Mungkin terlihat tenang, tapi Mingyu juga sebenarnya merasa gugup dan khawatir soal perjalanan mereka ini. Entah pilihan yang tepat atau bukan, tapi mereka memang harus terus maju. Tak bisa hanya terus bersembunyi entah sampai kapan di sana, gerbang rumah sudah di hadapan mereka. Entah mengapa semuanya sontak berhenti di hadapan gerbang tersebut, menatap satu sama lain dengan canggung.
"Hei tunggu, di mana Midam hyung?" tanya Yunseong.
Seketika mereka menyadari tidak ada Lee Midam bersama mereka. Namun ke khawatiran itu sirna saat melihat Midam sudah mendekat ke arah mereka dengan santainya.
"Tunggu apalagi, ayo." Dengan santai Hangyul maju pertama dan menjadi yang pertama keluar dari gerbang rumah itu. Lalu diikuti Kim Yohan dan Kim Mingyu, barulah Wooseok dan Midam menyusul.
Sementara Yunseong dan Sihoon yang ditahan oleh Yaera dan Sunhee hanya terdiam dengan tatapan datar. Sihoon menatap Yaera yang terlihat begitu cemas, merogoh sesuatu pada kantung celananya dan memberikan pada gadis itu.
"Makan ini, cepat. Biasanya yang dapat menenangkanmu hanya permen karet kan." Yaera langsung merebut permen karet itu dari Sihoon, dan membaginya bersama Sunhee.
Yunseong juga tidak mengerti kenapa gadis bernama Han Yaera itu sangat terobsesi dengan permen karet, namun kala melihat Sunhee sudah lebih tenang seraya mengunyah permen karet itu ia buang jauh-jauh pemikirannya tadi. Saat mendengar suara Hangyul yang memanggil mereka, akhirnya 4 orang itu keluar dari gerbang.
Memandang sekitar dengan was-was, Yohan memimpin perjalanan karena ia sudah menghafal rute perjalanan mereka. Para gadis ditempatkan di tengah untuk mengurangi kemungkinan terjadi hal yang gegabah tentunya. Sunhee mendengus mendengar hal itu dari Yunseong, tapi ia malas berdebat jadi hanya gadis itu iyakan.
Mingyu berjalan tepat di belakang Yohan, memandang punggung kakaknya dengan raut gusar. Banyak hal yang ingin ia katakan pada Yohan, tentu saja tentang ke khawatirannya bertemu dengan orang tua mereka. Meski Yohan sudah berkali-kali meyakinkannya, tapi Mingyu masih merasa janggal.
Apa mungkin orang tuanya memberitahu semua ilmuwan di sana akan keberadaan mereka, lalu mereka dipancing sendiri untuk menuju ke sana dan dijadikan kelinci percobaan. Mingyu lantas menggelengkan kepalanya, menyadari kalau pemikirannya sudah terlalu berlebihan. Tapi, ia tetap larut pada pikirannya sendiriㅡhingga menabrak punggung Yohan.
"Kim Mingyu kenapa melamun? Jangan bilang kau masih memikirkan hal itu?"
Mendapati sang adik yang menabrak punggungnya, Yohan lantas berbalik. Menatap Mingyu yang kini tengah menunduk. Matanya mendapati tatapan bingung dari teman-temannya, tapi Yohan hanya akan fokus pada Mingyu. Ia mengusap pelan bahu Mingyu, "Mereka tidak akan melakukan itu Mingyu, kendalikan dirimu. Sudah kubilang semua yang ada dipikiranmu itu tidak benar. Ayo, kita lanjutkan perjalanan ini."
Sunhee menyikut pelan Yunseong, kala pemuda Hwang itu menitikkan fokusnya pada Sunhee maka gadis itu menyuruh Yunseong untuk mendekat "Hei, menurutmu apa yang mereka bahas?" raut si Chae terlihat sangat penasaran saat ini. Yunseong terkekeh pelan, mengusak surai si gadis "Bukan urusan kita. Abaikan saja."
Yaera menarik tas Hangyul secara tiba-tiba, membuat pemuda Lee itu tertarik mundur. Ia hampir saja meledakkan emosinya kalau saja tak melihat raut ketakutan gadis itu. Sihoon yang melihat pergerakan Yaera itu langsung saja mensejajarkan posisi dengan Yaera dan Sihoon.
"Hei ada apa?" bisik Sihoon pelan, saat melihat wajah Yaera yang berangsur-angsur menjadi pucat pasi.
"K-kalian lihat itu?" gadis itu menyorot secara sekilas pada satu tempat dengan senternya. Ia tidak berani menyorotnya terlalu lama, takut-takut mengundang perhatian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Restraint Wall✔
FanfictionApa jadinya kalau tiba-tiba populasi di kota menghilang. Meninggalkan mereka yang harus bertahan hidup menghadapi makhluk-makhluk aneh yang tiba-tiba muncul? "Mereka atau ilmuwan gila itu yang menginginkan kita?" "Keduanya." PRODUCE X 101 Cast lain...