Bunda Yanti mencoba meyakinkan Kavin. Dia tidak tega melihat menantu disampingnya terlihat sangat gelisah.

Pure LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang