2.Bali (bag 1)

21 1 0
                                        

Ini adalah pertama kalinya aku menginjakkan kaki di bali.cukup aneh memang kedua orang tuaku entah kenapa tak pernah mengajakku mengunjungi saudara di bali.selalu ada-ada saja alasan sewaktu aku merajuk liburan ke bali.dan sekarang aku tahu kenapa.

Langit malam pertama di bali cukup mengesankan.bulan sedang bersinar penuh diatas sana bagai menyambut kedatanganku.deretan lampu-lampu disepanjang jalan mempercantik wajah bali.yah…bali memang kota yang indah …surga bagi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.bahkan lebih banyak yang lebih mengetahui bali daripada Indonesia itu sendiri.

Kedatangan kami berdua telah ditunggu oleh wa made ayahnya mas adit.memang masih canggung sebenarnya memakai panggilan itu karena jelas sekali budaya orang jawa beda dengan budaya orang bali.seperti misalnya mas adit.ia bilang kok aneh ya kamu manggil aku mas.gak biasa katanya.tapi ia tak keberatan sama sekali.

“bagaimana perjalanmu nes…menyenangkankah?”Tanya wa made yang hanya aku jawab dengan anggukan saja.tampaknya wa made tahu kalau aku sudah sangat kecapekan sehingga sudah tak bertanya-tanya lagi padaku.

Didalam mobil kepalaku sudah terlampau berat untuk ku topang sendiri.ngantuknya itu lho sudah sangat akut.mungkin hanya butuh beberapa menit aku telah tertidur lelap.

Wa made membangunkanku ketika kami telah sampai dirumah. aku mengecek jam …sudah pukul 00.33 dini hari sudah cukup larut. penghuni yang lain telah teridur semua.wa made menyuruh mas adit untuk membawakan koperku dan mengantarkanku ke kamar yang telah disiapkan.

“kamu tidur dikamar ini…kamarku ada disebelah kalau butuh apa-apa cari saja aku”pesan mas adit setelah mengantarkanku..akhirnya aku bias rebahan dan melepas semua penat dan kantuk yang sudah aku tahan sedari tadi.

Saking capeknya aku tak sadar sudah jam berapa sekarang.aku saja terbangun saat wa made mengetuk-ngetuk pintu.
“bangun nes..kamu sudah shalat belum” wa made mengingatkanku.aku tersentak dan reflek melihat jam…sudah hampir pukul 6 pagi…aku segera berlari mengambil wudzlu dan shalat…sudah kesiangan tapi tetap harus diqada’ segera.


the journeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang