Sunhee langsung menembak seseorang yang hampir menyergap Yohan dari belakang.
"Astaga, curang sekali lewat
belakang." gumam gadis Chae itu pada sosok yang telah terkulai lemas dengan darah yang mengalir dari dadanya."Ayo kita ke sana, sebelum para penjaga yang lainnya datang." Ujar Wooseok dan berusaha bergerak cepat namun tetap hati-hati, karena ia tau kalau kaki Sihoon terasa sakit luar biasa.
Langkah kaki yang dibuat cepat untuk segera bersembunyi membuat napas mereka memburu. Sihoon perlahan berusaha untuk dudukㅡdibantu oleh Yunseong. Pemuda Kim itu meringis karena merasa sakit yang luar biasa di kakinya. Yaera mendekat, meski tidak mengatakan apa-apa gadis itu jelas terlihat begitu khawatir.
Sihoon diam-diam menatap Yaera yang kebingungan melihat luka tembak di kakinya. Gadis itu tampak cemas karena tidak tau harus berbuat apa.
"Kenapa aku harus meninggalkan ekstrak bungaku di studio sih." Gerutunya kesal karena tidak bisa berbuat apapun untuk Sihoon.
"Tidak apa, hal ini tidak akan membuatku sekarat."
Yaera mendengus mendengar hal tersebut, namun ia terkejut saat tiba-tiba Hangyul datang dan meletakkan sepotong kain pada luka Sihoon. Membawa tangan Yaera ke atas kain itu dan sedikit menekannya.
"Tekan di sini, untuk mencegah pendarahannya dan tidak akan membuatnya sekarat." Ucap Hangyul seraya menatap Sihoon dan tersenyum menyebalkan. Lalu pemuda Lee itu berlalu, mendekat pada yang lainnya yang tampak sedang membahas rencana.
"Yaera," panggil Sihoon yang hanya dibalas gumaman kecil "Jawab aku."
"Apa?" balas si gadis akhirnya.
"Maaf soal ucapanku tadi."
Yaera mengangguk, toh sebenarnya ucapan Sihoon tidak salah "Belikan aku permen karet rasa blueberry setelah keluar dari sini nanti." Dan Sihoon tidak dapat menahan diri untuk tidak tersenyum.
"Kita tidak bisa berlama-lama di sini, waktu kita sedikit." Ujar Midam seraya kembali melihat jam tangannya.
Mereka semua tentunya setuju, karena akan berbahaya jika terus ada di sini. Mingyu memantau keadaan, mengintip dari balik kontainer ituㅡtidak ada tanda-tanda orang lain selain mereka di sini. Tapi tentunya hal itu membuat mereka semakin waspada.
"Sebentar, bagaimana kita bisa lolos dari tembok tinggi itu?" tanya Sunhee
Midam tersenyum tipis "Ditengah-tenganya ada gerbang tentu saja, kau pikir bagaimana mereka bisa keluar dari sini kalau benar-benar tertutup tembok tinggi itu?" Sunhee mengangguk menanggapi ucapan Midam.
"Baik, kalau begitu pintu keluar kita sudah dekat, sepertinya kita butuh sesuatu untuk mengalihkan perhatian mereka." Usul Yunseong, semuanya tampak setuju dengan hal tersebut.
"Kita ledakkan saja." kata Hangyul membuat fokus semua orang berpusat padanya.
"Apaa? Aku tidak sedang bercanda, kontainer ini berisi senjata-senjata asal kalian tau." Lanjutnya lagi dengan datar.
"Tunggu, sepertinya itu bukan ide yang buruk. Tapi sepertinya kontainer ini terkunci." Chae Sunhee menggapai gembok di pintu kontainer tersebut.
"Itu gampang, berikan jepit rambutmu padaku. Tidak apa kalau aku rusak kan?"
***
Karena tembok tinggi itu dibangun sebagai perbatasan kota ini dari dunia luar, sudah pasti cukup luas dan ada para penjaga di beberapa titiknya. Meski sudah dibatasi tembok, sebelumnya tetap ada pagar besi yang membatasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Restraint Wall✔
Hayran KurguApa jadinya kalau tiba-tiba populasi di kota menghilang. Meninggalkan mereka yang harus bertahan hidup menghadapi makhluk-makhluk aneh yang tiba-tiba muncul? "Mereka atau ilmuwan gila itu yang menginginkan kita?" "Keduanya." PRODUCE X 101 Cast lain...